Senin, 29 September 2025

Sosok Siswa SMA di Garut yang Diduga Alami Bullying, Ini Cerita Guru BK

Seorang siswa SMA kelas 10 di Kabupaten Garut, Jawa Barat ditemukan meninggal di kamarnya. Ibu korban sebut didiuga kena bully

freepik
DUGAAN BULLYING - Ilustrasi perundungan yang diunduh dari laman Freepik.com. Seorang siswa SMA kelas 10 di Kabupaten Garut, Jawa Barat ditemukan meninggal di kamarnya. Ibu korban sebut didiuga di-bully 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa SMA kelas 10 di Kabupaten Garut, Jawa Barat diduga jadi korban perundungan atau bullying.

Siswa berinisial P (16) tersebut diduga mengakhiri hidup karena diduga mendapatkan perundungan di sekolah.

P ditemukan meninggal dunia di dalam kamar rumahnya, Senin (14/7/2025).

Kasus ini mencuat setelah ibu korban mengunggah kisah anaknya ke media sosial.

Guru Bimbingan Konseling (BK) tempat P bersekolah, Ranggi Puji Widiarestadi menuturkan ternyata P telah menjadi perhatian pihak sekolah.

Ia menuturkan bahwa P dinilai memiliki kerentanan psikologis dan akademik.

Kepada TribunJabar.id, pihak sekolah secara rutin melakukan sharing dan pemetaan terhadap siswa yang menunjukkan kerentanan, dan P termasuk salah satunya.

Meski begitu, P merupakan siswa yang rajin.

"Selama satu tahun kami menangani, ada beberapa catatan yang menjadi perhatian,"

"Dari segi kehadiran, tidak ada masalah. Dia tergolong rajin masuk sekolah. Namun gejala kerentanannya muncul dari respons terhadap tugas-tugas sekolah," ujar Ranggi.

Ia menuturkan, P jarang mengerjakan tugas karena tak bisa mengerjakan.

Baca juga: Tewas Tak Wajar di Rumah, Siswa SMA Garut Diduga Korban Bully di Sekolah

Terkadang P juga diam saat ditanya kenapa tidak mengerjakan tugas.

Secara psikologis, kondisi P dinilai sebagai sosok yang tertutup dan tidak mudah membuka diri.

"Ketika menghadapi tantangan, dia cenderung cepat menyerah. Misalnya, saat diberi tugas yang dianggap sulit, reaksinya seperti, 'ah udah weh', seolah langsung menyerah begitu saja,"

"Tapi asesmen ini memang hanya untuk kebutuhan penjurusan, bukan diagnosis psikologis menyeluruh," jelas dia.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan