Mushola Ambruk di Sidoarjo
Cerita Korban Selamat Ambruknya Ponpes di Sidoarjo, Posisi Salat di Barisan Belakang
Kesaksian Ahmadi Sulton, salah satu korban selamat dalam kasus ambruknya bangunan bertingkat di kompleks Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
TRIBUNNEWS.COM - Ahmadi Sulton merupakan salah satu korban selamat dalam kasus ambruknya bangunan bertingkat di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).
Santri tingkat awal itu selamat karena pada saat kejadian, Senin (29/9/2025), dirinya berada pada bagian bangunan lama saat salat berjamaah berlangsung.
Pemuda asal Desa Majengan, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura tersebut berada pada barisan ketiga di belakang imam.
Sementara itu, reruntuhan bangunan menimpa barisan depan, tempat puluhan santri lain, termasuk sepupu Sulton, yaitu Muhammad Mashudulhaq (14).
"Waktu itu saya di barisan belakang, di bangunan lama. Alhamdulillah selamat. Tapi teman-teman yang di depan, termasuk Mashudulhaq, tertimpa reruntuhan," kata Sulton, dilansir Surya.co.id, Jumat (3/10/2025).
Sebelum insiden terjadi, Sulton sempat berbincang dengan Mashudulhaq yang kini telah dimakamkan di kampung halaman.
Obrolan singkat tersebut ternyata menjadi pertemuan terakhir mereka.
"Sebelum roboh, saya masih ngobrol sama Mashudulhaq. Tidak menyangka itu jadi obrolan terakhir kami," terang Sulton.
Baginya, selamat dari tragedi itu adalah sebuah anugerah. Akan tetapi, kehilangan sahabat sekaligus sepupu yang setiap hari menemaninya di pondok menjadi luka mendalam yang sulit ia lupakan.
Kini doa dan harapan terus dipanjatkan supaya seluruh korban santri yang masih dalam proses evakuasi dapat segera ditemukan.
Baca juga: Sepenggal Kisah Santri Ponpes Ambruk Sidoarjo: Haikal Ajak Salat di Reruntuhan, Rafi Pilih Berkorban
Proses Pencarian Korban
Proses pencarian korban di bawah reruntuhan bangunan roboh di kompleks Ponpes Al Khoziny dilakukan dengan dua cara, yaitu manual dan upaya menggunakan alat berat.
Alat berat difungsikan untuk mengangkat balok beton, plat, dan berbagai puting reruntuhan gedung, sedangkan cara manual digunakan untuk menyisir korban di bawah reruntuhan itu.
“Kita masih terus berusaha. Alat berat terus bekerja menjangkau sisi depan, atas, dan bagian samping. Sudah sekira 50 persen yang terangkat,” ucap Kepala Basarnas Surabaya Nanang Avianto pada Jumat siang.
Setelah sebagian titik itu diangkat, petugas mulai bisa menjangkau bagian bawah atau lantai dasar bangunan yang ambruk.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.