Berita Viral
Gadis Sukabumi Dipaksa Menikah dengan WNA China, Dedi Mulyadi Soroti Kasus TPPO dan Pemerasan
Gadis Cisaat, Sukabumi, RR (23), jadi korban TPPO internasional dan disekap di China. Keluarga minta bantuan Dedi Mulyadi untuk pemulangan.
TRIBUNNEWS.COM - Nasib pilu dialami gadis asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berinisial RR (23) yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) jaringan internasional.
RR diberangkatkan ke China sekitar bulan Mei 2025, setelah dijebak melalui modus lowongan kerja.
RR sempat disekap di Bogor dipaksa menikah dengan Warga Negara Asing (WNA) China.
Hingga kini, RR belum dapat pulang karena masih disekap dan keluarga diminta uang tebusan Rp200 juta.
TPPO merupakan bentuk kejahatan yang mencakup proses perekrutan, pengangkutan, atau pemindahan seseorang dengan tujuan eksploitasi.
Diduga RR tergiur gaji Rp15 juta hingga Rp30 juta per bulan untuk bekerja di China yang ditawarkan di media sosial.
RR merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang tinggal bersama ibunya.
Orang tua RR telah bercerai sehingga ia dirawat ibu sejak kecil.
Sebelum berangkat ke China, RR bekerja di sebuah perusahaan di Sukabumi dan menjadi tulang punggung keluarga.
Kini, keluarga kehilangan sosok RR karena sudah menghilang selama lima bulan.
Kuasa hukum RR, Rangga Suria Danuningrat, menduga ada empat orang yang terlibat dalam sindikat perdagangan orang.
Baca juga: Sinergi KSP-Imigrasi Soetta Perkuat Desa Binaan & PIMPASA, Cegah TPPO dan PMI Non Prosedural
"Berdasarkan keterangan saksi, RR itu bareng sama temannya. Masalahnya temannya ikut ke sana atau tidak, kalau ikut berarti hilang jejak. Tapi kalau tidak ikut, minimal dia bisa jadi saksi. Nanti polisi akan mencari keluarganya," ungkapnya, Kamis (18/9/2025), dikutip dari TribunJabar.id.
RR berangkat ke China tanpa sepengetahuan keluarga.
"Orang tua hanya mengira RR ngekos di Cikembar, dekat pabrik tempatnya bekerja," imbuhnya.
Pada September 2025, keluarga mendapat titik terang setelah RR menghubungi pamannya menggunakan nomor ponsel Indonesia.
Dalam percakapan itu, RR mengaku dinikahkan dengan WNA China kemudian diberangkatkan dengan dokumen palsu.
"Dia yang jadi penghubung antara orang Cina dengan jaringan di sini," lanjutnya.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Sukabumi Kota.
Rangga Suria Danuningrat, menambahkan pihak keluarga diminta ke Bandung untuk bertemu Gubenur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang memberi atensi pada kasus ini.
"Melalui stafnya menyampaikan ke saya bahwa besok ditunggu di Bandung setelah Jumat, kalau bisa keluarganya dibawa."
"Jadi sekarang kita sedang melobi ibunya RR supaya bisa hadir," tuturnya.
Ia menambahkan keluarga meminta pemerintah membantu pemulangan RR.
"Kita berharap upaya ini membuahkan hasil. Yang penting ada kejelasan hukum dan kepastian pemulangan RR," jelasnya.
Baca juga: Kementerian P2MI - Kemlu Upayakan Repatriasi Jenazah Gadis Medan Nazwa Aliya Korban TPPO di Kamboja
Ibu Kerja Buruh Harian
Rangga Surya Danuningrat, menerangkan RR menjadi korban asusila oleh pihak yang menahannya.
Kini, seluruh biaya keluarga ditanggung ibu RR yang bekerja sebagai buruh pabrik dengan upah Rp40 ribu sehari.
Kondisi fisik ibu RR sudah lemah tapi harus berjalan kaki sejauh 4 kilometer untuk pergi ke pabrik.
"Dari rumah ke pabrik kue, ibunya jalan kaki bolak-balik. Sudah sakit-sakitan, tapi tetap dipaksa karena kalau tidak, keluarga tidak makan," imbuhnya.
Pihaknya telah mengurus berkas laporan ke Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) serta menyiapkan laporan polisi.
BP2MI bertugas melindungi, memberdayakan, dan mengawasi pekerja migran Indonesia—baik sebelum berangkat, selama bekerja di luar negeri, maupun setelah kembali ke tanah air.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Respon Cepat Dedi Mulyadi di Kasus Wanita Sukabumi Korban TPPO di China: Ditunggu di Bandung
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.