Senin, 29 September 2025

Sekolah Rakyat

Wapres Gibran Tinjau Sekolah Rakyat di Padang, Fokus pada Anak Marginal

Sekolah Rakyat bukan sekadar bangunan. Gibran tinjau langsung pendidikan untuk anak-anak marginal di Padang.

Penulis: Taufik Ismail
Tribunnews.com/HO/Setwapres
SEKOLAH RAKYAT - Momen Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 4 Padang, Sumatera Barat, Rabu (30/7/2025). Kunjungannya untuk memastikan kesiapan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan kelompok marginal.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming meninjau langsung Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 4 Padang, Rabu (30/7/2025), untuk memastikan kesiapan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan kelompok marginal.

Sekolah tersebut merupakan bagian dari program nasional yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin, pekerja informal, dan kelompok marginal yang selama ini kesulitan mengakses pendidikan formal.

Gibran datang ke lokasi yang berada di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Padang, Jalan Alai Nomor 27, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Ia didampingi Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Rio Firdianto, dan Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta.

Dalam kunjungan tersebut, Gibran meninjau satu per satu fasilitas sekolah, mulai dari ruang belajar, asrama, hingga dapur umum. Ia juga berdialog dengan para siswa dan tenaga pengajar, serta sempat berswafoto bersama anak-anak yang tampak antusias menyambut kehadirannya.

Program Sekolah Rakyat ini mulai berjalan sejak 14 Juli 2025 dan menjadi bagian dari kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperluas akses pendidikan dasar yang inklusif dan berbasis komunitas.

Hingga akhir Juli, program ini telah hadir di 63 titik di berbagai daerah. Pemerintah menargetkan perluasan ke 37 titik tambahan dalam waktu dekat, serta 59 titik lainnya pada September mendatang. Total hingga akhir 2025, program ini ditargetkan menjangkau 190 titik dengan kapasitas lebih dari 15.000 siswa.

Selain itu, program ini akan melibatkan lebih dari 2.000 guru dan 4.000 tenaga kependidikan, termasuk wali asrama dan wali asuh yang bertugas mendampingi siswa secara intensif.

Baca juga: MK: Negara Wajib Lindungi Data Pribadi Agar Tak Dijadikan Objek yang Rugikan Masyarakat 

Gibran menekankan pentingnya kesiapan kurikulum, pelatihan guru, serta sarana pendukung agar anak-anak yang selama ini terpinggirkan bisa mendapatkan hak pendidikan yang setara.

Program ini mendapat perhatian khusus karena menyasar anak-anak yang hidup dalam kondisi rentan, termasuk anak jalanan, anak pekerja migran, dan anak dari keluarga terdampak bencana. Pemerintah berharap pendekatan berbasis komunitas dan asrama dapat memberikan stabilitas dan dukungan psikososial yang dibutuhkan anak-anak tersebut.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan