Selasa, 30 September 2025

Operasi Patuh Lodaya 2025, Program Polantas Menyapa Jangkau Komunitas dan Ulama

Polisi lalu lintas di Jawa Barat menyapa dan bersilaturahmi langsung dengan para tokoh agama dan ulama.

Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar
POLANTAS MENYAPA - Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat, AKBP Endang Tri Purwanto, SIK, M.Si. di acara ngopi bareng bersama komunitas otomotif dalam rangka Operasi Patuh Lodaya 2025 di Polres Cimahi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat bersama Satlantas Polres Kota dan Polrestabes se-Jawa Barat terus menggencarkan program “Polantas Menyapa” dalam rangka Operasi Patuh Lodaya 2025. 

Program ini menjadi sarana komunikasi langsung antara polisi lalu lintas dan masyarakat, dengan tujuan membangun kesadaran bersama mengenai pentingnya tertib berlalu lintas.

Mengusung tagline “Polantas Menyapa”, program ini menyasar berbagai lapisan masyarakat, mulai dari komunitas pengendara roda dua, roda empat, hingga pengemudi angkutan umum dan barang.

 

Namun, ada yang berbeda pada penghujung pelaksanaan Operasi Patuh Lodaya tahun ini, tepatnya pada Sabtu, 26 Juli 2025.

Polisi lalu lintas di Jawa Barat menyapa dan bersilaturahmi langsung dengan para tokoh agama dan ulama.

Provinsi Jawa Barat dikenal memiliki banyak ulama dan tokoh agama yang berpengaruh di tengah masyarakat.

Karena itu, Polantas berharap para pemuka agama dapat berperan aktif dalam menyampaikan pesan-pesan keselamatan berlalu lintas kepada umat, jemaah, atau para santri di lingkungan masing-masing.

“Kami juga menitipkan doa kepada para ulama agar ikhtiar kami menjaga keselamatan di jalan raya mendapat keberkahan. Upaya preemtif, preventif, dan represif sudah kami lakukan. Kini saatnya didukung secara spiritual, agar angka kecelakaan dan kemacetan bisa terus ditekan, dan kesadaran tertib lalu lintas meningkat,” ujar Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat, AKBP Endang Tri Purwanto, SIK, M.Si.

Program ini mendapat apresiasi dari para tokoh agama. Salah satunya, KH Ariful Khalik Jaelani, pimpinan Pondok Pesantren Al-Musri, Cianjur, yang merasa tersentuh dengan kehadiran Polantas di lingkungan pesantren.

“Saya sangat berkesan dan berharap silaturahmi seperti ini terus dilakukan. Kehadiran polisi bukan hanya dalam penegakan hukum, tapi juga sebagai pengayom dan pelayan masyarakat,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan oleh Ustaz Agus Aliyudin dari Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Purwakarta, yang menyambut baik inisiatif Polantas menyapa kalangan pesantren.

Menurutnya, pendekatan yang humanis dan religius seperti ini akan lebih mudah diterima masyarakat, khususnya di lingkungan keagamaan.

“Polantas Menyapa” juga menjadi wujud nyata komitmen Polri dalam membangun budaya keselamatan sejak dari akar masyarakat.

Baca juga: Harapan Kakorlantas Polri Irjen Agus: Turunkan Angka Kecelakaan dan Wujudkan Zero Accident

Dengan melibatkan tokoh agama, diharapkan pesan keselamatan tidak hanya disampaikan melalui hukum, tetapi juga melalui nilai-nilai keimanan dan kebersamaan.

Operasi Patuh Lodaya adalah kegiatan tahunan yang digelar oleh Polda Jawa Barat untuk meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan berlalu lintas di masyarakat.

Operasi ini berlangsung selama 14 hari, dari 14 hingga 27 Juli 2025, dan melibatkan personel gabungan dari Polri, TNI, dan pemerintah daerah.

Tujuan Utama

  • Menekan angka pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan
  • Meningkatkan kepatuhan dan budaya tertib berlalu lintas
  • Mewujudkan Indonesia Emas melalui keselamatan jalan
  • Jenis Pelanggaran yang Disasar
  • Tidak memakai helm SNI atau sabuk pengaman
  • Tidak memiliki atau membawa SIM/STNK
  • Melawan arus dan melanggar rambu lalu lintas
  • Menggunakan ponsel saat berkendara
  • Kendaraan tanpa plat nomor atau modifikasi berlebihan
  • Pengemudi di bawah umur

Pendekatan Humanis

Tahun ini Operasi Patuh Lodaya juga melibatkan tokoh agama dan pesantren dalam program “Polantas Menyapa” untuk menyampaikan pesan keselamatan melalui mimbar keagamaan. Ini menunjukkan pendekatan yang lebih edukatif dan spiritual, bukan sekadar penindakan.

Hasil Operasi 2025

  • 4.673 pengendara ditindak, mayoritas hanya diberi teguran
  • Hanya 7 pelanggar yang dikenai tilang melalui sistem ETLE
  • Pelanggaran terbanyak: tidak pakai helm, plat nomor tidak sesuai, dan melawan arus
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved