Senin, 6 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Siswi di Bandung Barat Meninggal Gejala Mirip Keracunan, Camat dan Kepala Puskes Bantah Imbas MBG

Camat dan Kepala Puskesmas membantah siswi di Bandung Barat yang meninggal dunia akibat mengonsumsi MBG meski ada gejala keracunan yang diderita.

Freepik
SISWI MENINGGAL KERACUNAN - Seorang siswi di SMKN 1 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, bernama Bunga Rahmawati meninggal dunia dan mengalami gejala seperti keracunan. Namun, beberapa pihak yakni sekolah, puskesmas, dan camat membantah bahwa Bunga meninggal dunia akibat keracunan setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). 

TRIBUNNEWS.COM - Viral di media sosial di mana seorang siswi kelas XII SMK Negeri 1 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, bernama Bunga Rahmawati meninggal dunia dan dikabarkan usai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (30/9/2025) kemarin.

Dalam unggahan di akun Facebook SDKBB "Seputar Desa Kabupaten Bandung Barat", Bunga disebut sempat muntah dan kejang-kejang. Selain itu, wajah dan bibirnya juga membiru setelahnya.

Bahkan, dinarasikan, mulut Bunga juga mengeluarkan busa.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Selama jalan keponakan ku (anak adik) semoga husnul khotimah. Allah berikan kekuatan dan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan."

"Sebab meninggal setelah muntah" dan kejang"... muka biru dan bibir membiru... keluar juga busa dari mulutnya. Yang meninggal siswi SMK 1 Cihampelas KBB, kelas 12. Semoga dia meninggal bukan karena menu MBG," demikian tertulis dalam unggahan tersebut.

Saat pihak sekolah ditanya soal unggahan itu, salah satu guru bernama Dady, mengakui bahwa Bunga bersekolah di SMK Negeri 1 Cihampelas.

Baca juga: BGN Coba Lepas Tangan Terkait Kasus Keracunan MBG dengan Beri Guru Insentif Rp 100 Ribu

Bahkan, dia juga disebut Dady menjadi salah satu siswa yang mengonsumsi MBG di mana berujung mengakibatkan 121 siswa SMK Negeri 1 Cihampelas keracunan pada Rabu (24/9/2025).

Namun, Dady membantah bahwa Bunga menjadi salah satu korban keracunan MBG saat itu.

"Betul yang bersangkutan siswi kami dan dapat bagian MBG. Tapi Dia tidak tercatat masuk posko, Puskemas, maupun rumah sakit saat kejadian keracunan," kata Dady, Rabu (1/10/2025), dikutip dari Tribun Jabar.

Bantahan serupa juga disampaikan oleh Kepala Puskesmas Cihampelas, Edah Jubaidah. Dia mengungkapkan Bunga bukan menjadi korban keracunan MBG.

Namun, dia mengakui bahwa gejala yang mengakibatkan Bunga meninggal seperti orang keracunan.

Selain itu, Edah juga menduga gejala yang dialami Bunga muncul jauh setelah tragedi keracunan massal MBG di dua kecamatan di Kabupaten Bandung Barat beberapa waktu lalu.

"Gejalanya memang keracunan, tapi jarak waktu dari makan MBG jauh, kemungkinan juga sudah mengonsumsi makanan lain selain MBG," kata Edah.

Bunga Sempat Masuk Sekolah sebelum Meninggal, Mual Sesampainya di Rumah

Edah mengatakan gejala keracunan dialami Bunga pada Senin (29/9/2025). Ketika itu, dia sempat mengalami mual. 

Namun, keesokan harinya, yakni Selasa (30/9/2025), dirinya masih masuk sekolah seperti biasa karena sempat membaik.

Di sisi lain, pihak keluarga sempat memberikan obat masuk angin karena mengira mual yang dialami Bunga akibat masuk angin.

"Informasi dari pihak keluarga Senin sempat ke sekolah. Nah pulang sekolah baru ngeluh mual. Awalnya keluarga hanya mengira masuk angin, apalagi pada Selasa pagi sempat membaik," kata Edah.

Namun, kata Edah, sepulang sekolah pada Selasa siang, Bunga kembali mengeluh mual dan langsung dibawa ke bidan terdekat.

Kemudian, Bunga pun dirujuk ke rumah sakit dan berujung meninggal dunia.

Kronologi serupa juga disampaikan oleh Camat Cihampelas, Agus Rudianto. Dia mengatakan pada Senin, Bunga mengeluhkan mual dan sempat membaik hingga masuk sekolah pada keesokan harinya.

Hanya saja, sesampainya di rumah, mual kembali dialami oleh Bunga. Bahkan, Agus menyebut mulut Bunga sampai berbusa. Hal ini diketahuinya dari adik korban.

"Kemudian dikasi aja ini obat masuk angin, besoknya (Selasa) sudah baikan, sudah masuk sekolah. Baru pas pulang sekolah adiknya yang laki-laki ini lihat kakaknya (Bunga) di kamar, melotot sambil mulutnya berbusa gitu," jelas Agus.

Baca juga: Hidangan MBG di Semarang Berbuih dan Berbusa, Puluhan Siswa SD Keracunan

Melihat kondisi seperti itu, Bunga langsung dibawa ke RSUD Cililin. Namun, dia disebut meninggal dunia saat dalam perjalanan.

Agus mengungkapkan, jenazah Bunga sudah dimakamkan pada Selasa kemarin.

"Meninggalnya katanya di ambulans waktu mau dibawa ke (RSUD) Cililin. Informasinya sudah dimakamkan kemarin ya," ujar Agus.

Agus juga membantah meninggalnya Bunga akibat mengonsumsi MBG. Senada dengan pengakuan guru SMK Negeri 1 Cihampelas, Bunga disebut tidak masuk daftar siswa yang keracunan pada 24 September 2025 lalu.

"Saya cek ke posko KLB, dia enggak ada ke posko di posko Mekarmukti, enggak ada ke puskesmas (Cihampelas). Jadi kan dia itu aman lah (tidak keracunan MBG)," jelasnya.

Kasus Keracunan di Bandung Barat Makan Korban hingga 1.000 Siswa

SISWA KERACUNAN MBG - Korban keracunan menu MBG terus berdatangan di GOR Kecamatan Cipongkor Bandung Barat, Senin (22/9/2025) malam.
SISWA KERACUNAN MBG - Korban keracunan menu MBG terus berdatangan di GOR Kecamatan Cipongkor Bandung Barat, Senin (22/9/2025) malam. (Tribunjabar.id / Rahmat Kurniawan)

Kasus keracunan di dua kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yakni Kecamatan Cipongkor dan Kecamatan Cihampelas pada rentang 22-24 September 2025 lalu.

Bahkan, dilaporkan total korban keracunan mencapai lebih dari 1.000 orang dengan rincian 975 korban dari Kecamatan Cipongkor dan sisanya berasal dari Kecamatan Cihampelas.

Imbas dari keracunan massal ini, Bupati Bandung Barat,  Jeje Ritchie Ismail, langusng menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Jadi sekarang juga kita sudah menetapkannya sebagai statusnya KLB, kejadian luar biasa, supaya penangannya lebih cepat dan juga lebih menyeluruh seperti itu," kata Jeje.

Sementara, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengumumkan penghentian sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Cihampelas dan Cipongkor.

"Saya sudah minta untuk stop sementara," kata Dadan saat melakukan sidak ke Cipongkor, Selasa.

Dia menduga keracunan massal diakibatkan adanya keteledoran dari pihak SPPG.

"Kondisinya sebenarnya bagus, hanya mungkin ada keteledoran. Yang itu kemudian harus jadi perbaikan menyeluruh ya di SPPG tersebut," ujarnya.

Dadan mengklaim, regulasi penerbitan izin SPPG telah dirancang secara ketat, termasuk dalam hal teknis seperti Standar Operasional Prosedur (SOP) penyediaan bahan baku MBG hingga produksi sajian.

"Ya ketika mereka sudah dinyatakan siap operasional itu artinya sudah memenuhi standar ya. Mulai dari aspek higienis, kelengkapan peralatan, kemudian kelengkapan personel."

"Tapi mungkin di dalam pelaksanaan kadang-kadang ada hal yang mau repot ya. Bangun malam, menyiapkan dalam waktu yang singkat. Ada yang agak ingin relaks dengan mempersiapkan lebih awal," tandasnya.

Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jabar dengan judul "BREAKING NEWS: Siswi di Bandung Barat Meninggal Dunia, Gejala Mirip Keracunan"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved