Kisah Penghulu Ahad & Bidan Dona Seberangi Sungai Demi Pengantin & Pasien akibat Jembatan Putus
Ahad berenang menyeberangi sungai untuk menikahkan sepasang calon pengantin, sementara Bidan Dona berenang demi membantu pasien.
Penulis:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PASAMAN - Dua abdi negara di Kabupaten Pasaman Sumatra Barat (Sumbar), penghulu Ahad Nasution dan Bidan Dona rela menyeberangi sungai demi melayani masyarakat.
Ahad berenang menyeberangi sungai untuk menikahkan sepasang calon pengantin (catin), Agep Purwandi dan Intan Purnama Sari, Sabtu (2/8/2025).
Baca juga: Detik-Detik Jembatan Gantung Malonas Donggala Putus, 1 Tewas dan Belasan Luka-Luka Jatuh ke Sungai
Sementara sehari sebelumnya, bidan Dona, warga Desa Andilan, Jorong Setia, Nagari Simpang Tonang Selatan, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman berenang menyeberangi sungai aliran deras demi mengobati pasiennya, Jumat (1/8/2025) pagi.
Bukan tanpa alasan keduanya nekat menyeberangi sungai dengan cara berenang.
Pasalnya jembatan penghubung ke lokasi tujuan mereka putus akibat banjir.

Sehingga tak ada jalan lain kecuali berenang menyeberangi sungai.
Kabupaten Pasaman adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Barat, yang dikenal dengan kekayaan sejarah, budaya Minangkabau, dan posisi geografis strategis karena dilintasi oleh garis khatulistiwa.
Kabupaten Pasaman adalah wilayah yang memadukan sejarah perjuangan, kekayaan alam, dan budaya Minangkabau.
Berikut kisah pengabdian penghulu Ahad Nasution dan Bidan Dona melansir Tribunpadang.com.
Baca juga: Kisah Heroik Warga NTT Gotong Ibu Hamil Kritis dan Tabung Oksigennya Lintasi 3 Sungai
Ahad Seberangi Sungai Berarus Deras
Ahad Nasution, warga asal Jorong Batang, Batang Kundur, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat, Sabtu (2/8/2025) ditugaskan oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Dua Koto, Fajri Watan, untuk menikahkan pasangan Agep Purwandi dan Intan Purnama Sari.
Karena jarak dari pusat kecamatan ke lokasi acara sekitar 27 kilometer, Ahad harus menggunakan ojek melewati jalur licin dan curam.
Sesampainya di tepi sungai--satu-satunya akses menuju Jorong Batang Kundur--ternyata jembatan penghubung telah putus akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu.

Tapi Ahad tetap melanjutkan perjalanannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.