Program Makan Bergizi Gratis
2 Wilayah Jabar Terjadi Keracunan Massal MBG dalam 3 Hari, Korban Tembus 1.040 Siswa
1.040 siswa di dua wilayah di Jawa Barat mengalami keracunan akibat mengonsumsi MBG hanya dalam rentang tiga hari saja.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Peristiwa keracunan massal Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di dua wilayah di Jawa Barat dalam waktu dua hari saja.
Adapun wilayah yang dimaksud yakni Kabupaten Bandung Barat pada Senin (22/9/2025) dan terbaru di Kabupaten Sukabumi pada Rabu (24/9/2025).
Bahkan, hingga Rabu kemarin, total korban sudah mencapai lebih dari 1.000 siswa hanya di Kabupaten Bandung Barat.
Sementara, untuk di Kabupaten Sukabumi, ada lima siswa yang mengalami keracunan.
Keracunan MBG Bandung Barat Terjadi di 2 Kecamatan
Dikutip dari Tribun Jabar, peristiwa keracunan massal akibat MBG di Kabupaten Bandung Barat terjadi di dua wilayah yakni Kecamatan Cipongkor dan Kecamatan Cihampelas.
Bahkan, khusus di Kecamatan Cipongkor, keracunan MBG terjadi dalam dua hari yakni pada Senin (22/9/2025) dan Rabu (24/9/2025) dengan total korban mencapai 975 siswa.
Baca juga: Ikan Hiu Saus Tomat Diduga Jadi Biang Keladi Keracunan MBG di SDN 12 Benua Kayong Ketapang
Sementara, di Kecamatan Cihampelas, data menunjukkan total korban mencapai 60 siswa.
Sehingga jika diakumulasikan, total korban akibat MBG mencapai 1.035 siswa.
Pada gelombang pertama di Kecamatan Cipongkor, keracunan terjadi di SD Negeri Sirnagalih, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Fiqri, dan SMK Pembangunan Bandung Barat.
Keracunan diduga akibat menu MBG yang dikonsumsi siswa diduga bau pada daging ayam yang tersedia.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Yayasan SMK Pembangunan Bandung Barat, Erik Zainudin.
"Dari keterangan anak-anak, pas dibuka kayanya ayamnya yang basi, asam, warnanya juga agak beda," ungkapnya.
Adapun di menu MBG yang disajikan di SMK Pembangunan Bandung Barat adalah nasi, daging ayam, tahu, dan sepotong buah melon.
Bahkan, menurut salah satu korban bernama Salwa (17), ada bulu yang masih tertinggal di kulit ayam yang dikonsumsinya.
"Kalau menunya Ayam kecap, tahu, melon. Rasanya gimana ya, tapi di kulit dagingnya masih ada bulu sedikit," kata Salwa.
Sementara, pada gelombang kedua, keracunan MBG terjadi di SMK Karya Perjuangan di Kecamatan Cipongkor.
Menurut Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah, keracunan berasal dari makanan yang dibuat oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berbeda dari peristiwa sebelumnya.
"Untuk kasus baru ini berasal dari dapur berbeda. Karena dapur MBG ini masih beroperasi," ujarnya.
Namun, belum diketahui menu seperti apa yang dikonsumsi oleh para korban.
Pasca insiden keracunan MBG massal, ini, Bupati Kabupaten Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, langusng menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Jadi sekarang juga kita sudah menetapkannya sebagai statusnya KLB, kejadian luar biasa, supaya penangannya lebih cepat dan juga lebih menyeluruh seperti itu," kata Jeje pada Selasa (23/9/2025).
Sementara, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengumumkan penghentian sementara operasional SPPG di Kecamatan Cihampelas dan Cipongkor.
"Saya sudah minta untuk stop sementara," kata Dadan saat melakukan sidak ke Cipongkor, Selasa.
Dia menduga keracunan massal diakibatkan adanya keteledoran dari pihak SPPG.
"Kondisinya sebenarnya bagus, hanya mungkin ada keteledoran. Yang itu kemudian harus jadi perbaikan menyeluruh ya di SPPG tersebut," ujarnya.
Dadan mengklaim, regulasi penerbitan izin SPPG telah dirancang secara ketat, termasuk dalam hal teknis seperti Standar Operasional Prosedur (SOP) penyediaan bahan baku MBG hingga produksi sajian.
"Ya ketika mereka sudah dinyatakan siap operasional itu artinya sudah memenuhi standar ya. Mulai dari aspek higienis, kelengkapan peralatan, kemudian kelengkapan personel."
"Tapi mungkin di dalam pelaksanaan kadang-kadang ada hal yang mau repot ya. Bangun malam, menyiapkan dalam waktu yang singkat. Ada yang agak ingin relaks dengan mempersiapkan lebih awal," tandasnya.
Keracunan MBG Sukabumi, 5 Siswa Jadi Korban
Di Kabupaten Sukabumi, keracunan MBG dialami oleh lima siswa dari SMK Doa Bangsa pada Rabu kemarin.
Seorang korban bernama Sandi Maulana mengaku mengalami gatal hingga muntah setelah mengonsumsi MBG pada pukul 09.00 WIB.
Baca juga: Anaknya Diduga Keracunan MBG, Warga Tuban: Harapannya Diberi Makan Bergizi, tapi Malah Jadi Musibah
Dia mengatakan menu MBG yang dikonsumsinya berisi spageti, ikan, sayur, tahu, dan buah jeruk.
Sandi mengaku dirinya keracunan akibat spageti yang dikonsumsinya karena berbau dan berlendir.
"Kalau spageti rasanya kaya (buat) mual-mual gitu gak enak, berlendir enggak, tapi dingin. Gak ada nasinya. Tadi makannya gak abis, gak enak," ucap Sandi.
Kini, para siswa tersebut masih dirawat di RSUD Palabuhanratu.
Gubernur Jabar Bakal Lakukan Evaluasi
Imbas keracunan massal MBG ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bakal melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggara dan vendor.
Dia mengungkapkan bakal memanggil pengelola MBG di Jawa Barat untuk meminta penjelasan.
Dedi menilai salah satu penyebab terjadinya keracunan massal akibat tidak seimbangnya jumlah penerima MBG dengan tenaga yang tersedia, ditambah manajemen penyajian makanan yang kurang tepat.
"Misalnya yang dilayani ribuan orang, tetapi yang melayani sedikit. Masaknya jam 1 malam, disajikan jam 12 siang. Jarak waktunya terlalu lama, ini yang harus dievaluasi. Kalau penyelenggara tidak mampu, ya diganti dengan yang lebih mampu," kata Dedi di Balai Pakuan Bogor, Rabu.
Menanggapi wacana moratorium program MBG di Jabar, Dedi menilai langkah yang lebih penting adalah mengevaluasi penyelenggara terlebih dahulu.
Ia menegaskan akan memastikan penyedia makanan benar-benar mampu dan kualitas makanan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
"Yang harus dilihat, pertama penyelenggara mampu atau tidak. Kedua, makanan yang disajikan sesuai dengan harga atau tidak. Kalau ternyata tidak mampu dan kualitasnya menurun, ya harus dievaluasi," ujarnya.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jabar dengan judul "Dua Kali Keracunan Massal gara-gara MBG di Bandung Barat, Korbannya Lebih dari 1000 Siswa"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan/Muhamad Nandri Prilatama/M Rizal Jalaludin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.