Saksikan Anaknya Pukul Wakasek, Polisi di Sinjai Diperiksa Propam, Biarkan Pemukulan Terjadi?

"Saya berdiri dan melerai," ujarnya kepada Tribun-Timur.com, Rabu.

Aiptu Rajamuddin juga menyebut memarahi dan memerintahkan anaknya untuk meminta maaf kepada korban.

"Saya memarahi saat dibawa ke ruang guru untuk meminta maaf. Kamu bikin malu saya di sini," kata Rajamuddin.

Aiptu Rajamuddin sekaligus menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas perbuatan anaknya.

"Saya selaku orang tua menyampaikan permohonan maaf kepada Pak Mauluddin selaku korban, pihak sekolah, insan pendidikan serta masyarakat Sinjai atas kegaduhan yang terjadi," tegasnya.

Dengan adanya dua kesaksian ini, pemeriksaan yang dilakukan pihak kepolisian menjadi kunci untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.

Pengakuan MR

Sementara itu, dari pengakuan MR, ia melakukan pemukulan itu karena tersulut emosi.

Pemukulan itu terjadi bermula saat ia dihukum karena bolos sekolah. Ia disanksi karena tidak masuk sekolah pada Senin (15/9/2025).

MR menyebut, Wakasek Bidang Kesiswaan itu mengambil tas miliknya saat jam pelajaran.

Baca juga: Siswa yang Pukul Guru di Ruang BK SMAN 1 Sinjai Mengaku Tersulut Emosi

"Saya emosi, karena tas saya diambil," kata MR saat ditemui Tribun-Timur.com, Rabu (17/9/2025).

Mengetahui tasnya diambil, MR lantas menghubungi Mauluddin sekira pukul 15.00 Wita, untuk mengambil tasnya.

Akan tetapi, Mauluddin menyebut dirinya sudah pulang bersama kepala sekolah.

Kemudian, MR kembali ke sekolah pukul 16.00 Wita untuk latihan futsal. Di sana ia melihat ternyata kepala sekolahnya belum pulang.

MR pun menganggap Mauluddin telah membohongi dirinya.

"Katanya sudah pulang, pas saya ke sekolah latihan futsal masih ada kepala sekolah," ujarnya.