Gunung Merapi Erupsi Kamis Pagi, Hujan Abu Tipis Menyelimuti Pakem dan Turi Sleman
Merapi erupsi Kamis (2/10) pagi. Awan panas 2.500 meter picu hujan abu tipis di lima dusun Sleman. Status tetap Siaga Level III.
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta-Jawa Tengah erupsi pada Kamis (2/10/2025) pagi.
Erupsi adalah proses keluarnya material dari dalam perut bumi melalui gunung berapi.
Material yang dikeluarkan bisa berupa lava (cairan panas dari magma), awan panas guguran (APG) atau pyroclastic flow, abu vulkanik, gas beracun, dan batu pijar atau bom vulkanik.
Gunung Merapi dikenal dengan tipe erupsi eksplosif dan awan panas guguran yang sangat berbahaya.
Hulu Kali Boyong adalah bagian awal atau sumber aliran dari Kali Boyong, sebuah sungai yang berhulu di lereng selatan Gunung Merapi, tepatnya di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hulu Kali Boyong merupakan jalur APG saat terjadi erupsi Gunung Merapi, terutama dari kubah lava barat daya. Zona potensi bahaya tinggi, karena menjadi lintasan material vulkanik seperti abu, batu pijar, dan lahar.
Wilayah pemantauan aktif oleh BPPTKG dan BPBD untuk mitigasi bencana erupsi. Berada dekat dusun-dusun rawan, seperti Turgo, Kaliurang Barat, dan Kaliurang Timur.
Saat Merapi erupsi, awan panas bisa meluncur sejauh 2.500 meter atau lebih ke arah hulu Kali Boyong, menyebabkan hujan abu dan ancaman keselamatan bagi warga di sekitarnya.
Jarak dari hulu Kali Boyong ke pusat Kota Yogyakarta berkisar antara 25 hingga 30 kilometer, tergantung titik pengukuran dan rute yang digunakan.
Hulu Kali Boyong sendiri berada di lereng selatan Gunung Merapi, tepatnya di wilayah Pakem, Sleman, yang merupakan zona rawan bencana vulkanik.
Jarak ke Kota Yogyakarta sekitar 25–30 km. Waktu tempuh sekitar 45–60 menit dengan kendaraan bermotor, tergantung kondisi lalu lintas dan cuaca.
Hal ini menyebabkan lima dusun di Kabupaten Sleman dilanda hujan abu.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, mengatakan berdasarkan data Pusdalops yang terupdate hingga pukul 09.00 WIB, terdapat lima dusun di dua Kapanewon yakni Pakem dan Turi di Sleman yang dilanda hujan abu.
"Hujan abu tipis," kata dia, Kamis (2/10/2025).
Wilayah yang mengalami hujan abu di Kapanewon Pakem antara lain dusun Turgo, Pakembinangun; lalu Kaliurang Timur dan Kaliurang Barat, Hargobinangun.
Sedangkan di Kapanewon Turi meliputi Tunggularum, Wonokerto; dan dusun Ngangring Girikerto.
BPBD Sleman menurutnya telah melakukan asesmen data kejadian.
Kemudian, untuk melindungi pernafasan dari abu yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi masyarakat, pihaknya telah mendata stok dan kebutuhan masker.
Distribusi masker rencananya akan segera dilakukan.
Namun mempertimbangkan skala hujan abu tipis dan stok masker di masing-masing wilayah, distribusi masker sementara tidak dilakukan.
"Karena stok di masing-masing wilayah ternyata masih ada," kata dia.
Diketahui, awan panas guguran Gunung Merapi terjadi pada pukul 05.29 WIB.
Jarak luncur tercatat mencapai 2.500 meter dengan amplitudo maksimum 59 mm dan durasi 225 detik.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, menyampaikan aktivitas vulkanik Gunung Merapi ini yang menyebabkan hujan abu di beberapa titik arah luncuran pada Kamis pagi.
Menurutnya, aktivitas Gunung Merapi saat ini memang masih cukup tinggi.
"Statusnya tetap berada di level SIAGA atau Level III," katanya.
Berdasarkan data visual, dari kamera pengamatan di Stasiun Ngepos dan Babadan 2 menunjukkan ada sedikit perubahan pada kubah lava barat daya yang disebabkan oleh rentetan aktivitas guguran lava.
Sedangkan analisis foto udara pada tanggal 25 Agustus 2025, volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 4.179.900 meter kubik.
Sementara kubah tengah mencapai 2.368.800 meter kubik.
Aktivitas masih didominasi dari kubah lava barat daya. Kubah tengah terpantau masih relatif stabil tanpa perubahan morfologi yang signifikan.
Kemudian dari hasil pemantauan deformasi menggunakan EDM dan GPS, tidak terdeteksi adanya perubahan signifikan.
Panjang jarak pengukuran di sektor barat laut masih relatif stabil.
BPPTKG mencatat, selama periode pengamatan terakhir, aktivitas kegempaan lebih tinggi dibandingkan minggu sebelumnya.
Tercatat ada 81 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 644 gempa Fase Banyak (MP) dan 520 gempa Guguran (RF) serta 9 gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan ini menunjukkan suplai magma ke tubuh gunung masih berlangsung.
"Ini dapat memicu terjadinya guguran lava maupun awan panas di dalam daerah potensi bahaya," ujarnya.
Potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas.
Utamanya pada sektor selatan dan barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Selain itu, potensi bahaya juga mengancam sektor tenggara yang di antaranya mengarah ke Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh maksimal 5 kilometer.
Ada pula lontaran material vulkanik radius 3 kilometer apabila terjadi letusan eksplosif.
"Kami mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas di daerah potensi bahaya dan selalu mengikuti informasi resmi dari BPPTKG maupun Badan Geologi. Jangan mudah terpengaruh informasi yang tidak jelas sumbernya," imbaunya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com
Sumber: Tribun Jogja
Solidaritas untuk Pemain Ketipung di Klaten, Seniman Gelar Aksi Damai, Abah Lala Soroti Penganiayaan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Kamis, 2 Oktober 2025: Didominasi Hujan Ringan |
![]() |
---|
Deretan Kasus Keracunan Massal MBG September 2025, Jawa Tengah hingga Sulawesi Tengah |
![]() |
---|
Pemain Ketipung Dikeroyok di Klaten, Abah Lala: Upah Sedikit, Taruhan Nyawa |
![]() |
---|
Gunung Merapi Erupsi Pagi Buta, Lava dan Awan Panas Ancam Sungai di Lereng Selatan-Tenggara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.