Senin, 6 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Santri Tewas Tertimpa Reruntuhan, Keluarga Yakin Agus Ubaidillah Meninggal dalam Kondisi Terbaik

Agus Ubaidillah (14), merupakan satu di antara puluhan santri yang tewas tertimpa reruntuhan bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo.

Editor: Willem Jonata
Tribun Jatim Network/M Taufik
PONPES AMBRUK - Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Petugas dan warga masih melakukan evakuasi. 

TRIBUNNEWS.COM – Muhammad Agus Ubaidillah (14), merupakan satu di antara puluhan santri yang tewas tertimpa reruntuhan bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. 

Keluarganya berduka. Namun, mereka meyakini bahwa Agus, sapaan akrabnya, menjemput ajal dalam kondisi terbaik: saat menunaikan ibadah salat Asar.

Keyakinan mendalam ini diungkapkan oleh ayah korban, Ahmad Faiz.

Baca juga: Fakta Mengejutkan di Balik Tragedi Ponpes Al Khoziny, Tanda Bahaya Keselamatan Ribuan Santri

Menurut Ahmad, meskipun tidak melihat detail jenazah yang sudah disucikan, temuan luka pada wajah putranya menjadi bukti kuat.

"Yang memar itu ya yang bagian mulut sama hidung. Itu yang menandakan Mas Agus dalam keadaan sujud terakhir kali ini," tutur Ahmad Faiz dengan tegar.

EKLUARGA KORBAN - (kiri) Ahmad Faiz, ayah Agus Ubaidillah, santri yang menjadi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny. (tangkapan layar Youtube Surya)

 

Rakaat Kedua

Muhammad Agus, anak keempat dari lima bersaudara, ditemukan tim SAR gabungan pada urutan kelima pencarian di hari Selasa, sehari setelah kejadian nahas itu.

Insiden ambruknya mushala tiga lantai itu terjadi tepat pada waktu salat Asar, sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).

Berdasarkan hitungan waktu kejadian, Ahmad Faiz menduga putranya terhimpit reruntuhan saat salat baru memasuki rakaat kedua.

Luka memar di sekitar mulut dan hidung jenazah Agus sangat menguatkan keyakinan keluarga bahwa ia tertindih material bangunan di posisi sujud—sebuah akhir yang dicita-citakan oleh banyak umat Muslim, yang dikenal sebagai husnul khatimah.

Di mata keluarga dan teman-temannya, Agus dikenal sebagai sosok yang periang, jenaka, dan suka bercanda. 

Namun, menjelang akhir hidupnya, ada perubahan halus yang dikenali sang ayah: Agus menjadi lebih tenang dan banyak senyum.

"Kalau dibilang hanya senyum. Kalau disuru-suruh, kalau dimarahi, kalau keliru, tahu-tahu senyum," kenang sang ayah haru. Senyum itu bahkan kerap hadir saat ia ditegur atau dilarang bermain.

Selain itu, Agus juga dikenang sebagai sosok yang menjunjung tinggi kebersamaan. Ia memiliki kebiasaan manis berbagi makanan—terutama ayam goreng kesukaannya—yang dikirim oleh orang tua dengan teman-temannya di pesantren.

Meskipun duka tak terbendung, keikhlasan dan keyakinan sang ayah bahwa Agus wafat dalam keadaan terbaik memberikan kekuatan bagi keluarga, sekaligus menjadi penghormatan terakhir bagi santri yang gugur di medan ibadah.

 

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Meninggal dalam Keadaan Sujud, Inilah Sosok Agus Ubaidillah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved