Kontroversi Film Animasi Merah Putih
Alasan Penonton Saksikan Film Merah Putih One for All, Karena Penasaran? Cek Faktanya
Benarkah alasan penonton tertarik menyaksikan film Merah Putih One for All karena penasaran? Cek faktanya.
Penulis:
M Alivio Mubarak Junior
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film animasi Merah Putih One for All tayang di bioskop sejak kemarin Kamis, 14 Agustus 2025.
Sebelum penayangan, film ini mendapat beragam kritik karena dinilai kualitasnya yang buruk, hal ini terlihat dari trailer yang beredar di sosial media.
Baca juga: Film Animasi Merah Putih One For All Hanya Ditonton Tiga Orang Saat Tayang Perdana di Bioskop
Film animasi Merah Putih One For All merupakan film karya anak bangsa yang mengangkat semangat menyambut Hari Kemerdekaan.
Dilihat Tribunnews melalui aplikasi TIX ID, hanya 7 bioskop XXI di Jabodetabek yang menayangkan film ini.
Pembeli juga terlihat sepi, berdasarkan data yang dilihat di TIX ID beberapa menit sebelum film di mulai.
Satu di antaranya saat pukul 16.00 WIB di Kelapa Gading XXI, hanya 1 orang yang sudah membeli tiket.
Sementara pantauan di Kelapa Gading XXI pada malam hari atau film terakhir Merah Putih One for All diputar, tampak sepi.
"Tadi di dalam ada beberapa sih cuma kayaknya ga sampai 10 orang," kata Sisil, salah satu penonton kepada Tribunnews di Kelapa Gading XXI, Jakarta Utara, Kamis (14/8/2025) malam.
Salah satu petugas XXI yang enggan disebutkan namanya juga menjelaskan bahwa film Merah Putih One for All hari pertama di Kelapa Gading XXI sangat sepi tapi tetap ada yang datang menonton.
Bahkan katanya di jam siang, hanya ada 3 orang saja yang membeli tiketnya.
"Tadi siang juga cuma 3 orang, sepi tapi agak menjelang sore lumayan," ujar petugas di XXI itu.
Alasan Menonton karena Penasaran Kontroversi
Sisil menjelaskan alasan tertarik menyaksikan film Merah Putih One for All karena penasaran.
Pasalnya film Merah Putih One for All belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial.

"Penasaran aja iseng, pas lihat ternyata emang kualitasnya ga banget, ceritanya sih oke aja," ujar Sisil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.