Karier Politiknya Ternoda, Wahyudin Moridu Resmi Dipecat dari Anggota DPRD Gorontalo, Langgar Sumpah
Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, resmi dipecat per Senin (22/9/2025).
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Kepada BK DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin mengaku dalam pengaruh minuman keras (miras) saat direkam oleh wanita hugel yang sedang bersamanya, FT.
"Yang bersangkutan mengakui dirinyalah yang ada di dalam video itu, tapi dia tidak tahu kalau sedang direkam," jelas Fikram Salima, Jumat (19/9/2025) malam.
"Kami kejar, apakah Saudara telah mengonsumsi miras. Dia mengaku (malam sebelum kejadian)" imbuhnya.
Namun, pihak Bandara Djalaluddin Gorontalo, justru memberikan pernyataan berbeda.
Kepala Bandara Djalaluddin Gorontalo, Joko Harjani, menjelaskan unit penyelenggara bandara memiliki kewajiban untuk mencegah penumpang yang berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan.
"Teman-teman Avsec (Aviation Security) melakukan profiling, memonitor penumpang yang akan berangkat, dan memeriksa barang bawaan," jelas Joko dalam konferensi pers pada Minggu (21/9/2025), dikutip dari TribunGorontalo.com.
Baca juga: Hartanya Minus, Wahyudin Moridu Anggota DPRD Gorontalo Disorot KPK, LHKPN Bakal Dicek
Ia menambahkan, proses pemeriksaan keamanan sesuai ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan dan dokumen Airport Security Programme (ASP).
Menurut Joko, pengawasan Avsec dimulai sejak penumpang tiba di drop zone, masuk ke ruang check-in, hingga naik ke pesawat.
Berdasarkan pengawasan tersebut, kata Joko, kondisi Wahyudin Moridu terindikasi normal saat keberangkatan pada 3 Juli 2025.
"Berdasarkan profiling teman-teman Avsec, kondisi yang bersangkutan masih normal. Kami tidak menemukan tanda-tanda jika dia sempoyongan yang berpotensi mengganggu," ujarnya.
Joko juga memastikan pihak bandara tidak pernah ragu untuk melarang penumpang yang tidak layak terbang.
Ia mencontohkan, pihaknya sudah beberapa kali membatalkan keberangkatan penumpang yang dalam kondisi mabuk.
"Sudah tercatat sekitar dua sampai tiga kali kejadian. Profiling kami ketat, tidak hanya pada orang yang mabuk tetapi juga pada orang yang membawa narkoba, atau penumpang sakit yang butuh koordinasi dengan pihak terkait," urainya.
Ia menegaskan, jika ada penumpang mabuk berat, petugas Avsec akan dengan mudah mengetahuinya dari bau minuman. Namun, hal itu sama sekali tidak ditemukan pada hari keberangkatan Wahyudin.
"Pada saat di bandara, kondisinya terpantau tidak ada potensi mengganggu keselamatan," pungkas dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.