Sosok SP, Rantai 4 Bocah di Boyolali, Pensiun Dini dari ASN, Niat Ajari Korban Ilmu Agama
Sosok SP, tersangka kekerasan terhadap empat bocah di Boyolali. Pensiun dini dari ASN untuk membina anak kurang mampu, malah lakukan kekerasan.
TRIBUNNEWS.COM - Polres Boyolali resmi menetapkan SP (65), warga Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sebagai tersangka kasus dugaan penelantaran dan kekerasan terhadap anak.
Kasus ini terungkap setelah empat anak ditemukan dalam kondisi memprihatinkan, dua di antaranya dirantai.
Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP Joko Purwadi mengatakan, pihaknya telah mengantongi cukup bukti untuk menjerat SP, dengan pasal tindak pidana kekerasan terhadap anak.
SP diketahui merupakan pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN). Ia pensiun dini dari pekerjaannya sebagai ASN.
Istri SP saat ini bekerja sebagai ASN di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
Di mata tetangganya, SP dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Ia jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
"Pekerjaan SP dari hasil pemeriksaan itu, dulu pernah menjadi pegawai negeri, namun pensiun dini," ungkapnya Joko, dilansir TribunSolo.com.
Setelah pensiun, SP memutuskan untuk membina anak-anak kurang mampu di rumahnya. Ia juga mengajari ilmu agama.
SAW (14) dan IAR (11), kakak beradik yang berasal dari Kabupaten Semarang, berada di rumah SP sejak setahun lalu.
Sementara MAF (11) dan adiknya, VMR (6) dari Kabupaten Batang, sudah dua tahun tinggal di rumah SP.
"Jadi di Desa Mojo itu, SP tidak mempunyai pondok pesantren. Itu hanya di rumah. Cuma memberikan pembelajaran ilmu agama," jelasnya.
Baca juga: Modus Eksploitasi 4 Bocah di Boyolali, Korban Dirantai hingga Dipaksa Ternak Kambing
Namun, dalam memberikan ilmu agama itu, SP cukup keras, bahkan ia ringan tangan kepada anak-anak tersebut.
"Untuk belajar agama tetangga tahu, tapi kalau kekerasan terhadap anak ini masih didalami," katanya.
Adapun tindak kekerasan yang dilakukan SP di antaranya memukul korban menggunakan antena radio bekas.
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah luka lebam pada tubuh korban.
"Keterangan awal menyebutkan, anak-anak mengalami kekerasan jika tidak menurut," ungkapnya.
Tak hanya itu, dua bocah juga dirantai selama dua pekan. Selain itu mereka juga dibiarkan tidur di luar tanpa alas serta selimut.
SP berdalih, rantai digunakan agar korban tidak mengulangi perbuatan mencuri.
"Alasan tersangka, anak-anak itu pernah mencuri makanan dan uang. Maka mereka dihukum dirantai agar tidak mengulangi," terangnya.
Kasus ini terungkap setelah satu dari empat anak itu tertangkap tangan mencuri kotak amal di masjid, Minggu (13/7/2025).
MAF kepergok mondar-mandir di masjid pada Minggu sekitar pukul 01.30 WIB.
Oleh warga, anak itu kemudian diantar pulang.
Namun, setibanya di rumah, warga justru dibuat terkejut. Mereka menemukan tiga anak dalam kondisi tidur di luar dengan kaki dirantai.
Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Muksin mengatakan, MAF nekat mencuri kotak amal demi membeli makan untuk adiknya yang kelaparan.
"FAF mencuri kotak amal karena tak tega melihat adiknya kelaparan dan berniat membeli makanan," imbuhnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Tersangka Kekerasan Terhadap Anak di Mojo Boyolali Mantan PNS, Ajari Anak Belajar Agama
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSolo.com/Tri Widodo)
Sumber: TribunSolo.com
Siswa yang Diinjak Guru Dibawa ke Tukang Pijat, Ini Penjelasan SMA Negeri Cepogo Boyolali |
![]() |
---|
Pemilik Kos Ungkap Kronologi Temuan Jasad Irnakulata: Tertutup Selimut, Teman Menangis |
![]() |
---|
Pelaku Kekerasan Terhadap Anak Perempuan di Jaksel Ternyata Pasangan Sesama Jenis Ibu Korban |
![]() |
---|
Bupati Bogor Minta Seluruh Jajaran ASN Hidup Sederhana Tanpa Flexing |
![]() |
---|
Lewat Program Jumat Berkah, Iptu Agung Muryo Rutin Bagikan 650 Porsi Makanan Gratis di Boyolali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.