Kamis, 2 Oktober 2025

Kontroversi Film Animasi Merah Putih

Penjelasan LSF Soal Penayangan Film Merah Putih One For All

Tayang saat menuai kritik, Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Naswardi memastikan film animasi Merah Putih One For All layak untuk ditonton.

X(twitter)
FILM ANIMASI - Cuplikan film animasi Merah Putih One For All yang menuai kontroversi. Animasi film tersebut dianggap kaku dan tidak sesuai standar industri. Cerita dan grafis dari film yang rencananya akan tayang menjelang HUT ke-RI tersebut bahkan dianggap jauh di bawah standar film animasi modern, padahal sudah menghabiskan anggaran nyaris Rp 7 Miliar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film animasi Merah Putih One For All dijadwalkan tayang di bioskop, Kamis (14/8/2025) hari ini.

Baca juga: Tuai Kritik, Film Merah Putih One For All Tetap Tayang Hari Ini, Berikut Jadwal dan Daftar Bioskop

Film Merah Putih One For All merupakan film karya anak bangsa yang mengangkat semangat menyambut Hari Kemerdekaan yang bercerita tentang sekelompok anak yang terpilih menjadi Tim Merah Putih.

Jelang perilisan film Merah Putih One For All mendapat banyak kritik karena kualitasnya.

Kendati begitu, Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Naswardi memastikan film tersebut layak untuk ditonton karena tidak ada pelanggaran konten di dalamnya.

"Berdasarkan hasil penilaian dan penelitian yang dilakukan oleh kelompok penyensoran, film ini tidak melanggar kriteria yang berlaku. Artinya, semua kriteria yang kami miliki dalam proses penilaian terpenuhi," kata Naswardi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (13/8/2025).

Baca juga: Film Animasi Rp6,7 M Dihujat, 5 Animator Indonesia Ini Buktikan Talenta di Industri Film Global

LSF adlah sebuah institusi resmi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang bertugas menyensor dan mengklasifikasikan film serta iklan film sebelum ditayangkan kepada publik di Indonesia.

Maka itu menjadi alasan film tersebut tersebut memperoleh Surat Tanda Lulus Sensor (STLS) dengan klasifikasi usia Semua Umur (SU).

Sehingga LSF menerbitkan STLS untuk Merah Putih One For All pada 5 Juli 2025, dan film ini berhak tayang di seluruh jaringan bioskop Indonesia.

Naswardi menjelaskan, penilaian dilakukan mengacu pada kriteria sensor khusus animasi yang mencakup tiga aspek utama yaitu tema, konteks, nuansa, dan dampak. 

Ada pula acuan pendukung, seperti judul film, dialog dan monolog, visualisasi, serta teks (jika merupakan film animasi asing).

Dalam aspek visualisasi, LSF menilai enam unsur, antara lain ada atau tidaknya adegan kekerasan, pornografi, penggunaan atau peredaran narkotika, perendahan martabat manusia, penghinaan terhadap suku, agama, perempuan, atau kelompok tertentu, serta pelanggaran hukum. 

Berdasarkan aspek-aspek tersebut, LSF mengategorikan film dalam klasifikasi usia Semua Umur, 13+, 17+, atau 21+.

"LSF tidak memiliki kewenangan untuk menilai kualitas film, baik itu rendah, tinggi, buruk, atau baik. Penilaian kualitas sepenuhnya menjadi ranah kritikus film atau penonton," jelas Naswardi.

Ia menegaskan, LSF menerima semua film untuk diproses tanpa diskriminasi, serta terbuka terhadap masukan dari publik, kreator, dan pelaku industri terkait kualitas sinematografi maupun aspek lainnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved