Program Makan Bergizi Gratis
Jumlah Korban MBG Terkini Naik Menjadi 10.842, JPPI Sebut Penutupan Sebagian SPPG Tidak Efektif
JPPI mencatat, hingga 4 Oktober 2025, ada total 10.842 anak menjadi korban keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat, hingga 4 Oktober 2025, ada total 10.842 anak menjadi korban keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program MBG merupakan program pada pemerintahan Prabowo Subianto yang berjalan secara bertahap sejak 6 Januari 2025. MBG menargetkan siswa-siswi PAUD hingga SMA/SMK serta ibu hamil dan menyusui yang bertujuan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan gizi seluruh masyarakat.
Baca juga: Korban Keracunan MBG Bisa Ajukan Ganti Rugi, Ini Penjelasan dan Ketentuan LPSK
Sebagai bentuk tanggung jawab, JPPI mendesak agar dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ditutup seluruhnya untuk sementara waktu.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) telah menonaktifkan sejumlah SPPG pada Senin 29 September 2025.
Sayangnya penutupan itu hanya berlaku pada sebagian kecil SPPG.
Sementara ribuan dapur lain yang tetap beroperasi, seolah diabaikan dari potensi bahaya yang sama.
Baca juga: BPJPH Proses 5.000 Sertifikasi Halal Untuk SPPG Makan Bergizi Gratis
Catatan JPPI, dalam sepekan pasca penutupan sebagian SPPG (29 September–3 Oktober 2025), jumlah korban justru naik menjadi 1.833 anak.
Dengan demikian, total korban keracunan MBG hingga 4 Oktober 2025 menembus 10.482 anak.
“Dapat disimpulkan, penutupan sebagian SPPG tidak efektif. BGN harus segera menghentikan seluruh SPPG* di Indonesia sebelum korban bertambah lebih banyak,” tegas Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji.
Pihaknya beralasan, desakan penutupan ini dikarenakan akar masalah MBG jauh lebih kompleks daripada sekadar kasus keracunan, seperti lemahnya standar pengawasan, distribusi bahan pangan yang tidak layak, hingga manipulasi data pelaporan.
Lebih rinci JPP juga menemukan sejumlah fakta sepanjang pekan ini (29 September–3 Oktober 2025):
Kasus menyebar ke dua provinsi baru. Sumatera Barat (122 anak) dan Kalimantan Tengah (27 anak) kini tercatat sebagai wilayah baru dalam daftar korban keracunan MBG.
Lima provinsi dengan korban terbanyak pekan ini. Jawa Timur (620 anak), Jawa Barat (555 anak), Jawa Tengah (241 anak), Sumatera Barat (122 anak), dan Nusa Tenggara Timur (100 anak).
Ada gelombang penolakan dari sekolah dan orang tua murid di berbagai daerah: Tasikmalaya, Madura, Agam, Yogyakarta, Jakarta, Serang, Semarang, Batu, Polewali Mandar, dan Rembang.
Terjadi intimidasi terhadap masyarakat dan jurnalis.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.