Selasa, 7 Oktober 2025

Nasi Pecel Tumpang Sor Asem, Kuliner Legendaris di Belakang Pasar Triwindu Solo Sejak 1945

Di antara hiruk-pikuk Pasar Triwindu Solo, sebuah warung sederhana menyajikan aroma kacang sangrai dan tempe semakin menggugah selera.

|
Penulis: timtribunsolo
Mg/Ahmad Dhonan Rosyidin
WARUNG PECEL SOR ASEM – Gerbang atau pintu masuk Pecel Sor Asem yang tersembunyi di belakang Pasar Triwindu, pada Rabu (30/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM – Di antara hiruk-pikuk Pasar Triwindu Solo, sebuah warung sederhana menyajikan aroma kacang sangrai dan tempe semakin menggugah selera.

Warung ini bukan hanya tempat makan biasa, tetapi juga saksi bisu perjalanan panjang sebuah resep kuliner rakyat sejak masa kemerdekaan.

Warung Nasi Pecel Tumpang Sor Asem, terletak tak jauh dari Istana Mangkunegaran Surakarta, tepatnya di Jalan Seram, Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.

Dengan lokasi tepatnya yaitu belakang Pasar Triwindu.

Lokasi Warung Nasi Pecel Tumpang Sor Asem ini awalnya di kawasan Ngarsopuro, tepatnya di tepi Jalan Diponegoro, tak jauh dari kompleks Istana Mangkunegaran.

Uniknya, pada masa awalnya, warung ini hanya berwujud lapak pikulan sederhana di bawah pohon asem yang rindang.

Dari sana lah nama Sor Asem berasal, yang berarti di bawah pohon asem.

Seiring waktu, lokasi berpindah ke belakang Pasar Triwindu, namun rasa dan semangat yang dibawa dari bawah pohon asem itu tetap hidup hingga kini.

Makna Nama Sor Asem dan Sejarahnya

Warung Nasi Pecel Tumpang Sor Asem telah eksis sejak 1945 dan kini dikelola oleh generasi ketiga.

Pemilik Warung Nasi Pecel Tumpang Sor Asem, Katmi (68) yang merupakan generasi ketiga dari pengelola tempat tersebut, memberikan penjelasan kepada Tribunnews.com mengenai lapak dagangan yang diwariskan secara turun temurun sejak tahun 1945.

Dari generasi pertama, kedua, hingga menuju generasi ketiga yaitu Katmi.

“Pada saat itu, simbah (nenek) saya berjualan di sekitar Jl. Diponegoro, sekitar Pasar Ngarsopuro, dengan menggunakan senik (tenggok), dulang (tampah), serta duduk menggunakan dingklik kayu (bangku kecil) dan berlokasi di ngisor asem (bawah pohon asem),” kata Katmi, Rabu (30/7/2024).

Ia juga menjelaskan proses pindahnya lokasi jualan pada saat itu.

“Setelah simbah saya jualan diteruskan ke ibu saya, yang menggunakan tenda biru, dan setelahnya ketika Pak Jokowi menjabat Wali Kota Solo, warung kemudian direlokasi ke belakang Pasar Triwindu,” ucap Katmi.

Katmi mengungkapkan, “walaupun sudah generasi ketiga, dan lokasi berpindah-pindah, resep yang dibawakan secara turun temurun tetap terjaga”.

Para pengunjung dapat menikmati olahan khas yang disajikan dengan resep yang tak berubah sejak dulu.

Nasi dengan sayuran rebus segar disiram sambal pecel kacang yang gurih, dilengkapi tumpang yang merupakan olahan tempe yang dihancurkan.

Meski memiliki nama sambal tumpang, akan tetapi olahan pelengkap pecel ini tidak memiliki rasa yang begitu pedas.

“Pecel di sini punya ciri khas sendiri, sambel pecelnya ada yang pedas dan tidak pedas. Jadi kalau membuat sambal pecel ada dua jenis,” ungkap Katmi.

Harga dari seporsi pecel yang dapat dinikmati juga relatif terjangkau.

Untuk seporsi pecel dan es teh dibanderol dengan harga Rp10.000, sementara gorengannya bervariasi mulai dari Rp1.000.

Tak Pernah Sepi, Pelanggan Setia dari Berbagai Generasi

Setiap pagi, deretan bangku sederhana di warung ini tak pernah kosong. Pelanggan dari berbagai usia datang silih berganti.

“Salah satu warung legend di Solo. Sebelum pindah jualan, sambelnya engga berubah dari zaman dulu tetap enak, selalu fresh dari wajan, mantap,” kata Hardjo (45) salah satu pengunjung yang sudah lama menjadi pelanggan di warung tersebut.

Tak hanya warga lokal, wisatawan dari luar kota bahkan mancanegara pun sering mampir usai mengunjungi Pasar Triwindu atau Pura Mangkunegaran.

Warung ini sering dikunjungi berbagai kalangan dari artis hingga politikus.

“Bapak Wali Kota periode masa itu yaitu Pak Rudy, Sri Mulyani Menteri Keuangan, direktur BCA, dan Djarum Super, serta artis Titi kamal pernah berkunjung di warung pecel ini,” ungkap Katmi.

Akses Menuju Warung Pecel Tumpeng Sor Asem

Untuk menuju lokasi, para pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi
umum.

Pengunjung dapat memarkirkan kendaraan di area sekitar Warung Pecel Sor Asem, atau juga bisa menggunakan fasilitas parkir yang disediakan di depan Pasar Triwindu yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari lokasi warung.

Sementara para pengunjung yang ingin menggunakan transportasi umum, dapat menggunakan bus Batik Solo Trans atau feeder yang melayani rute ke Pasar Triwindu.

Berikut jadwalnya:

Bus Batik Solo Trans (BST):

  • Koridor K6S (RS Indriati - Terminal Tirtonadi) Pukul 04.30-21.00
  • Koridor K5S (Simpang Sidan – Terminal Kartosuro) Pukul 04.30-21.00
  • Koridor K1S (Terminal Palur – Bandara Adi Soemarmo) Pukul 04.30-21.00

Feeder Bus Solo, dengan rute:

  • Koridor Feeder 9 : Halte Subter Semanggi – Subter Taman Pelangi Pukul 05.00-18.00

(mg/Ahmad Dhonan Rosyidin)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved