Royalti Musik
Carut-marut Royalti Musik di Indonesia, Sistem Digital Diyakini Jawab Keluhan Musisi
Vedy menegaskan, solusi yang mereka bangun bukan sekadar pemutar musik, melainkan infrastruktur tata kelola royalti yang utuh.
Bahkan ia sampai membuat petisi agar WAMI diaudit.
Masalah itu hingga kini belum menemui titik terang. Namun, dalam suasana tersebut, VNT Networks, perusahaan teknologi nasional, menghadirkan sistem digital sebagai solusi carut-marut royalti musik Indonesia.
Presiden Direktur VNT Networks, Vedy Eriyanto, meyakini sistem digital bisa menjawab kebuntuan tata kelola royalti yang selama ini dikeluhkan musisi dan pelaku usaha.
“Sejak 2023 sudah ramai ribut soal royalti. Banyak yang bingung harus komunikasi ke mana. Kami akhirnya pelajari dari hulu ke hilir, termasuk regulasi PP 56/2021. Dari situlah kami kembangkan sistem agar semua lebih transparan,” ujar Vedy Eriyanto di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (19/8/2025).
VNT Networks kemudian memperkenalkan empat platform digital: Velodiva untuk pemutaran musik di ruang komersial, Velostage untuk pencatatan musik di acara live, Sistem Informasi Lagu dan Musik (SILM), serta Pustaka Data Lagu dan Musik (PDLM).
Velodiva, menurut Vedy, memungkinkan hotel, restoran, atau pusat hiburan memainkan musik secara legal sekaligus otomatis melaporkan penggunaannya ke Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN).
Menggunakan Ccara tersebut, royalti bisa tercatat lebih akurat tanpa bergantung pada survei manual.
“Kalau pakai alat deteksi konvensional, hasilnya acak dan noise besar. Kami membangun teknologi agar laporan jelas dan real-time,” kata Vedy.
Sementara SILM dan PDLM berfungsi sebagai tulang punggung tata kelola.
SILM menampung dan mengolah data penggunaan musik dari berbagai sektor, sementara PDLM menjadi pustaka metadata lagu, baik lokal maupun internasional.
Sistem ini, kata Vedy, menjawab masalah klasik yang kerap dipersoalkan musisi.
"Ari Lasso pernah klaim lagunya diputar di banyak tempat tapi royalti yang diterima kecil. Itu karena hulu sistemnya tidak jelas. Ada yang bayar tapi tidak lapor, ada yang tidak bayar sama sekali," jelasnya.
Vedy menegaskan, solusi yang mereka bangun bukan sekadar pemutar musik, melainkan infrastruktur tata kelola royalti yang utuh.
"Royalti di Indonesia masih pakai sistem blanket license. Kami ingin bantu agar prosesnya lebih adil. Begitu pengguna bayar langganan, laporan otomatis masuk, distribusi jelas, semua transparan," katanya.
Adapun Velostage disiapkan untuk dunia konser dan acara langsung. Melalui platform ini, promotor bisa mendeklarasikan daftar lagu yang dimainkan, artis yang tampil, hingga lokasi acara.
Royalti Musik
Bahas RUU Hak Cipta di DPR, Ahmad Dhani Hampir Diusir karena Menyela Ariel dan Judika |
---|
Ariel NOAH Berharap Ada Kejelasan soal Tata Kelola Royalti: Kasihan Penyanyi jadi Takut |
---|
Besok DPR akan Rapat Bahas Peta Masalah Royalti Musik |
---|
Rapat Perdana Tim Perumus Revisi UU Hak Cipta Digelar Rabu Besok |
---|
Keras ke WAMI dan LMK, Tompi Tegaskan Kritiknya untuk Lembaga Bukan Personal |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.