Minggu, 5 Oktober 2025

Bendera One Piece

Soal Penghapusan Mural One Piece di Sragen, Dandim: TNI-Polri Tidak Melarang Demokrasi

Dandim membantah adanya pelarangan kebebasan demokrasi terkait penghapusan mural One Piece di Sragen. Begini penjelasan lengakpnya.

Tribun Solo/Septiana Ayu Lestari
SUDAH DIHAPUS - Lokasi jalan di Kabupaten Sragen tempat pemuda menggambar karakter serial One Piece yang pada akhirnya diminta untuk dihapus, Senin (4/8/2025). Dihapusnya mural bajak laut dalam serial One Piece yang digambar di jalan di Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen itu disayangkan para pemuda pembuatnya. Sementara, Dandim 075/Sragen, Letkol Inf Ricky Julianto, mengungkapkan penghapusan mural itu bukan bentuk pembatasan kebebasan berdemokrasi oleh TNI dan Polri. 

TRIBUNNEWS.COM - Komandan Kodim (Dandim) 0725/Sragen, Letkol Inf Ricky Julianto, menegaskan TNI dan Polri tidak melarang kebebasan kepada masyarakat.

Pernyataan Ricky ini menanggapi viralnya video yang memperlihatkan seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa) tengah mengawasi penghapusan mural One Piece di Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

One Piece merupakan manga karya dari Eiichiro Oda yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1997 silam dan hingga saat ini, pembuatannya masih terus berlanjut.

Adapun manga ini pun dibuat dalam bentuk anime atau kartun Jepang dan pertama kali tayang dua tahun setelahnya, yaitu pada 20 Oktober 1999, di saluran televisi Fuji Television dengan judul sama.

Manga ini bercerita tentang tokoh utama bernama Monkey D. Luffy yang bercita-cita ingin menjadi Raja Bajak Laut dan menemukan harta karun legendaris bernama One Piece.

Baca juga: Peneliti IDP-LP Sebut Pengibaran Bendera One Piece Bukan Makar, Harap Pemerintah Respons Positif

Dia mengatakan Babinsa yang terekam dalam video tersebut hanya memonitor kondisi di lokasi. Ricky pun membantah jika Babinsa melakukan pengawasan atau intervensi dalam kegiatan tersebut.

"Terkait video yang beredar tersebut Babinsa hanya melaksanakan tugas memonitor dan hadir dalam setiap perkembangan situasi di wilayahnya."

"Jadi tidak ada pengawasan atau intervensi kepada pihak manapun untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan penghapusan mural yang dilakukan oleh masyarakat setempat," kata Ricky kepada Tribunnews.com, Senin (4/8/2025).

Ricky menegaskan pihaknya hanya ingin menjaga situasi di masyarakat agar tidak terjadi upaya memecah belah persatuan menjelang HUT ke-80 RI.

Sehingga, dia membantah adanya pelarangan kebebasan berdemokrasi di masyarakat.

"Sebagai konfirmasi bahwa tidak ada pihak TNI-Polri melarang kebebasan demokrasi. Kita hanya ingin menjaga agar tidak ada upaya pihak-pihak tertentu yang ingin memecah belah persatuan bangsa dalam rangka menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan RI," tegasnya.

Ricky pun mengimbau kepada masyarakat Sragen agar menghias kampung atau desa dengan nuansa Merah Putih dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI.

Dia kembali menegaskan, imbauan ini bukan bentuk represif TNI kepada masyarakat.

"Jadi kami juga berharap tidak ada yang menarasikan imbauan bahwa kami di wilayah Sragen ini sebagai suatu tindakan yang mengancam demokrasi," jelasnya.

Penghapusan Mural One Piece Hasil Koordinasi Perangkat Desa, Aparat, dan Warga

Ricky juga membantah bahwa penghapusan mural One Piece yang viral tersebut merupakan keputusan sepihak dari pihak Dandim/075 Sragen.

Menurutnya, hal tersebut sudah disepakati oleh aparat, perangkat desa, dan warga setempat.

Ia menyebut keputusan yang disepakati yaitu dalam menyambut HUT ke-80 RI, maka ruang publik seharusnya dihiasi dengan simbol kenegaraan dan bukan gambar-gambar yang tidak relevan.

"Mengingat saat ini berada dalam momen penting menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, dimana ruang publik semestinya diisi dengan simbol-simbol resmi kenegaraan seperti bendera Merah Putih, bukan gambar-gambar dari tren budaya populer yang tidak relevan dengan semangat nasionalisme," jelasnya.

Baca juga: Wapres Gibran Pernah Gunakan Pin One Piece, Ini Penjelasan Eks TKN Prabowo

Ricky mengeklaim para pihak sepakat untuk menghapus mural itu tanpa paksaan.

Dia menyebut dilakukannya pendekatan persuasif kepada pihak yang menggambar mural tersebut agar mau menghapusnya.

"Proses penghapusan dilakukan dengan tertib, baik-baik, serta disertai dengan edukasi mengenai pentingnya menjaga citra (semangat nasionalisme) dan simbol-simbol di ruang publik terutama di momen kebangsaan," jelasnya.

Warga Kecewa

Berbeda dengan pernyataan Ricky, Ketua Karang Taruna setempat, Supriyanto menyebut pemuda yang menggambar mural One Piece tersebut mengaku kecewa.

Pasalnya, tidak ada motif tertentu dari pembuatan mural berupa wajah dari salah satu tokoh di One Piece bernama Shirohige tersebut.

"Teman-teman Karang Taruna sudah tahu, mau gimana lagi, banyak yang menyayangkan, kita tidak ada motif," katanya pada Senin, dikutip dari Tribun Solo.

Supriyanto juga membeberkan momen ketika dirinya diminta untuk menghapus mural tersebut. Menurut pengakuannya, aparat tidak menjelaskan masalah yang terjadi terkait mural tersebut.

Ia mengungkapkan aparat memintanya menghapus karena anime One Piece tengah viral di masyarakat.

"Lalu saya tanya, memang ada masalah apa Pak (dengan mural One Piece)? Dari pihak berwajib bilangnya sebenarnya tidak apa-apa cuma untuk saat ini, One Piece lagi viral, lalu diminta menghapus," katanya.

Sementara, Ketua RT setempat, Ranto, mengungkapkan aktivitas membuat gambar di jalan di tempat tinggalnya sudah kerap dilakukan para pemuda setempat setiap tahunnya.

Ia menegaskan hal itu sebagai bentuk penyaluran ekspresi melalui seni. Selaku ketua RT, Ranto pun tidak melarang aktivitas tersebut.

"Saya tidak melarang, disini bebas untuk berkreasi, memang untuk menyalurkan kreasi, tidak ada unsur yang lain," tambahnya.

Baca juga: Bendera One Piece Berkibar di Solo! Kenalan dengan Wali Kota Respati Ardi dan Alasannya

Senada dengan pernyataan Supriyanto, Ranto juga menyebut para pemuda yang membuat mural itu kecewa setelah diminta aparat menghapusnya.

Menurutnya, kreasi pemuda setempat dengan membuat gambar seperti itu justru menjadikan HUT ke-80 RI semakin meriah.

"Pihak RT, tokoh masyarakat juga ikut senang, karena gambarnya menjadikan kemeriahan HUT RI jadi lebih hidup," pungkasnya.

Populernya One Piece saat ini di masyarakat Indonesia berawal dari viralnya pengibaran bendera 'Jolly Roger' di truk-truk.

Adapun bendera itu, dalam anime One Piece, merupakan simbol dari bajak laut yang melakukan perlawanan terhadap penguasa.

Disebut, pengibaran bendera tersebut dalam rangka kritik dari masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.

Sementara, dalam ceritanya, penguasa yang dimaksud adalah pihak bernama Pemerintah Dunia (World Goverment) dan militernya yakni Marines.

Namun, Marines menganggap pengibaran bendera Jolly Roger merupakan wujud tindak kriminal serius. 

Sebagian artikel telah tayang di Tribun Solo dengan judul "Kekecewaan Pemuda Pembuat Mural One Piece yang Dihapus di Sragen, Singgung Tak Ada Motif Apapun"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Solo/Septiana Ayu Lestari)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved