Kamis, 2 Oktober 2025

Fakta Abdurrahman Baswedan, Kakek Anies Baswedan yang Dikukuhkan Jadi Pahlawan Nasional

Presiden Jokowi mengukuhkan 6 Pahlawan Nasional. Satu diantaranya adalah Abdurrahman Baswedan. Simak faktanya berikut ini.

Istimewa/Wikipedia
Abdurrahman Baswedan, kakek dari Anies Baswedan dan Novel Baswedan yang diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi, Kamis (8/11/2018). 

TRIBUNNEWS.COM,- Kakek dari Anies Baswedan, Abdurrahman Baswedan dikukuhkan menjadi pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis (8/11/2018).

Pengukuhan ini dilakukan di Istana Merdeka.

Dikutip dari Kompas.com, Anies mengatakan kakeknya diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Yogyakarta sejak 2010.

Ia juga menambahkan jika Abdruhhman Baswedan menghabiskan waku hidupnya di Yogyakarta.

Abdurrahman Baswedan lahir di Surabaya pada 9 September 1908 dan wafat di Jakarta, 16 Maret 1986.

Baca: Anies Baswedan Dapat Warisan 5000 Buku Dari Kakeknya AR Baswedan

Pada zamannya, ia dikenal sebagai seorang pemberontak dari keturunan Arab.

Berikut fakta-fakta Pahlawan Nasional Abdurrahman Baswedan yang dihimpun oleh Tribunnews.com.

1. Pelopor Orang Keturunan Arab

Abdurrahman merupakan keturunan Arab yang turut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Meskipun peranakan Arab, ia memiliki logat khas bahasa Jawa Surabaya.

Ia menjadi pelopor bagi orang-orang keturunan Arab untuk ikut bersatu membantu perjuangan Indonesia.

Ia mengajak keturunan Arab untuk menganut asas ius soli.

Dimana saya lahir, di situlah tanah air saya.

Abdurrahman berperan penting dalam menggerakkan pemuda keturunan Arab untuk ikut berpelang melawan Belanda pada masa revolusi.

Baca: Kakeknya Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Anies Cerita Perjuangan AR Baswedan Merdekakan Indonesia

2. Ditahan oleh Jepang

Abdurrahman Baswedan pernah ditahan oleh penjajah Jepang pada tahun 1942.

Ketika Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia, ia ditunjuk untuk membawa dokumen pengakuan tersebut pada tahun 1948.

Aburrahman mengorbankan keselamatannya karena saat itu ia memproleh hambatan dan gangguan yang cukup besar.

Abdurrahman tak kehabisan akal, ia menyimpan dokumen itu di dalam kaos kakinya.

Sampai pada akhirnya dokumen penting tersebut sampai di Indonesia dengan aman.

Lewat dokumen itu, Indonesia diakui sebagai negara merdeka secara penuh, baik de facto maupun de jure.

3. Jurnalis Menjadi Profesi Pertamanya

Ia mempelajari segala hal secara mandiri dan otodidak.

Begitupun dengan kemampuan menulis, hingga ia bertemu dengan wartawan keturunan Arab di Hindia Belanda, Salim Maskati.

Abdurrahman kemudian diangkat menjadi Sekertaris Jenderal PAI.

Ia dinobatkan menjadi salah seorang dari 111 perintis pers nasional yang tangguh dan berdedikasi.

4. Menjadi Anggota BPUPKI

Abdurrahman merintis karier politiknya usai bergabung dengan PAI (Persatoean Arab Indonesia).

Kemudian ia diangkat sebagai anggota Chuo Sangi In (Dewan Penasihat Pusat).

Menjelang kemerdekaan, Abdurrahman dilibatkan menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Selanjutnya, setelah merdeka, ia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Pada era republik baru, Abdurrahman Baswedan diangkat menjadi Menteri Muda Penerangan.

5. Menjadi Mubaligh

Abdurrahman juga menjadi seorang mubaligh pada masanya.

Lewat perkenalannya dengan KH. Mas Mansoer, secara lambat laun ia ikut berdakwah ke berbagai daerah.

Ia berdakwah melalui pidato dan tulisan-tulisannya yang termuat di majalah dan koran Islam, karena ia juga seorang jurnalis.

Abdurrahman juga pernah didapuk menjadi ketua Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) Cabang Yogyakarta. (*)

(Tribunnews.com/ Miftah Salis)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved