Senin, 6 Oktober 2025

Sepakbola Untuk Semua: Misi Frank Amadio Beri Kesempatan Untuk Anak Kaum Marjinal

Seorang pria asal Inggris, membentuk akademi sepakbola bagi anak-anak yang termarjinalkan. Akademi itu bernama Garuda Lions

Tribunnews.com/Alfarizy AF
Frank Amadio (Bertopi) dan Pelatih Garuda Lions, Syaiful Amri (berbaju merah) usai menjalani latihan lapangan daerah Pagedangan, Tangerang, Banten. 

"Jadi, kami membuat akademi sepak bola, karena di Indonesia semua suka sepak bola. Kami memiliki pelatih, seragam, kami mengikuti perlombaan, dan semua itu gratis dan itu hasil dari sampah," sambungnya.

Singkat cerita, lima tahun berselang, Frank dan Isterinya membangun sebuah yayasan yang bernama 3K Foundation (Kesetaraan, Kemitraan, Kualitas) untuk mewadahi B 24 HABS.

"Pada 2017, saya mulai menyadari sesuatu, beberapa anak-anak itu mengatakan ingin serius bermain sepak bola, dan ingin menjadi pemain Timnas Indonesia," kata Frank.

"Pola pikir mereka berubah, dan itu hal yang bagus, karena biasanya anak orang miskin takut untuk bermimpi, karena mereka beranggapan tak bisa apa-apa tanpa uang," lanjut Frank dengan nada lirih.

Barulah setelah Pandemi Covid-19 menerjang, pada tahun 2022, Frank dan keluarganya yang juga telah pindah ke Pagedangan pun memutuskan untuk membangun Garuda Lions FC.

Tiga bulan yang lalu, setelah pandemi mereda, Frank memutuskan untuk anak-anak di lingkungannya yang baru untuk membangun klub profesional.

"Saya mencoba berkomunikasi dengan orang-orang dari negara lain, saya juga berkomunikasi dengan orang Indonesia untuk menjual mimpi-mimpi saya," ucap Frank.

"Kami pergi ke PSSI Tangerang untuk mendaftarkan tim, dan dalam satu minggu itu selesai, dan perlahan saya mulai membangun Garuda Lions," sebutnya.

Sepak bola dan masyarakat kelas bawah

Satu anak didik akademi sepakbola Garuda Lions
Satu anak didik akademi sepakbola Garuda Lions menenteng sepatunya usai berlatih di lapangan daerah Pagedangan, Tangerang, Banten.

Beberapa di luar lapangan nampak beberapa anak-anak tak ikut berlatih karena tidak memiliki sepatu, belakangan diketahui ada alasan tak diperbolehkan karena berbahaya untuk anak itu sendiri.

Sejurus kemudian, satu diantara anak-anak yang sedang berlatih menepi sejenak, duduk di bangku cadangan yang berbahan kayu dan melihat sepatunya yang sudah tak beralas.

"Coach Frank sepatu saya jebol, ini memang sudah enggak ada bawahnya (tapak)," ujar anak itu kepada sang pelatih.

"Oke, tidak apa-apa, kamu pakai ukuran berapa?" tanya Frank kepada anak yang memakai seragam Real Madrid itu.

Untuk kaum kelas bawah di Indonesia, sepak bola nampaknya tak menjanjikan masa depan yang cerah, hal itulah yang membuat anak-anak bertalenta itu kalah sebelum 'berperang'.

Membayar keperluan sekolah saja sulit, apalagi harus membayar sekolah sepak bola, itulah yang menjadi alasan Garuda Lions berdiri, memberikan kesempatan untuk kaum marjinal.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Arsenal
7
5
1
1
14
3
11
16
2
Liverpool
7
5
0
2
13
9
4
15
3
Tottenham
7
4
2
1
13
5
8
14
4
Bournemouth
7
4
2
1
11
8
3
14
5
Man. City
7
4
1
2
15
6
9
13
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved