Mengenal Gunung Bawang di Kalbar Tempat Pendaki Tewas Tersambar Petir, Dikeramatkan Suku Dayak
Alponso Buncung tewas akibat tersambar petir saat berada di Gunung Bawang Bengkawang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Penulis:
Dewi Agustina
Gunung Bawang merupakan salah satu gunung favorit bagi pendaki di Kalimantan.
Waktu tempuh pendakian untuk mencapai puncak yang cukup singkat yaitu sekitar 7 hingga 8 jam.
Terdapat tiga jalur pendakian menuju puncak Gunung Bawang.
Namun jalur termudah dan umum digunakan yaitu melalui Desa Suka Bangun, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang.
Asal-usul & Mitos
Dinamakan Gunung Bawang dikarenakan bentuknya berlapis hingga 7 lapis seperti bawang.
Gunung Bawang memiliki cerita yang berkaitan erat dengan Suku Dayak Bengkayang, Suku Dayak Kanayatn dan Suku Dayak Lara.
Gunung ini merupakan daerah yang dikeramatkan bagi Suku Dayak Bengkayan.
Karena mitosnya dari tempat tersebut asal mula Suku Dayak Bengkayan.
Kisah bermula dari Jubata (yang didewa-kan/di-agungkan bagi suku dayak) yang turun ke dunia dan menempati Gunung Bawang.
Nama-nama Jubata yang menghuni gunung ini yakni Jubata Lupo, Jubata Barabatn Ampor, Jubata Siru dan Jubata Sulujatn Maniamas dll.
Seiring berjalannya waktu hingga jadilah Gunung Bawang sebagai tempat yang terhormat bagi para Duku Dayak tersebut.
Ritual adat sering dilakukan di kaki gunung sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Kronologis Kejadian
Kapolsek Sungai Betung Ipda Maulana mengatakan kejadian tersebut bermula ketika tujuh pendaki memulai pendakian pada Jumat (1/8/2025) pagi.
Rombongan terdiri enam laki-laki dan satu perempuan lebih dahulu mengisi buku tamu di Desa Sengkabang.
"Hari Jumat ada 7 orang pergi ingin mendaki sekira jam 08.00, mendaki ke lembah Bawang kemudian mereka pergi tiba di Sengkabang, terus mengisi buku tamu ke rumah ketua RT," ungkap Ipda Maulana, kepada Tribunpontianak.co.id, Minggu (3/8/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.