Mushola Ambruk di Sidoarjo
Cak Imin: Semua Santri Al Khoziny yang Diamputasi Saya Jadikan Anak Angkat Saya
Cak Imin menyatakan semua korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny yang diamputasi sebagai anak angkatnya.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar menyatakan keprihatinannya atas musibah ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Cak Imin--sapaan akrabnya bahkan menyatakan akan menjadikan beberapa korban yang diamputasi sebagai anak angkatnya.
Baca juga: BNPB: Masih Ada 59 Orang yang Hilang setelah Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk
Dia akan menanggung biaya hidup para korban ke depan, termasuk pendidikan mereka.
"Semua santri yang diamputasi, saya jadikan anak angkat saya," kata Cak Imin di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025) malam.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini saat berkunjung ke RSUD Notopuro Sidoarjo untuk menjenguk korban yang dirawat.
Di rumah sakit tersebut, ada belasan korban selamat yang masih dirawat.
Dari informasi, ada dua pasien yang dilakukan tindakan amputasi.
Ada yang pergelangan kakinya, dan satu pasien yang tangannya diamputasi.
Selain memberikan santunan, Gus Muhaimin juga menghibur para santri yang masih dirawat.
Dalam kunjungan tersebut, Gus Muhaimin meminta para korban untuk tetap semangat. Terutama, korban yang harus kehilangan anggota tubuh.
Cak Imin berjanji mereka yang diamputasi bakal diperhatikan pendidikannya ke depan.
"Akan saya dampingi sampai tuntas kuliahnya," kata dia.
Baca juga: Akhirnya Alat Berat Digunakan untuk Cari Korban Robohnya Musala Ponpes Al Khoziny, Mengapa?
Sempat Mendapat Penolakan
Sebelumnya, tim medis RSUD RT Notopuro mengamputasi salah satu santri korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny.
Tindakan amputasi dilakukan agar korban bisa diselamatkan dari himpitan reruntuhan bangunan.
Direktur Utama RSUD RT Notopuro, Dokter Atok Irawan mengatakan, tim medis masih merawat delapan korban usai insiden ambruknya musala tiga lantai di Ponpes Al Khoziny tersebut.
"Delapan sekarang rawat inap, (termasuk) yang tadi malam (dievakuasi) satu orang yang di ICU, habis diamputasi di tempat kejadian," kata Atok, saat ditemui di RSUD RT Notopuro, Selasa (30/9/2025).
Atok menyebut, pihaknya terpaksa melakukan amputasi lengan kiri korban saat proses evakuasi.
Namun ada pihak keluarga yang protes karena merasa tidak dimintai persetujuan.
Salah satu petugas medis RSUD RT Notopuro langsung menjelaskan kondisi yang ada di lokasi.
Menurut Atok, langkah tersebut diambil karena alasan darurat.
Selanjutnya, dokter yang bertugas langsung melakukan penanganan pertama setelah proses amputasi.
Kemudian korban dibawa untuk mendapatkan perawatan di RSUD RT Notopuro.
Lebih lanjut, Atok mengungkapkan, korban yang diamputasi tersebut sempat menjalani perawatan di IGD.
Kondisinya kini sudah berangsur membaik dan mulai sadarkan diri.
"Tadi malam sempat yang diamputasi di tempat, keluarga sempat protes, enggak setuju. Ya gimana kalau kondisi darurat, sempat nanya 'Siapa yang mengizinkan?'," sambung dia.
59 Korban Belum Ditemukan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr Suharyanto mengatakan masih ada 59 orang yang belum ditemukan.
Kamis (2/10/2025), proses evakuasi telah memasuki hari keempat. Alat berat juga mulai dikerahkan.
"Per hari ini yang sudah terdata korbannya (ada) 108 korban. Itu terdiri dari 103 yang kondisi selamat, semuanya dirawat di rumah sakit, rinciannya ada lima meninggal dunia," ujar Suharyanto dalam konferensi pers di Sidoarjo, Kamis.
"Nah, sekarang yang masih hilang, yang ada datanya, yang ada fotonya, sementara terdapat 59 orang," ujar dia.
Suharyanto mengatakan pihaknya tidak mengetahui keberadaan puluhan orang itu. Kemarin sudah melakukan pencarian dengan memfokuskan 15 titik.
"Delapan itu hitam, tujuh itu merah. Ternyata perkembangannya, yang tujuh merah itu berhasil diselamatkan lima, sehingga yang dua tadinya merah berarti jadi hitam," ucapnya.
Pihaknya sudah berdialog dengan pihak keluarga korban dan berharap 59 orang tersebut tidak ada di reruntuhan.
"Kenapa saya katakan demikian? Karena ada kasus salah satu orang tua yang kehilangan anaknya, nangis-nangis, sudah sedih, menganggap anaknya ada di situ, ternyata ada di tempat lain dalam keadaan selamat," uajrnya
5 Korban Tewas
Hingga Kamis (2/10/2025), lima korban tewas dalam tragedi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny.
Mereka adalah:
- Maulana Alfian Ibrahim (13), warga Kali Anyar Kulon, Surabaya
- Mochammad Mashudulhaq (14), warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya
- Muhammad Soleh (22), warga Bangka Belitung
- Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17), warga Putat Jaya, Surabaya
- Mochammad Agus Ubaidillah (14), warga Kelurahan Morokrembangan, Surabaya
Diketahui, musala Ponpes Al-Khoziny roboh usai tertimpa bangunan baru berlantai dua setengah yang berdiri tepat di atasnya.
Peristiwa nahas itu terjadi saat sejumlah santri putra tengah melaksanakan salat asar berjamaah.
Penulis: TribunJatim.com/Yusron Naufal Putra
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Jenguk Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Gus Muhaimin Jadikan Santri yang Diamputasi Anak Angkat
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.