Beda Versi TNI AL dan Nelayan terkait Kronologis dan Penyebab Penembakan di Banyuasin Sumsel
Terkait kronologis dan penyebab penembakan antara TNI AL maupun dari nelayan punya versi berbeda.
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Yogi, nelayan warga Sungai Benar RT 1 RW 1 Sungsang 1 Kecamatan Banyuasin II, mengalami luka di bagian leher akibat penembakan yang dilakukan oleh TNI AL di perairan Laut Birik, Banyuasin, Sumsel, Sabtu (12/7/2025) lalu.
TNI AL mengakui penembakan tersebut.
Baca juga: 5 Fakta Kapal TNI AL Diduga Tembaki Nelayan di Banyuasin: 1 Orang Jadi Korban hingga Kata Lanal
Namun mengenai kronologis dan penyebab penembakan ada dua versi berbeda dari TNI AL maupun dari nelayan yang menjadi korban penembakan.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul mengatakan, penembakan dilakukan karena kecurigaan aparat terhadap dugaan adanya aktivitas ilegal yang dilakukan para nelayan tersebut.
Sementara itu para korban mengatakan kapal milik TNI AL tiba-tiba saja menembak ke arah mereka tanpa sebab.
Berikut kronologis dan penyebab penembakan nelayan versi kedua belah pihak.
Versi TNI AL
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul mengakui anggotanya melakukan penembakan terhadap nelayan asal Sungsang, Banyuasin saat melaut di perairan Laut Birik dengan peluru karet.
Baca juga: Sosok Pelaku Penembakan Staf Desa di Gowa, Ternyata Kakak Ipar Korban, Didorong Dendam Warisan
Tunggul menjelaskan peristiwa berawal pada 12 Juli 2025 sekitar pukul 12.45 WIB.
Saat itu KRI Sutedi Senoputra-378 (KRI SSA-378) melaksanakan Patroli di sekitar Perairan Tenggara Tanjung Jabung.
Anggota melihat kontak di radar dan AIS dengan nama TB Karya Pasific 2229 yang membawa kapal tongkang TK Pasific Star 8615 dengan muatan batubara.

Terlihat pula tiga kapal nelayan kecil sedang menambatkan tali di buritan Tongkang, sehingga diduga adanya tindak ilegal.
Selanjutnya KRI SSA-378 melakukan pengejaran terhadap 2 kapal nelayan yang tidak kooperatif dan berupaya melarikan diri, yaitu KM Aqshal dan KM Aqshal 2.
Tim patroli kemudian memerintahkan keduanya untuk merapat ke KRI dengan menggunakan pengeras suara.
Namun KM Aqshal menambah kecepatan dan mengarahkan haluannya untuk menabrak KRI.
"Selanjutnya KRI SSA-378 melepaskan tembakan peringatan pertama menggunakan peluru hampa, namun KM Aqshal tidak mengindahkan instruksi tersebut, sementara di saat bersamaan KM Aqshal 2 terus melarikan diri menuju daratan," kata Tunggul.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.