Senin, 6 Oktober 2025

Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi

Kesaksian Warga saat Bocah 8 Tahun Jadi Korban Tewas Tragedi Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi

Seorang saksi mata mengungkapkan detik-detik bocah 8 tahun jadi korban tewas tragedi pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi.

Penulis: Falza Fuadina
Kolase Tribunnews/Tribun Jabar/Tribunpriangan.com
KORBAN TRAGEDI GARUT - Nelis (kerudung hitam kanan) memberikan keterangan soal penanganan kejadian yang menewaskan tiga orang saat mengantri makan gratis di gerbang barat pendopo Bupati Garut, pada Jumat (18/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Pernikahan putra sulung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yaitu Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, berujung pilu.

Acara yang berlangsung di kawasan Pendopo Kabupaten Garut pada Jumat (18/7/2025) tersebut menimbulkan korban.

Perayaan yang semula penuh sukacita itu mendadak berubah menjadi duka.

Tiga orang meninggal akibat berdesakan saat mengantre makan gratis.

Warga berdesak-desakan saat mengantre di gerbang barat Alun-alun Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025).

Dari tiga orang yang meninggal dunia, salah satunya tercatat sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia.

Seorang saksi mata menggambarkan situasi kericuhan yang terjadi di lokasi.

Saksi tersebut adalah Nelis (38), seorang pedagang kaki lima di kawasan Alun-alun Pendopo Garut.

Menurutnya, sejak pagi hingga insiden berlangsung, tidak terlihat satu pun mobil ambulans yang bersiaga di lokasi.

Selain itu, jumlah petugas keamanan yang bertugas di area Pendopo sangat terbatas.

Pengaturan pintu masuk pun hanya dilakukan dengan sistem buka-tutup, yang terbukti tidak efektif dalam mengendalikan membludaknya warga yang ingin menikmati makanan gratis.

Nelis menuturkan, ambulans baru tiba sekitar 15 menit setelah kericuhan terjadi.

Baca juga: Tragedi Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, Gubernur Jabar Janjikan Ini Kepada Keluarga Korban

"Tidak ada ambulans, dan ambulans baru datang sekitar 15 menit usai kejadian," ujar Nelis saat ditemui oleh wartawan TribunPriangan.com di rumah duka Vania yang berada di Kampung Sindang Hela, dikutip dari TribunJabar.id.

Ia dan saudaranya sempat menunggu cukup lama sambil menggendong seorang anak berusia delapan tahun yang turut menjadi korban dalam kericuhan tersebut.

"Harusnya disediakan ambulans karena lihat kondisi sejak pagi sudah membeludak, sementara gerbang hanya dilakukan sistem bukan tutup," tutur Nelis mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengelolaan acara.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved