Kontroversi Film Animasi Merah Putih
Perbandingan Film Animasi Merah Putih One For All vs Jumbo: Kualitas, Anggaran, dan Respons Publik
Perbandingan dua film animasi Indonesia, Merah Putih dan Jumbo, dari anggaran, kualitas, hingga respons publik yang berbanding terbalik.
TRIBUNNEWS.COM - Dua film animasi lokal, Merah Putih: One For All dan Jumbo, menjadi sorotan publik dengan cara yang sangat berbeda.
Meski sama-sama mengangkat semangat kebangsaan, kualitas produksi, anggaran, dan respons penonton terhadap keduanya menunjukkan kontras yang mencolok.
Merah Putih: One For All, yang digarap dalam waktu kurang dari dua bulan dengan anggaran Rp6,7 miliar, menuai kritik tajam karena animasi yang dianggap kaku dan tidak sesuai standar industri.
Sementara itu, Jumbo dipuji sebagai tonggak baru animasi Indonesia, dengan visual memukau dan cerita yang menyentuh jutaan penonton.
Artikel ini mengulas perbandingan menyeluruh antara keduanya dari tema cerita, proses produksi, hingga bagaimana publik menanggapi masing-masing film.
Mana yang benar-benar layak disebut sebagai kebanggaan animasi Indonesia?
Baca juga: Netizen Sibuk Bandingkan Animasi Merah Putih One for All dan Jumbo, Angga Sasongko Bersuara
Merah Putih: One For All
Merah Putih: One For All adalah film animasi Indonesia bertema nasionalisme yang dijadwalkan tayang di bioskop mulai 14 Agustus 2025, menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80.
Film ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo di bawah Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, dengan Toto Soegriwo sebagai produser utama dan Endiarto serta Bintang Takari sebagai sutradara dan penulis naskah.
Sinopsis Singkat
Film ini mengisahkan:
Sebuah desa yang bersiap menyambut Hari Kemerdekaan.
Tiga hari sebelum upacara, bendera pusaka Merah Putih hilang secara misterius.
Delapan anak dari latar budaya berbeda (Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa) membentuk “Tim Merah Putih”.
Mereka menjalani misi heroik untuk menemukan dan mengibarkan kembali bendera tersebut tepat pada 17 Agustus.
Kontroversi dan Kritik
Film ini menjadi sorotan karena:
Anggaran besar: Rp6,7 miliar, namun kualitas animasi dinilai buruk dan kaku.
Waktu produksi sangat singkat: hanya sekitar dua bulan.
Dugaan penggunaan aset visual stok dari situs animasi seperti Reallusion.
Respons publik negatif: trailer yang dirilis di YouTube dibanjiri kritik dan meme.
Film ini dimaksudkan sebagai simbol persatuan dan semangat kebangsaan, namun justru memicu perdebatan soal kualitas, transparansi anggaran, dan etika produksi.
Baca juga: Sukses Raih 10 Juta Penonton, Kementerian Ekraf dan Kemlu Dukung Film Jumbo Go Global

Film Jumbo
Film Jumbo (2025) adalah film animasi fantasi petualangan asal Indonesia yang meraih kesuksesan luar biasa dan menjadi fenomena nasional.
Disutradarai oleh Ryan Adriandhy dalam debut penyutradaraannya, film ini diproduksi oleh Visinema Studios dan dirilis pada 31 Maret 2025.
Sinopsis Cerita
Film ini mengisahkan:
Don, anak yatim piatu berusia 10 tahun yang bertubuh besar dan sering diejek dengan sebutan “Jumbo”.
Ia memiliki buku dongeng warisan orang tuanya yang menjadi sumber inspirasi dan pelarian dari dunia yang tidak ramah.
Don ingin membuktikan dirinya dengan mengikuti pertunjukan bakat, menampilkan sandiwara panggung berdasarkan buku dongeng tersebut.
Namun, buku itu dicuri oleh seorang perundung bernama Atta.
Dalam pencariannya, Don bertemu Meri, seorang anak dari dunia lain yang juga mencari orang tuanya.
Petualangan ajaib pun dimulai, mengajarkan Don tentang persahabatan, keberanian, dan kepercayaan diri.
Fakta Menarik
Durasi: 102 menit
Bahasa: Indonesia
Pendapatan kotor: Rp360–380 miliar (perkiraan), menjadikannya film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa
Pengisi suara: Prince Poetiray, Quinn Salman, Bunga Citra Lestari, Ariel NOAH, Angga Yunanda, dan lainnya
Diproduksi selama 5 tahun oleh lebih dari 400 kreator lokal
Akan tayang di 17 negara, termasuk Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat
Rating IMDb
Perbandingan Film Jumbo vs Merah Putih: One For All
Genre & Tema
Jumbo
Fantasi petualangan, persahabatan, kepercayaan diri
Merah Putih: One For All
Nasionalisme, persatuan anak-anak Nusantara
Sutradara
Jumbo
Ryan Adriandhy (komika, debut penyutradaraan)
Merah Putih: One For All
Endiarto & Bintang Takari
Studio Produksi
Jumbo
Visinema Studios
Merah Putih: One For All
Perfiki Kreasindo (Yayasan Usmar Ismail)
Durasi Produksi
Jumbo
5 tahun (2020–2025)
Merah Putih: One For All
Sekitar 2 bulan (Juni–Agustus 2025)
Anggaran
Jumbo
Rp40–70 miliar (perkiraan)
Merah Putih: One For All
Rp6,7 miliar
Pengisi Suara
Jumbo
Cinta Laura, Ariel NOAH, Angga Yunanda, BCL, dll
Merah Putih: One For All
Tidak banyak nama besar
Jumlah Penonton
Jumbo
>10 juta (terlaris sepanjang masa di Indonesia)
Merah Putih: One For All
Belum diketahui, tapi viral karena kontroversi
Kualitas Animasi
Jumbo
Dianggap setara standar internasional, visual rapi dan detail
Merah Putih: One For All
Dinilai kaku, seperti proyek tugas sekolah
Cerita & Pesan
Jumbo
Menyentuh, penuh emosi dan pesan moral kuat
Merah Putih: One For All
Premis sederhana, tapi eksekusi dinilai dangkal dan penuh slogan
Tujuan Rilis
Jumbo
Hiburan keluarga, karya seni
Merah Putih: One For All
Kampanye nasionalisme menjelang HUT RI ke-80
Respons Publik
Jumbo
Pujian luas, jadi benchmark animasi lokal
Merah Putih: One For All
Kritik tajam, jadi bahan meme dan perdebatan
Kontroversi Film Animasi Merah Putih
Komentar Hanung Bramantyo Usai Nonton Film Animasi 'Merah Putih: One For All: Ada Proses Gak Jujur |
---|
Alasan Penonton Saksikan Film Merah Putih One for All, Karena Penasaran? Cek Faktanya |
---|
Film Animasi Merah Putih One For All Hanya Ditonton Tiga Orang Saat Tayang Perdana di Bioskop |
---|
Kesan Gen Z Tonton Film 'Merah Putih One for All' di Bioskop: Ceritanya Lumayan |
---|
Penjelasan LSF Soal Penayangan Film Merah Putih One For All |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.