Minggu, 5 Oktober 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Sejarah Singkat Gedung Grahadi, Rumah Dinas Gubernur Jatim yang Dibakar Massa

Inilah sejarah singkat Gedung Negara Grahadi. Cagar budaya di Surabaya, Jawa Timur yang awalnya dibangun menghadap ke sungai

TRIBUNJATIM.COM/Sofyan Arif Candra Sakti
GEDUNG BERSEJARAH - Potret Gedung Negara Grahadi yang menjadi saksi bisu perkembangan Kota Surabaya. Kini Gedung Grahadi dibakar massa pada Sabtu (30/8/2025). Inilah sejarah singkat Gedung Negara Grahadi. Cagar budaya di Surabaya, Jawa Timur yang awalnya dibangun menghadap ke sungai 

TRIBUNNEWS.COM - Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa TImur dibakar massa yang lakukan aksi demo, Sabtu (30/8/2025) pukul 22.00 WIB.

Massa tersebut lakukan aksi demo untuk menyuarakan tuntutan keadilan atas insiden tewasnya Affan Kurniawan, driver ojek online (ojol) yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di Jakarta.

Bahkan, api yang membakar Gedung Grahadi tersebut juga menghanguskan ruang kerja Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak.

Gedung yang kini jadi rumah dinas Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa ini pun dirusak di dimasuki massa.

Wartawan Surya.co.id di lapangan melaporkan, ada enam unit komputer dari ruang press room diambil dan dibawa ke depan kerumunan lalu dirusak.

Meja, sofa, hingga kursi di ruang media juga jadi sasaran perusakan oleh massa.

Nama Grahadi sendiri diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya rumah yang mulia.

Bangunan utama Gedung Grahadi dibangun pada akhir abad ke-18, tepatnya 1795.

VOC yang berhasil mengalahkan Kraton Surabaya pun menunjuk seorang penguasa di Jawa bagian timur dan berkedudukan di Surabaya.

Dirk van Hogendorp lah orang yang ditunjuk sebagai penguasa.

Ia lantas membeli tanah di selatan kota yang dulu masih sepi dan letaknya di tepi sungai.

Baca juga: Kronologi Dibakarnya Mapolsek Tegalsari Surabaya & Situs Bersejarah: Awalnya Massa Dipukul Mundur

Di atas tanah yang mulanya milik pedagang tersebut, dibangunlah sebuah rumah peristirahatan yang menghadap ke sungai dan dikelilingi taman bunga yang luas.

Rumah ini dirancang menghadap ke arah sungai karena penghuninya bisa melihat lalu lalang perahu yang dulu jadi transportasi utama sebelum jalan raya berkembang.

Lalu, setelah pergantian kekuasaan yang terjadi di Eropa, Belanda dikuasai oleh Perancis di bawah kekuasaan Kaisar Napoleon Bonaparte.

Mengutip dprkpck.jatimprov.go.id, Napoleon Bonaparte mengutus seseorang dari Belanda untuk menjadi Gubernur Jenderal VOC di Hindia-Belanda sebagai bawahan Perancis.

Yang ditunjuk tersebut adalah Herman Willem Daendels, seorang militer, politikus, dan administrator Belanda yang paling dikenal karena membangun Jalan Raya Pos (Grote Postweg) dari Anyer ke Panarukan, yang sekarang jadi tulang punggung Jalur Pantai Utara (Pantura).

Di masa Daendels tersebut, Gedung Grahadi yang awalnya bertipe Oud Holland Stijl atau bangunan khas Belanda dianggap kurang megah.

Ia pun menggantinya menjadi langgam Empire Style yang pada masanya dianggap lebih modern dan berwibawa.

Menurut Daendels, Empire Style lebih mencerminkan citra istana raja yang dimuliakan.

Arah bangunan pun diubah, gedung menghadap ke arah jalan raya, tepat di depannya dan tetap mempertahankan arah sungai.

Atap dengan mode Empire Style ini jadi ciri khas Gedung Grahadi.

Lalu pada tahun 1870, gedung ini resmi jadi kediaman Residen Surabaya yang membawahi wilayah Kota Surabaya, dan sekitarnya.

Sebagai rumah dinas Residen Surabaya, Grahadi pun mendapatkan penambahan ruang.

Gedung Grahadi lalu jadi rumah dinas Gubernur Jawa Timur hingga masa penjajahan Jepang dan hingga kini.

Gedung yang juga jadi cagar budaya ini jug juga kerap digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara-acara penting di tingkat Provinsi Jawa Timur.

Baca juga: BREAKING NEWS: Massa Pendemo Bakar Gedung Grahadi Surabaya, Ruang Wagub Jatim Hangus

Kronologi Terbakar

Sebelum api menyala di sisi barat Gedung Grahadi, massa melakukan penjarahan barang dan fasilitas yang ada di gedung yang kini jadi cagar budaya tersebut.

Surya.co.id mewartakan, massa merangsek masuk ke dalam gedung setelah merusak pagar sisi barat.

Gubernur Jatim, Khofifah juga sempat menemui pengunjuk rasa di depan gedung pada pukul 21.00 WIB.

Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya agar massa aksi yang ditahan bisa dibebaskan.

"Sekarang masih di Polrestabes Surabaya, dibebaskan malam ini."

"Bisa bertelfon dengan Pak Kapolda (Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur), karena tadi siang sudah ada dua yang dibebaskan. Jadi kita akan koordinasi ke Poltabes," ujarnya.

Namun, situasi justru tak terkendali, massa mulai melakukan pembakaran dan api menyambar atap dan interior gedung hingga menyebabkan kerusakan parah.

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul BREAKING NEWS : Gedung Grahadi Surabaya Dibakar Massa, Ruang Kerja Wagub Jatim Hangus

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Surya.co.id, Arum Puspita)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved