Jumat, 3 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Orang Tua Murid di Pangandaran Was-was Ada Keracunan MBG: Program Ini Bagus, tapi Harus Dievaluasi

Kini sejumlah orang tua siswa di Kabupaten Pangandaran, merasa was-was dan ketakutan buntut kasus dugaan keracunan MBG.

Penulis: Nuryanti
TribunBatam.id/ist
ILUSTRASI MENU MBG - Potret menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 016 Sagulung Batam, Jumat (26/9/2025). Kini sejumlah orang tua siswa di Kabupaten Pangandaran, merasa was-was dan ketakutan buntut kasus dugaan keracunan MBG. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak delapan siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Attarbiyah Leuwiliang, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sejumlah siswa merasakan gejala keracunan setelah menyantap menu MBG pada Rabu (1/10/2025) sekira pukul 08.30 WIB.

Menu MBG yang dikonsumsi yakni capcay, ayam kecap, tahu, jeruk, dan nasi.

Para korban yang diduga keracunan MBG itu langsung dilarikan ke Puskesmas Cigugur.

Kini, sejumlah orang tua siswa di Kabupaten Pangandaran, merasa was-was dan ketakutan buntut kasus dugaan keracunan MBG itu.

"Ya takut dan was-was lah, karena kejadian keracunan ini juga terjadi di kita."

"Saya kira cuman di daerah lain saja, ternyata sampai terjadi di kita kemarin," ungkap Mardiana (33), ibu yang kedua anaknya bersekolah di SD di Kalipucang, Kamis (2/10/2025), dilansir TribunJabar.id.

Mardiana lantas berharap pemerintah turun tangan untuk mengevaluasi MBG yang diberikan pada murid sekolah itu.

"Program MBG ini memang bagus, tapi kalau ada kejadian seperti ini (keracunan), harus dievaluasi dapurnya. Agar ke depannya jangan sampai terjadi lagi," paparnya.

Hal senada disampaikan, Aningsih (44), ibu rumah tangga yang empat anaknya bersekolah di wilayah Kecamatan Padaherang, Pangandaran.

Aningsih mengaku takut anaknya mengalami kejadian tidak diinginkan setelah mengonsumsi MBG.

Baca juga: 123 Siswa SMAN 1 Kedungadem Bojonegoro Diduga Keracunan MBG, Ini Penjelasan Kepala Sekolah

"Makanya, dapur MBG itu harus benar-benar diawasi, jangan malah membuat racun untuk anak kita."

"Memang, hidangannya seperti yang higienis. Tapi, banyak kejadian di daerah lain yang mengalami keracunan. Kan aneh," jelasnya.

Satu Siswa Masih Dirawat

Tidak ada korban tambahan pada kasus keracunan di Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (2/10/2025).

Saat ini hanya siswa bernama Aleksa (11) yang masih dirawat di Puskesmas Cigugur.

Sementara, tujuh dari delapan siswa kondisinya mulai membaik.

Mereka juga sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.

Dari tujuh siswa, empat orang dinyatakan dalam kondisi membaik tak lama setelah kejadian.

Lalu, tiga siswa lain, kondisinya juga sudah dinyatakan membaik.

"Tidak ada tambahan korban. Anak yang dirawat di kita masih satu orang dan sekarang sudah tidak ada keluhan," kata Kepala Puskesmas Cigugur, Suharna, Kamis, dikutip dari TribunJabar.id.

Suharna menyebut, Aleksa kemungkinan bisa keluar dari puskesmas pada Kamis ini.

"Tapi, nanti kita tunggu hasil dari dokter," imbuhnya.

Sampel Muntah Diperiksa

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pangandaran belum bisa memastikan penyebab dugaan keracunan dari delapan siswa itu.

Pihaknya baru mengambil sampel makanan dan sisa muntahan untuk diperiksa di laboratorium kesehatan daerah Kabupaten Pangandaran.

"Untuk dugaan sementara, sekarang ini belum bisa ditentukan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yadi Sukmayadi kepada sejumlah wartawan di halaman Puskesmas Cigugur, Rabu (1/10/2025), masih dari TribunJabar.id.

Yadi menjelaskan, hasil laboratorium untuk mengidentifikasi jenis bakteri akan diketahui dalam waktu 1x24 jam.

Sementara, untuk jenis bakteri lainnya dapat memakan waktu hingga 3x24 jam. 

"Jadi kita masih menunggu hasil pemeriksaan dari sisa makanan dan sisa muntah yang sudah dikirim ke laboratorium," paparnya.

Baca juga: Korban Keracunan MBG Terus Bertambah, BGN Tolak Moratorium

dugaan keracunan mbg di pangandaran
DUGAAN KERACUNAN - Suasana di UGD Puskesmas Cigugur Kabupaten Pangandaran ketika 8 siswa diduga mengalami keracunan setelah makan MBG, Rabu (1/10/2025).

Operasional SPPG Dihentikan Sementara

Delapan siswa diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu MBG dari Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) Yayasan Generasi Ilmu, Rabu.

Distribusi MBG di SPPG Yayasan Generasi Ilmu itu baru dimulai pada hari kejadian, dengan jumlah penerima mencapai 2.800 siswa.

Koordinator Wilayah SPPG Kabupaten Pangandaran, Virgin Kristiani, menjelaskan pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran untuk mengetahui penyebab pasti insiden itu.

"Untuk sementara, seluruh kegiatan di SPPG kami hentikan sampai hasil laboratorium keluar dan ada arahan lebih lanjut dari pusat," ungkapnya di halaman Puskesmas Cigugur, Rabu, seperti diberitakan TribunJabar.id.

"Kalau yang lainnya, Alhamdulillah aman. Sebenarnya, kehigienisan makanan selalu kami pantau, mulai dari bahan baku hingga makanan siap konsumsi," jelasnya.

Meski demikian, sebagai antisipasi, selain menghentikan sementara kegiatan, pihak SPPG juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses penyediaan makanan, termasuk sistem pengawasan mutu dan distribusi.

Adapun program MBG merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang telah digaungkan sejak kampanye Pilpres 2024.

Program ini resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025 dan ditegaskan sebagai prioritas nasional dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.

MBG ditujukan untuk anak-anak dan ibu hamil, dengan target pemerataan gizi di seluruh Indonesia.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Keracunan Massal MBG Hantui Siswa Pangandaran: Orang Tua Was-was Minta Pemerintah Evaluasi

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJabar.id/Padna)

Berita lain terkait Program Makan Bergizi Gratis

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved