Senin, 29 September 2025

Sekolah Keren Tanpa Rokok: Secercah Harapan dari Surakarta di Tengah Candu Nikotin pada Anak

Inilah cerita upaya bebas dari asap rokok yang dilakukan SMPN 3 Surakarta, Yayasan KAKAK serta Pemkot Surakarta.

Editor: Suci BangunDS
Tribunnews.com/Garudea Prabawati
SEKOLAH KEREN TANPA ROKOK - Beberapa tulisan persuasif di sudut ruang SMPN 3 Surakarta, termasuk di depan ruangan Kepala Sekolah, yang mengimplementasikan program Sekolah Keren Tanpa Rokok (SKTR), Rabu (30/7/2025). (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Di balik hiruk-pikuk kampanye anti rokok dan peringatan keras bahaya merokok di bungkus rokok, sebuah fakta mencemaskan masih mencuat: jumlah anak-anak hingga remaja yang merokok di Indonesia tetap tinggi.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Nasional Sosial Ekonomi (Susenas) menyebutkan bahwa prevalensi perokok anak di Indonesia usia 10–18 tahun meningkat dari 7,2 persen pada tahun 2013 menjadi 9,1 persen pada 2023.

Data lainnya, dari Badan Pusat Statistik (BPS), per 2023, proporsi perokok Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas adalah sebanyak 28,62 persen, jumlah tersebut menurut World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berpotensi akan terus bertumbuh. 

Mengutip who.int, menyebutkan bahwa jumlah perokok berusia 15 tahun ke atas di Indonesia diprediksi mencapai 38,7 persen dari total penduduk pada tahun 2025. 

Dengan demikian, Indonesia pun menduduki urutan kelima negara dengan proporsi perokok terbanyak di dunia.

Peningkatan ini menjadi tamparan keras bagi berbagai pihak, baik orang tua, sekolah hingga regulasi pemerintah.

Sebuah ironi besar, mengingat pemerintah sering menyuarakan ambisi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan memanfaatkan bonus demografi agar tidak menjadi bencana demografi.

Candu yang Tak Mudah Terputus

NEGARA PEROKOK TERBANYAK - Ilustrasi puntung rokok yang diunduh dari Pexels pada 25 Mei 2025. Berikut adalah daftar 10 negara dengan persentase perokok tertinggi di dunia.
NEGARA PEROKOK TERBANYAK - Ilustrasi puntung rokok yang diunduh dari Pexels pada 25 Mei 2025. Berikut adalah daftar 10 negara dengan persentase perokok tertinggi di dunia. (Pexels)

Fenomena miris yang terjadi di berbagai sudut negeri, hanya dengan harga hanya seribu atau dua ribu rupiah, anak-anak bisa merasakan nikotin yang seharusnya tidak pernah menyentuh paru-paru mereka.

Disadari maupun tidak, mulai dari coba-coba, hal inilah yang menjadi titik awal masuk dalam lingkaran candu yang tak mudah terputus.

Dijelaskan dalam laman resmi Kementerian Kesehatan RI, kemkes.go.id, nikotin yang masuk ke tubuh anak tidak hanya menimbulkan ketergantungan, tetapi juga merusak sistem saraf, paru-paru, jantung, bahkan perkembangan otak yang sangat krusial di usia remaja.

Mengingat organ tubuh remaja belum berkembang optimal, sehingga masuknya nikotin di dalam tubuhnya akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan organ tubuhnya.

Hal ini juga dilabeli WHO sebagai epidemi tembakau, salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar yang pernah dihadapi dunia, yang menyebabkan lebih dari 7 juta kematian setiap tahunnya serta kecacatan dan penderitaan jangka panjang akibat penyakit yang berhubungan dengan tembakau.

Dalam laporan WHO pada 25 Juni 2025 disebutkan bahwa semua bentuk penggunaan tembakau berbahaya, dan tidak ada tingkat paparan tembakau yang aman.

Penggunaan tembakau ini termasuk merokok dengan tembakau pipa air, cerutu, cerutu kecil, tembakau yang dipanaskan, tembakau linting sendiri, tembakau pipa, bidis dan kretek, serta produk tembakau tanpa asap.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan