Sabtu, 4 Oktober 2025

KM Barcelona Terbakar di Minahasa Utara

KM Barcelona Terbakar di Laut Talise: Tangis Ibu, Balita, dan Aksi Nelayan Penolong

Tangis ibu dan balita mewarnai tragedi KM Barcelona 5 di Laut Talise. Nelayan penolong jadi pahlawan di tengah kobaran api.

Editor: Glery Lazuardi
Ist/tangkap layar
KAPAL TERBAKAR - Kapal Motor (KM) Barcelona 5 terbakar di Pulau Taliase, Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut), Minggu (20/7/2025). Evakuasi jenazah korban KM Barcelona 5 di Pelabuhan Serei, Minahasa Utara, Minggu (20/7/2025). Proses berlangsung dengan dukungan tim gabungan dan relawan. 

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Musibah kebakaran Kapal Motor (KM) Barcelona 5 di perairan Talise, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, menyisakan luka mendalam dan kisah-kisah kemanusiaan yang menggugah hati.

 Dari upaya penyelamatan dramatis oleh nelayan hingga perjuangan seorang ibu menyelamatkan anak dan orang tuanya, tragedi ini mengungkap betapa pentingnya kesigapan, solidaritas, dan empati dalam situasi darurat.

Baca juga: Aksi Heroik Penumpang KM Barcelona, Selamatkan Keluarga Tanpa Alat Pengaman

Perjuangan Ibu dan Anaknya di Tengah Kepanikan

Serly Horman, salah satu penumpang yang selamat, masih sulit melupakan detik-detik mencekam saat api melalap kapal yang membawanya, anaknya, dan orang tuanya yang sakit.

Tanpa aba-aba dari awak kapal, ia hanya tahu bahwa orang-orang berlarian panik. 

Ia segera membawa orang tuanya ke atas dek dan berenang ke laut tanpa pelampung.

“Kami bertiga berenang tanpa pelampung. Tidak ada jalan keluar waktu itu, semua sudah penuh asap,” ujar Serly di Pelabuhan Serei, sambil menahan tangis.

Yang paling mengharukan, menurut Serly, adalah bagaimana bayi sepupunya bisa diselamatkan.

Bayi itu dimasukkan ke dalam cool box untuk mengapung di laut demi keselamatan.

“Puji Tuhan, dia aman sampai kami dievakuasi,” kata Serly lirih.

Baca juga: KM Barcelona Terbakar di Talise: 3 Penumpang Tewas, Ini Identitasnya

Aksi Heroik Seorang Nelayan: Mamay, Pahlawan Tak Dikenal

Di tengah lautan, seorang nelayan bernama Abdul Rahman Agu atau akrab disapa Mamay, menunjukkan aksi heroik.

Ia membantu seorang ibu yang hampir kehilangan kendali atas anaknya.

Dalam kondisi genting, Mamay mengangkat anak itu dari lautan dan bahkan melakukan siaran langsung melalui Facebook yang turut mempercepat proses evakuasi.

“Saya hanya lakukan apa yang harus saya lakukan,” ujar Mamay merendah saat tiba di rumah dan disambut warga.

Meski lelah dan masih terombang-ambing trauma, Mamay menjadi simbol harapan bagi ratusan nyawa yang terselamatkan hari itu.

Baca juga: KM Barcelona VA Terbakar, Kemenhub Masih Verifikasi Data Jumlah Penumpang

Detik-Detik Kepanikan Tanpa Pelampung

Vani Arunde, penumpang lain bersama dua anak balitanya, mengatakan saat api mulai menjalar, mereka sedang berada di dalam kamar.

“Cepat sekali itu api. Kita panik. Tidak sempat pikir apa-apa,” kata Vani yang berenang tanpa pelampung hampir satu jam sebelum diselamatkan nelayan.

Ketiadaan pelampung dan tidak adanya peringatan resmi dari awak kapal menambah daftar panjang masalah keselamatan pelayaran yang perlu dievaluasi.

Kronologi Insiden

Waktu Kejadian: Minggu, 20 Juli 2025 pukul 12.00 WITA

Lokasi: Perairan antara Pulau Talise dan Pulau Gangga, sekitar 60 km dari Pelabuhan Manado

Asal-Tujuan: KM Barcelona 5 berangkat dari Melonguane (Talaud) menuju Manado
Jumlah Penumpang: Diduga lebih dari 400 orang, meskipun awalnya disebut 280

Evakuasi dilakukan oleh gabungan unsur Basarnas, Bakamla, TNI/Polri, serta warga setempat. Tiga titik evakuasi adalah Pelabuhan Serei (293 penumpang), Munte (87 penumpang), dan Manado (sekitar 150 penumpang).

Baca juga: KM Barcelona VA Terbakar, Kemenhub Masih Verifikasi Data Jumlah Penumpang

Tiga Korban Jiwa, Sebagian Pasien Rujukan

Tiga orang dilaporkan meninggal dunia, seluruhnya adalah pasien rujukan medis:

Asna Lapae (50)

Zakaria Tindiuling

Juliana Humulung (40) – dilaporkan dalam kondisi hamil

Gubernur Sulut, Yulius Selvanus Komaling, mengungkapkan duka cita mendalam dan menegaskan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan untuk menampung para korban selamat.

“Masyarakat Sulawesi Utara berdukacita atas peristiwa ini,” ujar Gubernur YSK saat meninjau posko evakuasi.

Evaluasi dan Pelajaran dari Tragedi

Tragedi KM Barcelona 5 mengungkap sejumlah catatan penting:

Minimnya prosedur keselamatan: Tidak ada aba-aba atau alarm dari awak kapal

Ketidaksiapan pelampung: Banyak penumpang berenang tanpa alat bantu

Ketergantungan pada respons warga: Nelayan menjadi garda depan evakuasi

Pentingnya teknologi dalam darurat: Siaran langsung Mamay berperan besar

Kecelakaan ini seharusnya menjadi momentum evaluasi menyeluruh sistem keselamatan laut Indonesia, terutama untuk pelayaran antarpulau di wilayah 3T (terluar, tertinggal, dan terdepan).

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved