Senin, 6 Oktober 2025

Animator Pakistan Junaid Miran Batal Gugat Kreator Film Merah Putih: One For All, Ini Alasannya

Sebelumnya, animator Pakistan Junaid Miran, ingin gugat pembuat film Merah Putih: One For All, karena menggunakan enam karakter ciptaannya tanpa izin.

X(twitter)
POSTER FILM ANIMASI - Poster film animasi Merah Putih One For All yang menuai kontroversi lantaran proses produksinya menghabiskan anggaran nyaris Rp 7 Miliar namun kualitasnya buruk. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Animator 3D asal Pakistan, Junaid Miran, mengurungkan niatnya melayangkan gugatan terhadap pembuat film animasi Merah Putih One For All.

Sebelumnya, ia berencana melayangkan gugatan karena pembuat film animasi Merah Putih: One For All, menggunakan enam karakter ciptaannya tanpa izin.

Namun, ia mengurungkan niat tersebut setelah dihubungi Bintang Takari, kreator film Merah Putih: One Fol All.

"Kita telah memenangkan pertarungan ini," kata Junaid dikutip dari YouTube Junaid Miran, Kamis (4/9/2025).

"Pencipta filmnya, Pak Bintang Takari menghubungi Junaid secara langsung," lanjutnya.

Dari percakapan itu, Junaid merasa sudah mendapatkan apa yang menjadi haknya, yaitu kredit atas karya yang digunakan.

Dengan begitu, ia menilai tak perlu lagi melanjutkan rencana tuntutannya.

Baca juga: Netizen Indonesia Dukung Animator Pakistan Gugat Pembuat Film Animasi Merah Putih: One For All

"Tanpa pengacara, tanpa permusuhan, hanya dua seniman yang berbicara secara terbuka," ujar Junaid.

"Karena pertarungan ini tidak pernah tentang uang, tidak pernah tentang menjatuhkan seseorang, ini tentang sesuatu yang sangat sederhana, kredit, pengakuan atas karya Junaid," tambahnya.

Junaid bahkan berencana mengembalikan dana yang sempat dikumpulkan melalui penjualan karyanya. 

Dana tersebut awalnya disiapkan untuk membiayai perjalanannya dalam mengajukan tuntutan hukum.

Ia menjelaskan, proses pengembalian dana akan disediakan melalui opsi refund. 

Sebelumnya, netizen menyoroti ada enam karakter film Merah Putih One For All yang diperoleh dari marketplace. 

Enam karakter dalam film itu diketahui merupakan karya Junaid.

Ia pun sempat menyatakan tidak pernah memberikan izin terkait penggunaan aset karyanya untuk film tersebut.

Berbekal dukungan besar dari masyarakat Indonesia, Junaid akhirnya sempat berniat menuntut pihak pembuat film. 

Namun, sebagai seniman independen dari negara berbeda, ia membutuhkan biaya untuk proses hukum sehingga menggalang dana.

(Tribunnews.com/ M Alivio Mubarak Junior)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved