Identitas 5 Korban Meninggal yang Dievakuasi dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Kini Ada 108 Korban
Lima korban ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang dievakuasi dinyatakan meninggal dunia, ini identitasnya.
TRIBUNNEWS.COM - Proses pencarian korban dalam peristiwa ambruknya bangunan tiga lantai di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, memasuki hari keempat pada Kamis (2/10/2025).
Bangunan yang difungsikan sebagai musala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo itu ambruk menimpa para santri saat sedang melakukan salat Asar pada Senin (29/9/2025) sekira pukul 15.00 WIB.
Pada Kamis ini, terhitung ada 108 orang korban ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny.
Dari jumlah itu, 18 orang di antaranya merupakan korban yang telah dievakuasi tim SAR gabungan.
Berdasarkan data yang dihimpun, dari lima korban yang dievakuasi itu meninggal dunia.
Dikutip dari Surya.co.id, berikut identitas lima korban meninggal yang telah dievakuasi:
1. Maulana Alfian Ibrahim (13), warga Kali Anyar Kulon, Surabaya;
2. Mochammad Mashudulhaq (14), warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya;
3. Muhammad Soleh (22), warga Bangka Belitung;
4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17), warga Putat Jaya, Surabaya;
5. Mochammad Agus Ubaidillah (14), warga Kelurahan Morokrembangan, Surabaya.
Baca juga: Akhirnya Alat Berat Digunakan untuk Cari Korban Robohnya Musala Ponpes Al Khoziny, Mengapa?
Tersedia 3 Posko DVI
Identifikasi terhadap para korban dilakukan berdasarkan data sekunder medis visual serta properti barang milik korban.
Identifikasi juga dilakukan dengan metode primer berupa sidik jari dan gigi, diperkuat dengan data medis serta barang milik korban.
Biddokkes Polda Jatim menyediakan tiga Posko Disaster Victim Identification (DVI) selama berlangsungnya operasi pencarian korban.
Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Jatim, AKBP dr Adam Bimantoro SpAn FCC MBiomed, mengatakan Posko Ante-Mortem ditempatkan di kampus putri area ponpes, serta Post-Mortem di RSUD Sidoarjo dan RSI Siti Hajar Sidoarjo sejak Senin (29/9/2025).
Posko Ante-mortem berfungsi mengumpulkan data dari keluarga yang merasa kehilangan beberapa kerabatnya karena suatu kejadian bencana.
Data yang dikumpulkan petugas meliputi identitas pribadi, ciri-ciri fisik, termasuk foto terbaru korban.
Data tersebut nantinya akan dicocokkan dengan hasil pemeriksaan medis dari Posko Post-Mortem.
Alat Berat Mulai Dikerahkan
Pada Kamis ini, alat berat mulai dikerahkan dalam upaya evakuasi terhadap para korban.
Alat berat mulai masuk ke lokasi sekira pukul 11.30 WIB.
Keputusan itu diambil setelah ada musyawarah dengan para orang tua atau wali santri yang sejak hari pertama menunggu proses evakuasi di sekitar Ponpes Al Khoziny.
“Crane sudah masuk. Petugas juga sudah di lokasi. Sebenarnya alat berat sudah siap sejak pagi tadi, tapi baru bergerak setelah ada kesepakatan dengan para orang tua korban,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr Suharyanto, Kamis, dilansir Surya.co.id.
Suharyanto memaparkan, lokasi sekitar Ponpes Al Khoziny sudah steril.
Gedung-gedung di sekitar lokasi juga sudah dikosongkan sebelum alat berat bergerak.
Hal ini sebagai antisipasi agar evakuasi berjalan lancar dan tidak berimbas pada gedung sekitar.
“Yang kami masukkan di situ adalah tim yang punya kualifikasi khusus."
"Dipimpin Komandan Kodim berpangkat Letkol yang mempunyai kualifikasi khusus juga. Yang paham bagaimana saat mengambil balok-balok itu agar aman bagi petugas dan warga sekitar,” terangnya.
Baca juga: Sosok Rafi, Korban Tewas Ambruknya Ponpes di Sidoarjo, Dikenal Mandiri dan Sopan

Kronologi
Wahid, seorang santri Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, membeberkan detik-detik insiden ambruknya musala ponpes tersebut.
Ia mengatakan peristiwa terjadi saat para santri sedang salat jemaah Asar di lantai satu gedung Ponpes Al Khoziny, Senin (29/9/2025).
Setelah bangunan ambruk, para santri menjadi korban dalam peristiwa ini.
Sebagian santri kemudian berhasil dievakuasi.
Mereka mengalami luka-luka dan dibawa menggunakan ambulans menuju RSUD Sidoarjo.
Sementara itu, sebagian lainnya terjebak di dalam reruntuhan.
Menurut beberapa santri, bangunan itu sempat seperti goyang sebelum akhirnya ambruk.
“Kejadiannya pas salat Asar. Ketika rokaat kedua, bagian ujung bangunan ambruk kemudian lainnya ikut ambruk,” kata Wahid, Senin, dikutip dari TribunJatim.com.
Seketika itu, suasana menjadi panik.
Baca juga: Pakar: Kegagalan Konstruksi Sebabkan Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Proses Evakuasi Korban Jadi Sulit
Para santri lain berhamburan, termasuk pengurus dan warga sekitar.
Sebab, ambruknya bangunan tiga lantai itu mengakibatkan guncangan yang cukup keras.
Para santri juga sebagian langsung berlarian menyelamatkan diri.
Mereka berhamburan sampai ke kampung sekitar.
Hal senada disampaikan beberapa warga yang menyebut ada suara keras sekali seperti gempa.
Ternyata setelah dicek, bangunan di bagian tengah pondok sudah ambruk.
“Kemarin izin ngecor bagian atas. Ini sepertinya tiga lantai. Setahu saya ini musala,” kata Munir, Ketua RT 7/RW 3 Desa/Kecamatan Buduran, Sidoarjo di lokasi kejadian, Senin.
Setelah peristiwa itu terjadi, petugas kepolisian datang ke lokasi kejadian.
Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga tiba.
Mereka berusaha melakukan evakuasi kepada para korban.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Daftar Korban Meninggal Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJatim.com/Surya.co.id./M Taufik)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.