Kamis, 2 Oktober 2025

Bocah Asal Pekalongan Tewas Usai Digigit Ular Weling di Kamar, Diduga Terlambat Ditangani Medis

Bocah Pekalongan, Rafa Ramadhani, tewas usai digigit ular weling di kamar. Keluarga duga penanganan medis lambat jadi penyebab.

Editor: Glery Lazuardi
TribunSolo.com/ Instagram @infocegatansukoharjo
ULAR WELING - Inilah ular weling (Bungarus candidus), spesies berbisa tinggi yang aktif pada malam hari. Meski tampak indah dengan corak belang hitam-putih, gigitannya bisa mematikan jika tak segera ditangani. 

TRIBUNNEWS.COM, JAWA TENGAH – Rafa Ramadhani Suwondho (12), bocah asal Desa Bukur, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, meninggal dunia setelah digigit ular.

Rafa meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (20/7/2025).

Sebelumnya, ia digigit ular weling pada Senin (16/6/2025).

Ular weling merupakan spesies katang endemik Asia Tenggara. Selain "weling", ular ini juga dikenal sebagai ular belang, dan nama ilmiahnya adalah Malayan krait atau Blue krait.

Seperti jenis katang lainnya, weling adalah ular berbisa yang sangat mematikan. 

Bisanya bersifat neurotoksin, mampu melumpuhkan jaringan saraf.

Salah satu gejala akibat gigitan adalah kesulitan bernapas. Tingkat kematian akibat gigitan weling pada manusia yang tidak ditangani mencapai 60–70 persen.

Kematian Rafa menambah deretan kasus fatal akibat gigitan ular. Sebelumnya pada 5 Juli 2025, La Nati, pria lanjut usia di Buton Selatan, ditemukan tewas setelah ditelan ular piton sepanjang delapan meter.

Kasus lain termasuk wanita lansia asal Bintan yang meninggal karena gigitan ular kobra pada Mei 2025, serta dua warga Ogan Komering Ilir, Sumsel, yaitu Rohani (39) dan Tamziah, yang juga tewas akibat patukan ular.

Baca juga: Infus Tak Dicabut 3 Hari, Pasien Digigit Ular Nyaris Tewas Tanpa Makan

Tewas Digigit Ular Diduga Terlambat Ditangani Medis

Terkait kematian Rafa, informasi disampaikan oleh Ning, saudaranya.

"Betul mas, dek Rafa dini hari meninggal dunia di RSUP Kariadi, setelah menjalani perawatan intensif di RSUP Dr Kariadi," kata Ning.

Rencananya, jenazah akan dimakamkan di TPU desa setempat sekitar pukul 10.00 WIB.

"Rafa sampai di rumah sekitar pukul 04.00 WIB," ucapnya.

Pantauan Tribunjateng.com sekitar pukul 09.25 WIB, keluarga, tetangga, dan teman sekolah berdatangan untuk takziah. Sekitar pukul 09.30 WIB, jenazah Rafa dimandikan di rumah duka.

Sebelumnya, kasus ini sempat viral di akun Instagram @Pekalonganinfo, yang mengabarkan seorang anak dari Desa Bukur dirawat intensif di ICU usai diduga mendapat penanganan medis yang tidak optimal setelah digigit ular.

Kejadian terjadi pada Senin dini hari, 16 Juni 2025, sekitar pukul 04.00 WIB. Rafa digigit ular dan segera dibawa ke mantri terdekat untuk penanganan awal, kemudian dirujuk ke RSUD Kajen.

Menurut keterangan keluarga, pasien hanya diberi suntikan, diambil darah, dan diberi oksigen beberapa menit tanpa infus atau observasi lanjutan.

Dokter saat itu menyatakan ular tidak berbisa karena tidak ada pembengkakan, dan menyarankan pasien dipulangkan.

Keluarga menolak, namun akhirnya pasien tetap dipulangkan sekitar pukul 07.30 WIB. Dalam perjalanan ±30 menit ke Desa Bukur, korban mulai kejang-kejang dan akhirnya dibawa ke RSI Pekajangan.

Di rumah sakit kedua, penanganan intensif langsung dilakukan.

Dokter menyatakan racun telah menyebar ke sistem saraf dan menyayangkan penanganan lambat sebelumnya. Dokter menekankan bahwa semua gigitan ular seharusnya ditangani serius sejak awal.

Dari pantauan Tribunjateng.com, korban sebelumnya dirawat di RSUD Kajen, lalu dirujuk ke RSI Pekajangan. Datur (56), kakek Rafa, mengungkapkan kronologi dari awal gigitan hingga perawatan awal.

"Di tempat Pak Warno atau mantri desa, luka digigitnya sempat dipencet dan keluar darah. Tapi Pak Warno tidak berani menyuntik, jadi disarankan langsung ke RSUD Kajen," ujarnya.

Setibanya di RSUD Kajen, kondisi mulai memburuk. Menurut Datur, cucunya merasa pusing, mata berat, dan penglihatan buram.

"Dokternya bilang, 'anak baru bangun tidur, ya pusing'.. Padahal cucu saya bilang matanya berat dan tidak bisa melihat," ungkapnya.

Setelah diberi tiga suntikan dan obat, pasien dipulangkan.

Dalam perjalanan, ia kejang-kejang dan langsung dibawa ke RSI Pekajangan.

Sayangnya, saat tiba di sana, kondisinya sudah tidak sadar dan belum menunjukkan tanda membaik hingga akhirnya meninggal.

Suwondho, ayah Rafa, mengatakan bahwa ia sempat melihat ular tersebut di dalam kamar.

"Saya dan istri melihat ularnya, warnanya hitam dan putih, kemungkinan ular weling," katanya.

Namun setelah dicari, ular tersebut tidak ditemukan.

Fakta Tambahan: Bahaya Gigitan Ular

Gigitan ular bisa mematikan karena racunnya yang menyerang sistem saraf, darah, atau sel tubuh.

Penyebab kematian akibat gigitan ular:

Gagal napas: Bisa menyerang pusat pernapasan

Perdarahan hebat: Racun merusak pembuluh darah

Kerusakan organ: Ginjal, jantung, hati

Rhabdomiolisis: Kerusakan otot berat

Infeksi: Luka gigitan bisa infeksi berat

Alergi berat (anafilaksis)

Penanganan cepat seperti imobilisasi dan pemberian antivenom sangat penting untuk mencegah kematian.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BREAKING NEWS: Rafa Anak yang Digigit Ular di Bojong Pekalongan Meninggal Dunia, 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved