Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

2 Wilayah Jabar Terjadi Keracunan Massal MBG dalam 3 Hari, Korban Tembus 1.040 Siswa

1.040 siswa di dua wilayah di Jawa Barat mengalami keracunan akibat mengonsumsi MBG hanya dalam rentang tiga hari saja.

Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan
KERACUNAN MBG - Kondisi siswa yang mengalami keracunan MBG saat dirawat di GOR Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat pada Rabu (24/9/2025). 1.040 siswa di dua wilayah di Jawa Barat yakni Kabupaten Bandung Barat dan Sukabumi mengalami keracunan akibat mengonsumsi MBG hanya dalam rentang tiga hari saja. 

Di Kabupaten Sukabumi, keracunan MBG dialami oleh lima siswa dari SMK Doa Bangsa pada Rabu kemarin.

Seorang korban bernama Sandi Maulana mengaku mengalami gatal hingga muntah setelah mengonsumsi MBG pada pukul 09.00 WIB.

Baca juga: Anaknya Diduga Keracunan MBG, Warga Tuban: Harapannya Diberi Makan Bergizi, tapi Malah Jadi Musibah

Dia mengatakan menu MBG yang dikonsumsinya berisi spageti, ikan, sayur, tahu, dan buah jeruk.

Sandi mengaku dirinya keracunan akibat spageti yang dikonsumsinya karena berbau dan berlendir.

"Kalau spageti rasanya kaya (buat) mual-mual gitu gak enak, berlendir enggak, tapi dingin. Gak ada nasinya. Tadi makannya gak abis, gak enak," ucap Sandi.

Kini, para siswa tersebut masih dirawat di RSUD Palabuhanratu.

Gubernur Jabar Bakal Lakukan Evaluasi

Imbas keracunan massal MBG ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bakal melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggara dan vendor.

Dia mengungkapkan bakal memanggil pengelola MBG di Jawa Barat untuk meminta penjelasan.

Dedi menilai salah satu penyebab terjadinya keracunan massal akibat tidak seimbangnya jumlah penerima MBG dengan tenaga yang tersedia, ditambah manajemen penyajian makanan yang kurang tepat.

"Misalnya yang dilayani ribuan orang, tetapi yang melayani sedikit. Masaknya jam 1 malam, disajikan jam 12 siang. Jarak waktunya terlalu lama, ini yang harus dievaluasi. Kalau penyelenggara tidak mampu, ya diganti dengan yang lebih mampu," kata Dedi di Balai Pakuan Bogor, Rabu.

Menanggapi wacana moratorium program MBG di Jabar, Dedi menilai langkah yang lebih penting adalah mengevaluasi penyelenggara terlebih dahulu. 

Ia menegaskan akan memastikan penyedia makanan benar-benar mampu dan kualitas makanan sesuai dengan standar yang ditetapkan. 

"Yang harus dilihat, pertama penyelenggara mampu atau tidak. Kedua, makanan yang disajikan sesuai dengan harga atau tidak. Kalau ternyata tidak mampu dan kualitasnya menurun, ya harus dievaluasi," ujarnya.

Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jabar dengan judul "Dua Kali Keracunan Massal gara-gara MBG di Bandung Barat, Korbannya Lebih dari 1000 Siswa"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan/Muhamad Nandri Prilatama/M Rizal Jalaludin)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan