Beda Versi TNI AL dan Nelayan terkait Kronologis dan Penyebab Penembakan di Banyuasin Sumsel
Terkait kronologis dan penyebab penembakan antara TNI AL maupun dari nelayan punya versi berbeda.
"Saya bilang hati-hati ke anak buah saya, ada kapal patrol. Posisi kami di perairan laut Tanjung Birik tapi agak maju lagi," kata dia.
Melihat kapal tersebut mendekat, Rusdianto bersama anak buahnya kemudian menjauh dari kapal tersebut.
Namun kapal tersebut tetap mengejar dan akhirnya menurunkan sebuah perahu karet berisi sekitar delapan orang berpakaian loreng.
"Tiba-tiba kapal besar itu menurunkan speedboat karet, isinya delapan orang pakai baju seragam loreng. Pas sudah dekat, dari perahu karet itu menembak ke arah kami," ujar dia.
Karena ombak besar, Rusdianto kemudian membawa kapalnya menjauh.
Akan tetapi, perahu karet itu tetap mengejar sedangkan satu kapal lagi miliknya tertinggal di belakang.
"Saya mau nunggu anak buah yang di kapal satunya selesai tapi ada ombak besar jadi saya menjauh duluan, tapi perahu karet itu tetap mengejar kami," katanya.
Yogi yang saat itu sedang memindahkan ikan dari jaring ke tempat penyimpanan, kata dia, terkena tembakan di bagian leher tepatnya di bawah jakun.
"Yogi ngasih tahu kalau dia kena tembak. Saya teriak ke arah perahu itu 'ini anak buah saya ada yang kena tembak' sambil menunjukkan orang dan lukanya. Tidak lama, perahu karet itu pergi tapi malah mendekat ke arah kapal saya yang satunya," ungkap dia.
Setelah kejadian itu, Rusdianto mengatakan kapalnya terus menjauh dan menuju daratan untuk mencari bala bantuan dengan menghubungi rekannya yang memiliki speedboat.
"Karena susah dapat sinyal, setelah berhasil menghubungi teman, sekitar jam 5 sore kami dijemput speedboat terus menuju ke Sungsang. Setelah diperiksa dokter di sana baru dirujuk ke RS Islam Ar-Rasyid, tadi malam sampainya, " tandasnya.
Keluarga Korban Datangi Denpomal
Keluarga Yogi mendatangi Detasemen Polisi Polisi Militer Angkatan Laut (Denpomal) Lanal Palembang, Senin (14/7/2025).
Pengacara Yogi, Yudi Wahyudi SH mengatakan mereka ingin menjalin komunikasi dengan Denpomal dan juga menyerahkan proyektil yang melukai leher Yogi akibat tembakan peluru.
"Denpomal meminta proyektil pelurunya dan kita serahkan, ada tanda serah terimanya dan juga kedatangan ke sini ingin membangun komunikasi dan kesepakatan-kesepakatan yang lebih baik," kata Wahyudi.
Yudi mengatakan keluarga juga minta perhatian dan tanggung jawab dari pihak Denpomal karena hingga kini Yogi masih dirawat di rumah sakit.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.