Senin, 6 Oktober 2025

Polda NTB Ungkap Luka di Tubuh Brigadir Esco, Keluarga Yakin Bukan Akhiri Hidup

Brigadir Esco Fasca Rely ditemukan tewas di kebun belakang rumahnya, leher terjerat tali. Polda Nusa Tenggara Barat masih selidiki penyebab kematian.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
ILUSTRASI PENEMUAN JASAD - Brigadir Esco Faska Rely, anggota Intel Polsek Sekotong, ditemukan tewas di bukit belakang rumahnya di Desa Jembatan Gantung, Lombok Barat, Minggu siang. Polisi masih menyelidiki penyebab kematian dan meminta publik tidak berspekulasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Penyebab kematian Brigadir Esco Fasca Rely, anggota Intel Polsek Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih diselidiki.

Pria 29 tahun itu ditemukan tewas di kebun belakang rumah di Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Minggu (24/8/2025) sekitar pukul 11.30 WITA. 

Kondisi jasad terlentang, leher terjerat tali, wajah membengkak dan sulit dikenali.

Petunjuk kasus kematian yakni ditemukan luka bekas benda tumpul.

Lokasi penemuan jasad berjarak 10 meter dari rumah korban.

Setelah proses autopsi selesai, jenazah dibawa ke kampung halaman Brigadir Esco di Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah.

Jarak desa asal Brigadir Esco dengan rumahnya sekarang sekitar 40 kilometer.

Brigadir Esco tewas meninggalkan seorang istri yang juga seorang polisi wanita.

Istrinya, Briptu Rizka Sintiyani bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Lembar.

Kasus ini dilimpahkan ke dari Polres Lombok Barat ke Polda NTB.

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB mengungkap, kondisi mayat Brigadir Esco Fasca Rely anggota polisi yang ditemukan di kebun milik warga.

Direktur Reskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, menyatakan penyebab kematian terungkap setelah hasil autopsi keluar.

Baca juga: Fakta Sumur Lokasi Penemuan Jasad Wanita di Lombok Barat, Korban Hilang 13 Hari

"Ada luka, nggak ada (anggota tubuh hilang) luka saja, itu hasil visum luar." 

"Kita lihat hasil autopsi seperti apa, kemungkinan ada indikasi kekerasan atau seperti apa kita lihat nanti," ungkapnya, Senin (25/8/2025), dikutip dari TribunLombok.com.

Petugas kepolisian meminta warga tak berspekulasi sebelum terungkap penyebab kematian korban.

Mertua Brigadir Esco, Saihun selaku orang yang pertama kali menemukan jasad yakin Brigadir Esco tidak mengakhiri hidup.

“Korban ini baik, ndak ada musuhnya di sini, apalagi sama istrinya, ndak pernah saya lihat dia berkelahi, jadi kami di keluarga ini tidak percaya kalau dia meninggal bunuh diri,” bebernya.

Menurutnya, posisi tergantung korban janggal tidak menunjukkan adanya bunuh diri.

“Ini saya yang pertama kali menemukannya, dia dinyatakan hilang sudah sejak hari Selasa (19/8/2025), kalau saya nggak cari ayam saya yang hilang saya nggak akan tau kalau ada mayat yang ternyata dia (Brigadir Esco) di kebun, kita dari keluarga juga sudah mencarinya sampai kita hubungi keluarganya juga di Bonjeruk Lombok Tengah,” imbuhnya.

Pihak keluarga berharap kasus kematian Brigadir Esco dapat segera terungkap.

“Apapun hasilnya ini kita terima, kalau murni gantung diri ataupun dibunuh, kita harap pihak kepolisian bisa bekerja dengan sebaik baiknya, kami percaya pihak kepolisian, mengingat anak kami juga merupakan anggota yang saya yakin ia baik orangnya,” tandasnya.

Desa Jembatan Gantung yang menjadi lokasi penemuan jasad berjarak sekitar 25–30 kilometer dari pusat Kota Mataram atau harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam.

Sebagian artikel telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Polda NTB Ambil Alih Kasus Penemuan Mayat Polisi dengan Kondisi Terjerat di Lombok Barat

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunLombok.com/Robby Firmansyah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved