Banjir di Denpasar Bali
Hari Keempat Pencarian Korban Banjir Mengwitani: Tim Sisir Sungai, Desa Gelar Pecaruan
Rute pencarian dimulai dari Sungai Penet hingga melebar ke Sungai Gamongan, Desa Kaba-Kaba, bahkan direncanakan sampai muara Pantai Mengening, Cemagi
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BADUNG – Memasuki hari keempat, tiga korban banjir yang hilang di Perumahan Permata Residence, Jalan Bukit Tinggi, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, belum juga ditemukan.
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas Bali, Satpolairud Polres Badung, TNI AD, Samapta Polres Badung, dan Unit K9 Polda Bali melakukan penyisiran menyusuri aliran sungai sejak Minggu (14/9/2025) pagi.
Rute pencarian dimulai dari Sungai Penet hingga melebar ke Sungai Gamongan, Desa Kaba-Kaba, bahkan direncanakan sampai muara Pantai Mengening, Cemagi.
“Hari ini dilakukan penyisiran di Sungai Gamongan Desa Kaba-Kaba. Namun sampai sore ini korban belum juga ditemukan,” jelas Ps Kasubsipenmas Sihumas Polres Badung, Aiptu Ayu Inastuti.
Baca juga: Minta Penanganan Banjir Bali Dilakukan secara Komprehensif, DPR: Mitigasi Bencana Jadi Perhatian
Kendala Medan Ekstrem
Petugas menghadapi berbagai kendala dalam pencarian, mulai dari sungai yang dalam, jalur sulit dilalui, hingga banyaknya tumpukan sampah kayu dan bambu di bawah jembatan.
Kondisi ini membuat proses pencarian membutuhkan tenaga ekstra.
Pihak kepolisian memastikan pencarian tetap dimaksimalkan dengan melibatkan koordinasi lintas wilayah, termasuk BPBD Badung dan Tabanan, serta aparat desa di sepanjang jalur sungai.
Upaya Spiritual Warga Desa
Selain pencarian secara sekala, pihak desa juga menempuh jalur niskala.
Pada Minggu (14/9/2025), Bendesa Adat Beringkit I Ketut Sutomo bersama warga menggelar upacara pecaruan, guru, dan bendu piduka tepat di depan rumah korban.
Upacara ini dilakukan untuk memohon maaf kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus menetralkan alam yang dianggap terganggu keseimbangannya.
“Air bisa meluap karena kondisi jalan air sempit. Inilah yang kami mohonkan maaf, agar alam kembali harmonis. Kami juga memohon agar korban segera ditemukan, baik hidup maupun meninggal,” ujar Sutomo.
Perbekel Mengwitani, I Nyoman Suardana, menegaskan bahwa meski korban memiliki kepercayaan berbeda, upacara tetap wajib dilakukan sebagai wujud kepedulian desa.
“Siapapun yang tertimpa musibah, karena tinggal di Desa Mengwitani, kami wajib turut serta dalam pencarian dan upacara. Mudah-mudahan dengan jalan niskala ini, korban bisa segera ditemukan,” katanya.
Hingga Minggu sore, tim SAR gabungan masih menyisir sungai hingga wilayah Selingsing, Tabanan, namun hasilnya tetap nihil.
Sementara pencarian di reruntuhan rumah korban juga tidak menemukan tanda-tanda adanya tubuh yang tertimbun.
Sumber: Tribun Bali
Banjir di Denpasar Bali
Penyebab Banjir Bali Dinilai karena Pembangunan Masif, Deforestasi Capai 459 Hektar |
---|
Kunjungan Prabowo Bukan Sekadar Bentuk Kepedulian, juga Dorongan Moril Warga Terdampak Banjir |
---|
Kala Prabowo Puji Aksi Heroik Anjing Selamatkan Tuannya saat Banjir Bali: Kamu Pahlawan |
---|
Banjir Bali Rusak 60 Sekolah, Anak-anak Tetap Harus Belajar |
---|
Momen Presiden Prabowo Peluk Bocah yang Bangunkan Ibunya saat Banjir Bali: Kamu Pahlawan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.