Minggu, 5 Oktober 2025

Pasar Ikan dan Resto Balekambang, Jadi Tempat Favorit Warga Surakarta Belanja Ikan Segar

Suasana Pasar Ikan Balekambang, Surakarta, Jawa Tengah pada Selasa (12/8/2025) malam tampak ramai.

Penulis: timtribunsolo
(Foto: Mg Ahmad Dhonan/Pasar Ikan Balekambang)
PASAR IKAN BALEKAMBANG - Suasana Pasar Ikan Balekambang, Surakarta pada malam hari setelah hujan mengguyur Kota Surakarta, pada Selasa (12/8/2025). (Foto: Mg Ahmad Dhonan/Pasar Ikan Balekambang) 

TRIBUNNEWS.COM – Suasana Pasar Ikan Balekambang, Surakarta, Jawa Tengah, pada Selasa (12/8/2025) malam tampak ramai.

Pasar Ikan Balekambang ini terletak di Jl Depok, Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Lampu-lampu kios menyala terang, memantulkan ikan segar yang berjejer di atas meja pedagang.

Aroma khas laut bercampur dengan udara malam, menjadi ciri khas pasar yang berlokasi tak jauh dari Taman Balekambang ini.

Pasar ini resmi berdiri pada tahun 2012 dan sempat tutup sementara dan dibuka kembali tahun 2021, hingga kini memiliki hingga 20 kios pedagang yang aktif berjualan.

Meski relatif baru kembali dibuka, Pasar Ikan Balekambang telah menjadi pusat penjualan ikan laut dan air tawar favorit warga Solo.

Pedagang: Spesialis Ikan Nila dan Patin

AKTIVITAS PASAR IKAN BALEKAMBANG - Aktivitas bongkar muat ikan di Pasar Ikan Balekambang Surakarta pada malam hari, Selasa (12/3/2025). (Foto: Mg Ahmad Dhonan/Pasar Ikan Balekambang).
AKTIVITAS PASAR IKAN BALEKAMBANG - Aktivitas bongkar muat ikan di Pasar Ikan Balekambang Surakarta pada malam hari, Selasa (12/3/2025). (Foto: Mg Ahmad Dhonan/Pasar Ikan Balekambang). ((Foto: Mg Ahmad Dhonan/Pasar Ikan Balekambang).)

Di salah satu kios, Rofi (35) tampak sibuk menghitung nota belanjaan pesanan pembeli.

“Dari saya sendiri memang spesialisnya ikan nila, pasokannya sendiri dari tambak seperti

Kedung Ombo, sedangkan patin dari Tulungagung,” ujarnya kepada Tribunnews, Selasa (12/8/2025).

Menurut Rofi, harga ikan bisa berubah tergantung cuaca dan pasokan, ia juga mengungkapkan pola daya beli pembeli di kiosnya.

Baca juga: Pasar Klitikan Notoharjo, Warisan Penataan Era Jokowi yang Kini Merindukan Revitalisasi

“Kalau untuk daya beli, pembeli didominasi pada hari Sabtu, Minggu, dan tanggal merah, selain itu, menjelang Lebaran dan Tahun Baru juga ramai,” ungkapnya.

Rofi pun merinci harga komoditas ikan di lapaknya.

“Harga dari ikan nila sendiri, grosir dan eceran beda untuk eceran kami jual dengan harga bersih Rp 33 ribu/kg, dan kotor Rp 30 ribu/kg, patin bersih Rp 22 ribu/kg, dan kotor Rp 18 ribu/kg kalau untuk harga grosir pembelian di atas 10 kg, itu bisa lebih murah lagi,” katanya.

Keadaan harga ikan di pasar juga cukup stabil, namun ada momen tertentu di mana harga naik.

“Harga sendiri relatif stabil ya, tapi ada pada suatu ketika, misalnya saat Lebaran atau Tahun Baru, harga naik karena menyesuaikan daya beli yang meningkat, serta dari pihak penyuplai ikannya sendiri meningkatkan harga komoditinya, sehingga kami dari pedagang otomatis menaikkan harga,” tutup Rofi.

Pembeli: Harga Bersahabat dan Ikan Selalu Segar

Lauri (18), warga Banjarsari, terlihat sedang menunggu pesanan ikan nila yang sedang dibersihkan.

Ia mengaku rutin belanja di pasar ini setiap keluarganya ingin mengonsumsi ikan pada esok harinya.

“Dari saya sendiri, untuk belanja ikan di pasar ini, ketika ada momen tertentu semisal keluarga saya ingin konsumsi ikan esok harinya, maka saya rutin beli di sini, harganya relatif bersahabat, sehingga saya rutin ke sini,” tuturnya.

Ia juga menyebutkan alasan utama memilih pasar ini adalah kesegaran ikan.

“Di sini ikannya dalam kondisi fresh dibanding dengan kios atau pasar di luar sini, serta pilihannya beragam, sehingga ketika belanja bisa mencakup beberapa jenis ikan,” ujarnya.

Tukang Parkir: Puncak Ramai di Akhir Pekan

PASAR IKAN BALEKAMBANG - Ikan nila yang dijual di salah satu kios pedagang di Pasar Ikan Balekambang, Surakarta, menjadi salah satu komoditas unggulan di kios tersebut. Foto diambil pada Selasa (12/3/2025). (Foto: Mg Ahmad Dhonan/Pasar Ikan Balekambang).
PASAR IKAN BALEKAMBANG - Ikan nila yang dijual di salah satu kios pedagang di Pasar Ikan Balekambang, Surakarta, menjadi salah satu komoditas unggulan di kios tersebut. Foto diambil pada Selasa (12/3/2025). (Foto: Mg Ahmad Dhonan/Pasar Ikan Balekambang). ((Foto: Mg Ahmad Dhonan/Pasar Ikan Balekambang).)

Di area parkir, Wawan (46), tukang parkir yang sudah empat tahun bekerja di sini, mengatur motor yang keluar masuk pasar.

Ia hafal betul ritme keramaian Pasar Ikan Balekambang.

“Hari yang ramai akan pembeli, biasanya akhir pekan atau tanggal merah,” ujarnya sambil mengarahkan mobil masuk.

Wawan memastikan kerapian dan keamanan kendaraan menjadi prioritasnya.

“Untuk motor dikenai retribusi sebesar Rp 2 ribu dan mobil Rp 3 ribu, keamanannya sendiri sudah pasti terjamin aman,” tambahnya.

Pengelola Pasar: Pasar Multifungsi dengan Empat Area

Tim Tribunnews keesokan harinya juga mewawancarai pengelola Pasar Ikan Balekambang

Liesmianingsih (58) yang kerap disapa Liesmia, pengelola Pasar Ikan Balekambang, menjelaskan bahwa dirinya mengelola lahan pasar milik Pemerintah Surakarta, yang dilelang oleh Pemkot Surakarta.

Sejak tahun 2012, lahan seluas 6.000 meter persegi tersebut telah berkembang menjadi pasar multifungsi.

Dengan luas area mencapai 6.000 meter persegi, Pasar Ikan Balekambang tidak hanya menjadi pusat belanja ikan segar, tetapi juga berfungsi sebagai destinasi rekreasi, edukasi, dan tempat berbelanja ikan pada malam hari.

“Pasar ini sendiri sebenarnya multifungsi, kami membagi menjadi empat area, pertama pasar ikan segar, kedua restoran, ketiga area gedung pertemuan, serta terakhir ada sentra UMKM berbasis ikan” jelasnya.

Liesmia menceritakan awal mula dirinya mengelola pasar tersebut.

“Saya sendiri merupakan orang asli pesisir Pacitan, dahulu 2011 saya ikut lelang dan alhamdulillah dapat, setelah itu mulai pembangunan pasar dan diresmikan pada tahun 2012 oleh Wali Kota saat itu Pak Jokowi,” ungkapnya.

Ia juga bercerita tentang perjalanan dalam mengelola pasar ikan tersebut.

“Dahulu Pasar Ikan Balekambang saya kelola sendiri, hanya ada saya sebagai pedagang, dan mengangkut sekitar satu hingga dua ton ikan per harinya,” ujarnya.

Namun, pasar tidak berjalan dengan semestinya, sehingga membuat pasar sempat berhenti selama beberapa tahun.

Tahun 2021, Liesmia mencoba berinovasi untuk menghidupkan kembali pasar, dan bahkan mendapatkan apresiasi dari pemkot Surakarta.

“Saya membuka jendela pikiran saya, bagaimana pasar ini dapat menjadi tempat berputarnya roda kehidupan bagi masyarakat, tahun 2021 saya beranikan diri untuk membuka kembali Pasar Ikan Balekambang, dan setelah itu mendapatkan apresiasi dari pemkot Surakarta, karena mampu menyuplai 15 hingga 20 ton ikan di Surakarta setiap malam” ungkapnya sambil menunjukkan album foto pembukaan pasar tahun itu.

Menurutnya, kondisi pasar pada saat dan pasca Covid-19 tetap stabil.

“Pandemi Covid tetap membuat jual beli di pasar stabil bahkan tumbuh, pasca Covid hingga saat ini pun tetap stabil, dari penyuplaian hingga pembelian, jumlah pengiriman ikan juga tetap stabil ,antara 15 hingga 20 ton ,” ujar Liesmia.

Liesma juga memberitahukan tentang restoran saat pandemi dan pasca pandemi Covid.

“Berbanding terbalik dengan Pasar Ikan, kalau restoran, justru mengalami penurunan pada saat pandemi Covid, namun perlahan mulai tumbuh kembali saat pandemi covid mereda” tambahnya.

Ia memastikan ikan yang dijual di pasar dalam kondisi segar.

“Ikan di sini didatangkan pedagang langsung dari sumbernya, ikan air tawar seperti lele, nila, patin dari Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Sragen, Wonogiri, jika masih belum menutup permintaan pasar, bisa dari Madiun dan Tulungagung, kalau ikan laut, Jepara, Rembang, Pati, Semarang,

Pekalongan, Demak hingga Pacitan, Serta udang, biasa dari Kulon Progo, hingga Cilacap, dan dibawa ke lokasi pasar masih dalam keadaan hidup atau segar,” ungkapnya.

Kebersihan pasar juga menjadi prioritas utama.

“Area di sini keseluruhan dibeton dan dicor, dan ketika pembersihan, menggunakan cairan khusus yang ramah lingkungan, baru setelah tempat sepenuhnya bersih dan tidak berbau, air sisa pembersihan dialirkan ke IPAL untuk difilter, baru setelah itu diirigasikan,” tuturnya

Harga ikan sendiri cukup bervariasi, dan antar kios pedagang bisa berbeda harganya.

“Untuk harga komoditi ikan di sini berbeda, antara kios berbeda, tergantung ukuran serta pedagang tersebut mengambil pasokan ikan dari daerah mana” ujarnya. 

Selain kebersihan yang menjadi prioritas utama dalam awal pembukaan pasar ini, ada salah satu prioritas yang ditekankan dalam pembukaan pasar ini, yaitu GEMARIKAN atau gerakan memasyarakatkan makan ikan.

“Pasar ini juga mendorong gerakan GEMARIKAN, yaitu gerakan memasyarakatkan makan ikan, program ini juga salah satu impian pak Jokowi (Presiden RI ke-7 serta Eks Wali Kota Surakarta), yaitu bagaimana generasi muda Solo bisa lebih cerdas dengan mengonsumsi ikan, dan memasyarakatkan gemar makan ikan ini” ujarnya.

Liesmia juga menambahkan mengenai harapannya terhadap Pasar Ikan Balekambang solo, kedepan, “Semoga keberadaan Pasar Ikan Balekambang Solo, semakin menambah manfaat bagi masyarakat Solo Raya, dan mampu mewujudkan impian Bapak Jokowi dahulu (saat menjabat wali kota), di mana generasi muda menjadi anak-anak yang lebih cerdas dengan makan ikan, sekaligus menyukseskan program pemerintah yaitu GEMARIKAN” tutupnya.

(mg/Ahmad Dhonan Rosyidin) (Tribunnews.com)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved