Profil dan Sosok
Sosok Wali Kota Malang Diserang Warganet, Sikap Wahyu Hidayat Sorot Kasus Dosen Yai Mim vs Sahara
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menjadi sorotan di tengah viralnya kasus yang menimpa Dosen Yai Mim dan Nurul Sahara
TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menjadi sorotan di media sosial di tengah viralnya kasus yang menimpa Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Yai Mim dengan pemilik rental mobil, Nurul Sahara.
Nama Wahyu Hidayat disebut-sebut warganet dalam kolom komentar berbagai unggahan seperti di Instagram.
Warganet mempertanyakan sikap Wahyu Hidayat dalam merespons kasus perseturuan dua tetangga di Kelurahan Merjosari, Kota Malang.
Di samping serangan warganet tersebut, justru Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengunggah momen kedekatan dengan Yai Mim yang bernama lengkap Imam Muslimin.
Kehadiran Wahyu Hidayat sebagai wali kota diharapkan warganet agar segera bertindak dalam kasus tersebut.
Lantas siapa sosok Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat?
Wahyu Hidayat dilantik sebagai Wali Kota Malang periode 2025–2030 oleh Presiden Prabowo Subianto dalam upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta.
Ia dilantik bersama wakilnya, Ali Muthohirin, setelah memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Malang 2024 dengan perolehan suara sebanyak 203.257 suara.
Pasangan Wahyu–Ali diusung oleh koalisi besar yang terdiri dari 10 partai politik, yakni Gerindra, Golkar, PKS, NasDem, PSI, PPP, Perindo, Garuda, PBB, dan Partai Buruh.
Wahyu Hidayat sendiri bergabung dengan Partai Gerindra sejak tahun 2024, setelah sebelumnya dikenal sebagai birokrat non-partisan.
Sebelum menjabat sebagai Wali Kota definitif, Wahyu sempat dipercaya sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Malang sejak tahun 2023.
Baca juga: Awal Mula Konflik Yai Mim vs Sahara, Berujung Eks Dosen UIN Malang Diusir Warga
Dirinya juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Malang pada periode 2020–2023, serta menduduki berbagai posisi strategis di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang, termasuk sebagai Camat Tajinan, Kepala Kantor Perumahan, dan Kepala Dinas Perikanan.
Wahyu Hidayat lahir di Malang pada 17 Desember 1966.
Pendidikan sarjana ia selesaikan di Institut Teknologi Nasional Malang (ITN) dengan jurusan Teknik Planologi.
Ia kemudian melanjutkan studi magister manajemen di STIE Mitra Indonesia dan meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Sosial dari Universitas Merdeka Malang.
Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman panjang di bidang tata ruang dan pemerintahan, Wahyu dikenal sebagai sosok yang memahami secara mendalam karakteristik dan kebutuhan Kota Malang.
Ia juga pernah berkarier sebagai konsultan tata ruang sebelum terjun sepenuhnya ke dunia birokrasi.
Dalam masa jabatannya, Wahyu Hidayat mengusung visi pembangunan yang berfokus pada penataan kota, pengembangan ekonomi kreatif, peningkatan transportasi publik, dan revitalisasi kawasan heritage.
Wahyu menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mewujudkan Malang sebagai kota yang nyaman, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Pada tahun 2024, Wahyu menerima penghargaan sebagai Pembina Koperasi Andalan dari Dewan Koperasi Indonesia atas kontribusinya dalam mendorong pertumbuhan koperasi dan ekonomi kerakyatan di wilayah Malang Raya.
Sikap Wahyu
Tak diam, ternyata Wahyu Hidayat mengupayakan perdamaian kedua pihak yang berseteru.
Ia pun berjanji merencanakan mediasi antara Yai Mim dan Nurul Sahara.
Serta merampungkan permasalahan yang menjadi konsumsi warganet di media sosial, termasuk warga di Malang.
Mediasi tersebut kabarnya akan dihadirinya, disaksikan Camat dan Lurah setempat pada Selasa (30/9/2025).
Pada unggahannya di akun Instagram pribadinya @wahyuhidayatmbois pada Senin (29/9/2025), sang wali kota membubuhkan keterangan tertulis.
Awalnya ia mengucap terima kasih kepada warga yang telah mencolek dirinya pada kabar viral keributan lewat media sosial.
Kemudian ia menyatakan telah mengatur mediasi.
Tak lupa ia meminta doa agar kasus ini cepat selesai dan kedua pihak bisa kembali berdamai.
Berikut tulisnya:
"Matur Suwun,
Untuk semua yang sudah nge-tag dan Komen terkait Viral ribut antar tetangga di Sebuah Perumahan di Kelurahan Merjosari.
Besok, kedua belah pihak akan dipertemukan, dimediasi di Kelurahan Merjosari. Pak Lurah Merjosari dan Pak Camat Lowokwaru akan memantau langsung.
Insyaa Allah, aku yo bakal hadir langsung memantau jalannya mediasi.
Sing tenang, Pemerintah Kota Malang, khususnya saya, gak akan tinggal diam dengan masalah ini. Saat ini sedang saya pelajari, dan tentunya harus diselesaikan dengan kepala dingin, tidak tergesa-gesa dan emosi.
Dungakno yo rek, masalah iki ndang nemu solusi, adem ayem kembali hubungan sebagai tetangga berdampingan. Aamiin."
Kronologi Viral Ricuh Yai Mim vs Sahara
Perselisihan yang bermula dari tanah wakaf untuk jalan warga itu kini melebar hingga berujung pada pengusiran Yai Mim dari kediamannya di Perumahan Joyogran Kavling Depag III Atas, Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Jawa Timur.
Kasus ini bermula dari persoalan batas tanah hingga lokasi parkir mobil rental milik Sahara yang dinilai mengganggu aktivitas keluar masuk mobil Yai Mim.
Namun, situasi kian memanas setelah Sahara merekam pertengkaran itu lalu mengunggahnya di media sosial.
Sahara juga membumbui video itu dengan caption yang dianggap menyudutkan Yai Mim.
Puncaknya beredar video yang memperlihatkan Yai Mim berguling-guling di tanah hingga Yai Mim ke kantor polisi dengan kepala diperban.
Berikut awal mula perseteruan berdasarkan versi Yai Mim:
Istri Yai Mim, Rosida Vignesvari menuturkan perseteruannya dengan Sahara bermula saat ia pulang dari Jakarta pada 7 Agustus 2025.
Setibanya di rumah, ada mobil rental milik Sahara yang terparkir di depan pintu pagar kediamannya.
Padahal di pagar itu sudah tertera imbauan berbunyi, "dimohon tidak parkir di depan pintu".
Ia dan Yai Mim menunggu hingga pukul 22.00 WIB, namun mobil tersebut tidak segera dipindahkan.
Baca juga: Viral Video Pengantar Jenazah di Maros Ugal-ugalan, Hampir Tanpa Busana, Polisi Buru Pelaku
Pukul 23.00 WIB, Rosida memberanikan diri menghubungi driver yang merupakan karyawan Sahara. Namun, tak ada respons.
Rosida dan Yai Mim lantas memutuskan untuk tidur. Namun, saat kembali dilihat pukul 02.00 WIB, mobil itu belum juga dipindahkan.
Padahal, subuh, Yai Mim harus pergi ke masjid untuk menghadiri pengajian.
"Jam 2 pagi mobil belum dipindah juga, saya tunggu sampai jam setengah 3 gak dipindah, saya bangunin drivernya di garasi mereka," kata Rosida dalam tayangan YouTube Curhat Bang Denny Sumargo yang diunggah Senin (29/9/2025).
Garasi itu berada di sebelah rumah Sahara, berupa bangunan semi permanen terbuka. Di garasi inilah driver Sahara tidur.
"Saya bangunin, badannya saya goncang-goncangin gak bangun-bangun terus saya telepon Bu Sahara."
"Pertama saya telepon Bu Sahara bilang, 'bangunin aja Mbak anak-anak', oke saya bangunin lagi," tutur Rosida.
Namun, karyawan Sahara tetap terlelap tidur meski telah dibangunkan oleh Rosida berulang kali.
"Saya telepon kedua kalinya, 'Mbak ini anak-anak tetap gak bisa dibangunin', terus Bu Sahara tetap (bilang), 'bangunin Mbak sampai bisa'."
"Saya bangunin lagi untuk ketiga kalinya saya telepon dia 'Mbak, ini anak-anak gak bisa dibangunin', 'yaudah kalau gitu pindahin sendiri ya mobilnya'," paparnya menirukan ucapan Sahara.
Rosida punya akses ke garasi dan mengetahui letak penempatan kunci lantaran Yai Mim kerap membantu aktivitas di rental milik Sahara tersebut.
"Karena kami sudah biasa bantu. Biasanya orang yang nyewa rental itu kan titip ke beliau (Yai Mim), jadi beliau ikut melayani."
"Ada orang mengembalikan kuncinya diterima, uangnya diterima, kunci taruh di tempat kunci, sepeda motor diambil," bebernya.
Saat Yai Mim berusaha memindahkan mobil rental itu, ia terlalu menekan gas sehingga menimbulkan suara keras.
Baca juga: Pasutri di Palembang Jalan Kaki Bawa Jasad Bayinya usai Diusir Mertua, Polisi Bantu Proses Pemakaman
Hal itulah yang membuat Sahara marah. Ia yang sedang tidur merasa terganggu dengan suara tersebut.
"Karena tempatnya itu ke bawah, ada jalan paving terus ke bawah, gasnya nekannya terlalu dalam (kesalahan injak gas) mengakibatkan bersuara keras," jelas Rosida.
Yai Mim menimpali, saat itu Sahara keluar dalam kondisi masih mengenakan pakaian yang terbuka.
"Jadi begitu mendengar suara mobil itu, Mbak Sahara ini langsung bangun dengan pakaian yang mohon maaf pendek," ucap Yai Mim.

Sambil marah, Sahara lantas menghubungi suaminya, Sofian.
Setelah dihubungi sang istri, Sofian langsung datang, ia juga melampiaskan kemarahannya.
"Pak Sofian datang marah-marah juga, 'ada apa ini?', gini bilang ke saya 'saya ini belum tidur'," kata Yai Mim menirukan ucapan Sofian.
Tak mau memperpanjang permasalahan, Yai Mim kemudian meminta maaf kepada Sahara dan Sofian.
Sahara pun menyambut baik, ia juga berbalik meminta maaf kepada tetangganya itu.
Ada Sebab Lain
Perkara parkir itu ternyata hanya satu di antara penyebab lain perseteruan antartetangga itu.
Yai Mim menuturkan, tanah yang digunakan Sahara untuk memarkir mobil rentalnya ternyata milik orang Bali.
Tanah itu hendak dijual dan sempat ditawarkan kepada Yai Mim. Namun, Yai Mim masih mempertimbangkan, sebab tanah itu telah digunakan oleh Sahara untuk parkir mobil rentalnya.
"Lalu kebetulan, kira-kira-kira 3-4 hari saya mendatangi dia (Sofian) ke pos itu. Pak Sofian ngomong suatu ketika sama saya, 'agak sedih hati, ini tanah saya harus kosongkan sebelum tanggal sekian'," tuturnya.
Baca juga: Anggun Sopir Bank Jateng di Mata Tetangga Dikenal Sering Bersosialisasi, Aktif di Lingkungan
Yai Mim lantas memiliki ide untuk membersihkan tanah kosong yang ditumbuhi semak belukar di depan rumahnya.
Ia kemudian mendatangi perangkat desa untuk menanyakan siapa pemilik tanah itu. Namun, perangkat desa menyebut telah hilang kontak dengan pemilik tanah tersebut.
Akhirnya Yai Mim meminta izin untuk membersihkan tanah kosong yang ditumbuhi semak belukar tersebut.
"Saya bersihkan sendiri, saya bakar. Gara-gara pembakaran itu juga membuat banyak orang marah, mungkin," ungkapnya.
Total biaya yang ia keluarkan untuk membersihkan lahan itu, termasuk memagarinya mencapai Rp12 juta.
Ia kemudian meminta Sofian untuk membantu biaya membersihkan lahan itu Rp1 juta. Namun, Sofian menolak lantaran dinilai terlalu mahal.
"Setelah sudah jadi, saya bilang 'Pak alhamduillah sampeyan (Sofian) sudah punya parkir seluas ini."
"Tapi tolong Pak bantu ya Rp1 juta aja. Itu jawabnya begini, 'kemahalan Rp1 juta, kalau sama saya paling Rp400 ribu aja'," tandas Yai Mim.
Karena tak disepakati, Yai Mim kemudian meminta agar mobil rental milik Sahara tidak parkir di depan rumahnya. Namun ternyata, Sahara masih kerap parkir di depan rumah Yai Mim.
Beberapa waktu berselang, Yai Mim meminta paving kepada Sofian untuk digunakan di depan rumahnya.
Sofian pun mengizinkan. Akan tetapi, setelah konflik Yai Mim dan Sahara viral, paving itu diminta lagi.
Tak hanya itu, ada juga sebab lain yang akhirnya berujung pada Yai Mim dan keluarga diusir dari perumahan tempat tinggalnya.
Peristiwa itu terjadi saat istri Yai Mim, Rosida pergi haji 2025.
Suatu ketika, anak Sahara dan Sofian bermain ke rumah Yai Mim.
Sahara pun menyusul masuk ke rumah Yai Mim. Ia sekaligus memberi makanan untuk tetangganya itu.
Namun, setelah berada di dalam, ia mengunci pintu Yai Mim dari dalam. Yai Mim sempat memprotes aksi itu, namun Sahara beralasan agar anaknya tak keluar.
Setelah itu, Yai Mim memutuskan untuk naik ke lantai tiga rumahnya dan mencuci baju. Kala itu, ia hanya mengenakan celana pendek.
Akan tetapi, Sahara tiba-tiba naik dan berteriak menyebut Yai Mim cabul.
Yai Mim pun kaget, ia takut dianggap berbuat macam-macam lantaran ada suami Sahara di luar.
Kejadian ini menjadi satu di antara alasan Yai Mim diusir dari perumahan tempat tinggalnya.
"Ibu Sahara melihat laki-laki berpakaian mengumbar aurat itu sama dengan melakukan pencabulan."
"Buktinya saya itu diusir dari kampung situ alasannya antara lain karena melakukan pencabulan dengan membuka aurat," tukasnya.
Tuduhan cabul itu juga sempat tersebar di video yang diunggah Sahara.
Dalan unggahan tersebut, Sahara menyebut tetangganya itu sebagai dosen cabul di hadapan mahasiswa yang saat itu berkunjung ke rumah Yai Min.
“Ada apa kalian disuruh ke sini? Ini mahasiswa UIN semua, jangan pergi kalian. Kenapa? Ini dosen kalian yang cabul itu, dia cabulin saya,” ujar Nurul Sahara dalam video tersebut, dikutip dari Serambinews.com.
Mendengar tudingan itu, Yai Mim justru menanggapi dengan tenang. Ia balik bertanya kepada Sahara.
“Dengarin ya, kapan saya nyabulin kamu?” balas Yai Mim.
Dalam caption panjang yang ditulisnya, Sahara bersikeras memperjuangkan apa yang ia sebut sebagai bentuk keadilan.
Ia menuding Yai Mim melakukan sejumlah pelanggaran yang merugikan dirinya, antara lain:
- Pelecehan seksual
- Pencemaran nama baik pribadi
- Perusakan mobil rental
- Pemblokadean jalan
- Pemfitnahan terhadap usaha rental
- Menghadirkan massa ke garasi mobilnya
“Selama beberapa waktu saya sempat tidak menggubris perbuatan beliau, dikarenakan saya masih memandang beliau sebagai Kyai dan Dosen di UIN Malang."
"Namun tindakan provokatif beliau baik berupa lisan, tulisan, dan tindakan selalu bersubstansi pemfitnahan, penuduhan dan merendahkan saya. Hingga akhirnya saya memberanikan diri untuk speak up,” tulis Nurul Sahara.
Sebagian artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Nurul Sahara Fitnah Yai Mim Dosen Cabul, Faktanya Bikin Netizen Menyesal dan Minta Maaf
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Nanda Lusiana, Serambinews.com/Firdha Ustin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.