Senin, 29 September 2025

Soal Green Card Geopark Toba, Anggota Komisi VII DPR Berharap Masyarakat Dapat Lebih Banyak Manfaat

Bane Raja Manalu menyambut baik Geopark Global UNESCO Caldera Toba kembali mendapat green card (kartu hijau) dari UNESCO. 

Tribunnews/HO
Anggota Komisi VII DPR RI Bane Raja Manalu saat melakukan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI, di Kaldera Toba, Sumatera Utara, Sabtu (26/7/2025). menyambut baik Geopark Global UNESCO Caldera Toba kembali mendapat green card (kartu hijau) dari UNESCO. Dia juga berpesan agar pengelolaan kawasan Danau Toba harus terus ditingkatkan untuk memberi lebih banyak manfaat pada masyarakat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Bane Raja Manalu menyambut baik Geopark Global UNESCO Caldera Toba kembali mendapat green card (kartu hijau) dari UNESCO

Dalam Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI, di Kaldera Toba, Sumatera Utara, Sabtu (26/7/2025), Bane meminta pengelolaan kawasan Danau Toba harus terus ditingkatkan untuk memberi lebih banyak manfaat pada masyarakat.

“Menyambut baik apa yang disampaikan Pak Sekda Provinsi Sumatera Utara, bahwa Geopark Toba mendapat green card. Kita sama-sama mendukung kemajuan kawasan Danau Toba,” kata Bane.

Bane Raja Manalu merupakan Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan Sumatra Utara III yang meliputi 7 Kabupaten dan 3 kota. 

UNESCO telah melakukan penilaian pada 21-25 Juli 2025, dengan tim penilai dari Portugal dan Korea Selatan. 

Hasil revalidasi Toba Caldera Unesco Global Geopark secara resmi akan diajukan dan direkomendasikan ke UNESCO pada Sidang UNESCO Global Geopark September 2025 di Chile.

Ada empat rekomendasi perbaikan yang disampaikan UNESCO, yakni pertama, badan pengelola harus meningkatkan kegiatan edukasi berbasis riset. 

Kedua, harus segera dilakukan revitalisasi dan optimalisasi badan pengelola. 

Rekomendasi ketiga, harus dilaksanakan pembelajaran manajemen agar badan pengelola bisa memahami dan melaksanakan prinsip UNESCO GLOBAL Geopark (UGGp). 

Serta keempat, harus ada perbaikan visibilitas, yakni dengan pembangunan gerbang, monumen, dan panel interpretasi.

Tugas selanjutnya, ungkap Bane, adalah memastikan kemajuan kawasan Danau Toba juga sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. 

Maka dari itu, masyarakat juga harus diajak dan disiapkan untuk terlibat dalam pelestarian dan pengembangan kawasan Danau Toba.

“Kita sering bicara stakeholder, tapi lupa share holder. Apa yang kita lakukan tidak akan berguna kalau enggak ada dampak untuk masyarakat,” ujar Bane.

Maka dari itu, lanjut Bane, harus ditetapkan zonasi wisata di kawasan Danau Toba, seperti kawasan wisata massal atau wisata kekhususan (edukasi-penelitian). 

Tujuannya agar keanekaragaman hayati kawasan Danau Toba tetap terjaga namun tetap mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan