Rabu, 1 Oktober 2025

Erupsi Gunung Anak Krakatau

Update! Gunung Anak Krakatau Terus Alami Erupsi hingga 61 Kali Gempa dan Muncul Asap Putih Tebal

Berita Terbaru Gunung Anak Krakatau Terus Alami Erupsi hingga 61 Kali Gempa dan Penjelasan PVMBG soal hal tersebut dan rekomendasi aman dari PVMBG

Penulis: Umar Agus W
Tribunnews.com/ Amriyono
Gunung Anak Krakatau terpantau dari KRI Torani 860 yang berjarak 10 mil Jumat (28/12/2018) siang - Update! Gunung Anak Krakatau Terus Alami Erupsi hingga 61 Kali Gempa dan Muncul Asap Putih Tebal 

Yaitu di dalam kompleks Gunung Krakatau yang dibatasi oleh Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang.

2. Masyarakat agar menyiapkan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu.

Untuk diketahui mengutip dari TribunLampung Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) Pada Sabtu (5/1/2019) di Selat Sunda kembali teramati mengeluarkan lava pijar dari kawahnya yang terpantau dari CCTV pos Sertung pada malam hari.

Petugas Pos Pantau GAK di Desa Hartopancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Suwarno mengatakan, sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, Sabtu (5/1/2019) gunung api yang berada di Selat Sunda itu dari data Magma VAR teramati mengeluarkan gempa letusan dengan amplitudo 17-28 mm dan durasi 45-108 detik.

"Untuk gempa embusan tercatat sebanyak 9 kali dengan amplitudo 10-22 dan durasi 45-87 detik," kata dia.

Masih teramati adanya gempa tremor menerus (mikrotremor) dengan amplitudo 2-12 mm (dominan 7 mm). Dan tidak terdengar suara dentuman.

"Untuk status GAK masih pada level III Siaga. Dimana para pengunjung/nelayan dilarang mendekati kawasan gunung api dalam radius 5 kilometer," terang Suwarno.

GAK merupakan gunung api yang tumbuh di lokasi bekas letusan dahsyat Krakatau pada 1883 silam. Gunung api ini mulai muncul ke permukaan laut sejak tahun 1930

Baca: Ranking Gunung Paling Indah Di Dunia: Gunung Castle jadi Bagian dari Kerhormatan Perang Dunia II

Sejak saat itu GAK terus tumbuh. Selama kurun waktu 88 tahun kehadirannya, GAK terus menunjukkan fluktuasi aktivitas vulkaniknya.

Sebelum mengalami erupsi hebat pada Sabtu (22/12/2018) lalu yang memicu tsunami Selat Sunda, GAK sudah beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas vulcanik.

Petugas Pos Pantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Suwarno. TRIBUN LAMPUNG/DEDI SUTOMO
Petugas Pos Pantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Suwarno. TRIBUN LAMPUNG/DEDI SUTOMO (Tribun Lampung/Dedi Sutomo)

Tercatat terakhir GAK sempat mengalami erupsi cukup hebat pada bulan September 2012. Dimana semburan debu vulkanik GAK sempat membuat heboh warga Bandar Lampung dan Pesawaran.

Pada tahun 2018 ini, GAK Mulai menunjukan peningkatan aktivitasnya sejak bulan Juni lalu.

Aktivitas gunung api di Selat Sunda ini terus mengalami pasang surut.

Baca: PVMBG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Banjir Lahar Dingin dan Erupsi Susulan Gunung Agung, Bali

Puncaknya terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu adanya longsoran matrial ke laut yang memicu terjadinya stunsami Selat Sunda.

Pasca erupsi pada pekan lalu, GAK yang semula memiliki ketinggian 338 mdpl (meter dari permukaan laut). Kini mengalami pengurangan ketinggian 2/3 badannya.

Saat ini ketinggian gunung api tersebut hanya 110 mdpl.


(Tribunnews.com/ Umar Agus W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved