Berita Viral
Motif Siswa SMK di Pasangkayu Sulbar Tikam Guru, Mabuk dan Bawa Badik ke Sekolah
Guru SMKN 2 Baras ditikam siswa dari sekolah lain akibat cemburu asmara. Pelaku mabuk dan membawa badik saat insiden terjadi di lingkungan sekolah.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang guru SMKN 2 Baras, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, bernama Sabaruddin, menjadi korban penikaman saat berada di sekolah pada Selasa (29/7/2025).
Pelaku penikaman merupakan siswa SMKN 1 Baras berinisial AI (17) yang kini telah diamankan Sat Reskrim Polres Pasangkayu.
AI mendatangi SMKN 2 Baras bermaksud mencari pacarnya, D, karena cemburu terhadap seorang siswa berinisial (18) yang diduga dekat dengan D.
Jarak lokasi SMKN 1 Baras dan SMKN 2 Baras sekitar 8 kilometer.
AI sempat adu mulut dengan AA dalam kondisi mabuk dan membawa badik.
Badik adalah senjata tradisional khas dari berbagai daerah di Indonesia yang berbentuk pisau pendek atau belati.
Guru Sabaruddin mencoba melerai, tapi justru menjadi korban penikaman.
Korban dilarikan ke puskesmas setelah mengalami luka tusuk di telapak tangan dan lengan.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Pasangkayu, Bripka Rusdianto, menyatakan AI tetap diproses hukum dengan mengacu pada Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA).
"Proses hukum tetap berjalan dan akan dilakukan secara bertahap dengan pendekatan yang sesuai dengan sistem peradilan anak," tuturnya, Rabu (30/7/2025), dikutip dari TribunSulbar.com.
Penyidik telah memeriksa korban dan menunggu langkah hukum yang akan diambil termasuk upaya mediasi.
Baca juga: Oknum TNI di Sumut Bunuh Istri: Menikah Sejak 2011, Diduga Tidak Harmonis Karena Ekonomi
"Kami tidak langsung mengambil keputusan sepihak. Semua proses berjalan dengan mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak dan juga mempertimbangkan kondisi korban dan keluarganya," lanjutnya.
Hasil penyelidikan sementara, pelaku melakukan penikaman dalam pengaruh minuman keras cap tikus.
Kapolsek Baras, Iptu Asep, menerangkan sejumlah siswa dan guru sempat menghalau pelaku yang masuk ke sekolah membawa badik.
"Berdasarkan keterangan saksi, pelaku datang dengan sajam terhunus dan terlihat mencari seseorang," katanya.
Setelah penangkapan pelaku, polisi memberi imbauan ke sekolah terkait bahaya miras.
"Kami sudah agendakan untuk besok memberikan penyuluhan di sekolah guna mencegah hal serupa terulang," terangnya.
Kasus ini mendapat sorotan dari Pemerhati pendidikan Pasangkayu, Muhammad Yunus Alsam.
Ia menganggap kasus penikaman guru merupakan tanda kegagalan kolektif keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Baca juga: 3 Fakta Serma Tengku Dian Bunuh Istri di Deli Serdang: Ditetapkan Tersangka hingga Motif Ekonomi
Menurutnya, keluarga harus menjadi garda terdepan mencegah kenakalan remaja dan tidak menyalahkan guru.
"Kalau guru sedikit keras, jangan buru-buru dilaporkan. Itu bagian dari pendidikan karakter," tuturnya.
Mantan Asisten I Pemkab Pasangkayu ini berharap sekolah tidak hanya fokus pada akademik tapi pembinaan karakter.
"Kalau ada siswa keluyuran saat jam sekolah, warga jangan diam. Tegur. Itu tanggung jawab bersama," sambungnya.
Pengawasan distribusi miras juga disorot karena siswa yang masih di bawah umur dapat mengkonsumsinya.
"Penjual miras juga harus bertanggung jawab. Jangan biarkan siswa bisa membeli dengan mudah," pungkasnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunSulbar.com dengan judul Kondisi Guru SMKN 2 Baras Pasangkayu Usai Ditikam Siswa
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSulbar.com/Nurhadi Hasbi)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.