Jumat, 3 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Buntut Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Cak Imin Minta Semua Ponpes Libatkan Tim Teknis dalam Membangun

Muhaimin Iskandar menegaskan, Ponpes harus melibatkan tim teknis dalam pembangunan gedung , agar kasus ambruknya Ponpes Al Khoziny tak terulang.

Editor: Nuryanti
HandOut/IST
MENKO PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat sekaligus Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, mendatangi lokasi ambruknya musala lantai tiga Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). Selain memberikan doa dan dukungan, Cak Imin juga menyatakan komitmennya untuk mengangkat beberapa korban selamat sebagai anak asuh. Muhaimin Iskandar menegaskan, Ponpes harus melibatkan tim teknis dalam pembangunan gedung , agar kasus ambruknya Ponpes Al Khoziny tak terulang. 

"Di sinilah harusnya komitmen negara hadir untuk membantu kalangan pesantren menyediakan kebutuhan infrastruktur mulai dari asrama, tempat ibadah, hingga gedung sekolah," kata Huda kepada wartawan, Jumat (3/10/2025). 

Huda mengatakan, hampir semua elemen bangsa sepakat akan kontribusi besar pesantren di tanah air.  Hanya saja, faktanya kontribusi pesantren ini tidak sepenuhnya didukung oleh negara dalam segi penyediaan regulasi, anggaran, maupun pendampingan. 

"Saat ini memang sudah ada UU Nomor 18/2019 tentang Pesantren, namun implementasi di lapangan juga masih lemah. Bahkan masih ada fenomena penganak-tirian lembaga pesantren baik dalam bentuk alokasi bantuan maupun pengakuan kesetaraan lulusan jika dibandingkan dengan sekolah atau lembaga pendidikan milik pemerintah," ujarnya. 

Baca juga: Tim SAR Merayap 3 Jam di Galian 60 Cm demi Selamatkan Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Huda mengungkapkan, proses pembangunan infrastruktur pesantren tergantung penuh pada kemampuan kiai pengasuh pesantren. 

Dengan konsep boarding school, pengasuh pesantren butuh asrama tempat menginap santri, tempat ibadah, gedung tempat belajar, hingga ruang interaksi memadai bagi para santri. 

"Tentu dengan kebutuhan sebesar itu, pengasuh pesantren tidak bisa menyediakan sarana prasarana sekaligus. Pembangunan pasti dilakukan secara bertahap. Di sisi lain minat masyarakat mengirim anak pesantren cukup tinggi. Situasi ini cukup dilematis bagi pengasuh pesantren," ucapnya. 

Tragedi Al-Khoziny, kata Huda, harus menjadi titik balik bagi pemerintah untuk memperbaiki pola hubungan dengan pesantren sebagai bagian penting sistem pendidikan nasional.

Ia mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan survei kelayakan infrastruktur pesantren di tanah air. 

"Dari survei tersebut pemerintah harus turun tangan untuk memastikan kelayakan sarana prasarana pesantren. Jangan sampai selama ini tutup mata terhadap pesantren, lalu ada insiden ramai-ramai menudingkan jari menyalahkan pengelola pesantren," imbuh Huda.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fersianus Waku)

Baca berita lainnya terkait Mushola Ambruk di Sidoarjo.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved