Liga Inggris
Jawaban Helmy Yahya Soal Siaran Langsung Liga Inggris Dijadikan Alasan Pencopotannya dari Dirut TVRI
Pemberhentian Helmy Yahya salah satunya karena alasan tayangan siaran Liga Inggris.
Namun, pada akhirnya pembelaan Helmy ditolak oleh Dewan Pengawas sehingga ia resmi diberhentikan.
Helmy Yahya pun kaget atas pencopotan dirinya.
Di sisi lain, karyawan TVRI mengaku Helmy menunggak pembayaran honor karyawan.
Berikut rangkuman berita pencopotan Helmy Yahya dirangkum Tribunnews.com, Jumat (17/1/2020):
1. Karyawan Sebut Direksi Lakukan Pelanggaran
Pembawa berita (news anchor) sekaligus karyawan TVRI Dhoni Kusmanhadji menceritakan, gejolak stasiun televisi pertama di Indonesia itu.
Ia yang telah bekerja sejak tahun 2001 itu mengatakan, terdapat sejumlah pelanggaran yang dilakukan direksi diantaranya penggunaan anggaran yang tidak dilaporkan terbuka.
Kemudian, penunggakan hak-hak karyawan yang dilakukan dan berlangsung berbulan-bulan.
"Karyawan melaporkannya ke dewan pengawas, dan dewas menindak direksi salah satunya dengan memecat direktur utama Helmi Yahya," ujar dia saat dihubungi Tribun Jumat (17/1/2020).
Karyawan TVRI menyegel ruang dewan pengawas pada kemarin malam, Kamis (16/1/2020). Penyegelan ditengarai terkait pencopotan Helmy Yahya dari jabatan Direktur Utama TVRI. (Tribunnews.com/Dennis Destryawan)
Dhony menambahkan, saat era Helmi Yahya pula para direksi dinilai melanggar penggunaan anggaran yang berasal dari APBN.
"Karena TVRI ini dibiayai oleh APBN maka penggunannya harus digunakan dalam pengawasan oleh dewas. Selama ini direksi menjalankan administrasi TVRI tidak melaporkan pengeluran-pengeluaran APBN itu termasuk sampai penunggak honor-honor karyawan berbulan-bulan," terang Dhony.
Ia mengatakan, pemecatan yang dilakukan oleh dewas pengawas kepada Helmy merupakan buntut pelanggaran yang dilakukan direksi.
"Jadi enggak ada polemik antara Dewan Pengawas dengan direksi itu, ya ada direksi salah melaporkan ke Dewas, Dewas bertindak seperti itu, salah satunya dengan memecat direktur utama Helmi Yahya," lanjutnya.
Para karyawan berharap, TVRI bisa berjalan tanpa ada kebijakan yang merugikan pekerja itu sendiri.
"Kami berharap ada solusi, TVRI seperti sedia kala yang benar jangan dijalankan seenaknya. Kami bekerja di media, siang malam lembur, tapi bagaimana kalau ditunda dibayarnya," ungkap Dhony.