Kisah Azitah Azman, Milenial dari Banyuwangi yang Memilih Bertani sebagai Jalan Hidup
Azitah Azman atau akrab disapa Mas Maman, jadi pengecualian. Usianya kini 33 tahun dan menjadikan aktivitas bertani sebagai jalan hidupnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harus diakui banyak generasi milenial dan gen Z tidak menaruh minat terhadap bidang pertanian.
Sebagian besar dari mereka enggan menjadi petani dan memilih bekerja di sektor lain.
Sebab, menjadi petani penghasilannya tidak pasti. Umumnya cenderung kecil. Belum lagi bekerja sebagai petani harus berpanas-panasan di bawah terik matahari.
Bertani juga tidak menarik bagi generasi muda yang menginginkan perkembangan karier dan gaya hidup yang lebih modern.
Namun, Azitah Azman atau akrab disapa Mas Maman, jadi pengecualian. Usianya kini 33 tahun dan menjadikan aktivitas bertani sebagai jalan hidupnya.
Di Banyuwangi, Jawa Timur, ia telah mengelola lahan seluas 5 hektar. Ia menanam berbagai komoditas sayuran.
Sepanjang menjadi petani, diakuinya pernah meraup keuntungan Rp 2 miliar karena menanam cabai di lahan seluas 1,5 hektare.
Menurut Mas Maman, kunci sukses petani terletak pada kemampuan membaca pasar, mengadopsi teknologi pertanian terbaru, dan mendapat bimbingan dari pemerintah maupun pihak swasta.
"Dulu saya juga tidak langsung mengerti, tapi lama-lama belajar. Dari situ saya jadi tahu cara tanam yang lebih efisien, hasil juga makin bagus," ucapnya.
Mas Maman memulai perjalanan bertaninya sejak 2011 dengan belajar langsung dari orang tuanya.
Sejak itu ia tekun dan bersemangat untuk berkembang sebagai petani. Ia melakukan eksperimen, memperluas lahan, dan akhirnya membangun usaha pertanian yang stabil.
Sejak 2017, ia mengandalkan varietas unggul dari benih Cap Panah Merah, seperti Cabai Merah Besar PILAR F1, Cabai Merah Keriting TANGGUH F1, Timun BATAR F1, Jagung Manis BONANZA F1, dan Bunga Kol LARISSA F1.
Kombinasi tanaman ini, menurut dia, menjaga produktivitas lahannya sepanjang tahun sekaligus memenuhi beragam permintaan pasar.
Seiring kesuksesannya, Mas Maman aktif berbagi ilmu. Ia sering mendampingi petani lain mencoba benih unggul dan praktik tanam yang lebih baik, bahkan membuka lahannya sebagai tempat belajar bersama.
Hingga kini, sekitar 50 petani telah terinspirasi mengikuti jejaknya, dan lebih dari 200 petani pernah ia ajak langsung belajar di lahannya mengenai teknik menanam cabai, khususnya cabai keriting.
Prakiraan Cuaca Kota Surabaya Besok Selasa, 7 Oktober 2025, BMKG: Berpotensi Cerah Berawan |
![]() |
---|
Kronologi Mobil Jatuh ke Jurang di Pacet Mojokerto, 2 Wanita Tewas dan 5 Orang Luka-luka |
![]() |
---|
Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: 53 Meninggal Dunia, Operasi Pencarian Diperpanjang |
![]() |
---|
Pernyataan Cantika Davinca usai Mobilnya Tewaskan 2 Pelajar, Hendak Manggung di Poncol Magetan |
![]() |
---|
36 Santri Tewas, Prabowo Minta Menteri dan Gubernur Turun Tangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.