Senin, 29 September 2025

Penerimaan Siswa Baru

Sepi Pendaftar, 3 SMA di Bandung Ini Kekurangan Siswa Baru di SPMB 2025, Guru Sertifikasi Kena Imbas

Berikut 3 SMA di Bandung yang sepi pendaftar di SPMB 2025, guru sertifikasi terancam kena imbas, hingga kebijakan Pemprov Jabar diduga jadi penyebab.

Penulis: Nina Yuniar
Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi
ILUSTRASI SPMB - Peserta mengikuti tes terstandar daerah SPMB tahap dua di SMAN 19 Bandung, Jalan Dago Pojok, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (4/7/2025). Di sisi lain, ada 3 SMA swasta di Kota Bandung sepi pendaftar bahkan ada yang baru menerima pendaftaran 12 calon murid baru. 

TRIBUNNEWS.COM - Nasib kurang baik dialami oleh tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), dalam pelaksanaan sistem penerimaan murid baru (SPMB) 2025.

Pasalnya, ketiga sekolah tersebut masih kekurangan peserta didik baru.

Kekurangan siswa dalam ajaran baru ini dikhawatirkan dapat berdampak pada target kinerja guru sertifikasi untuk memenuhi standar profesionalitas sebagai tenaga pengajar.

3 SMA Swasta di Kota Bandung Sepi Pendaftar

1. SMA Pendidikan Membangun Bangsa (PMB)

Hingga kini, SMA Pendidikan Membangun Bangsa (PMB) baru memiliki 12 calon murid atau pendaftar.

Kepala SMA PMB, Nurlaela, mengaku kondisi itu membuatnya khawatir target kinerja guru yang sudah sertifikasi tidak terpenuhi.

Nurlaela mengungkapkan, enam guru yang sudah sertifikasi di SMA PMB, minimalnya harus mengajar selama 24 jam setiap pekannya untuk memenuhi target kinerjanya.

"Kami baru menerima 12 murid baru, dan pasti akan kesulitan bagi guru yang sertifikasi untuk memenuhi target kinerjanya," kata Nurlaela saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Sabtu (5/7/2025), dilansir TribunJabar.id.

Dijelaskannya, para guru sertifikasi di SMA swasta yang berlokasi di Jalan Arcamanik, Kota Bandung itu mau tidak mau harus mengajar di sekolah lain demi memenuhi target kinerja selama 24 jam perminggu.

Sebab, tugas sebagai wali kelas, pembina ekstrakurikuler, pembina osis, hingga lainnya nilai bobotnya hanya dua jam, dan tidak mungkin hanya diberikan kepada satu guru.

Baca juga: Dianggap Curangi SPMB Jalur Domisili, SMA Negeri 3 Tangsel Digeruduk Warga, Bukan Kali Pertama

Dengan demikian, mereka harus memenuhi kekurangan jam mengajarnya di sekolah lain meski tidak menjamin 100 persen target kinerjanya langsung terpenuhi.

"Kan, sekolah (swasta) yang lain juga kondisinya sama-sama kekurangan murid baru, sehingga tidak mudah untuk mencari jam mengajar tambahan ini," terang Nurlaela.

Menurut Nurlaela, minimnya jumlah siswa baru yang mendaftar ke SMA PMB baru terjadi tahun ini, karena dampak dari rencana penambahan jumlah rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri.

Pada tahun lalu, SMA PMB menerima pendaftaran puluhan siswa baru yang dibagi menjadi dua rombel.

Tetapi, kali ini hanya terdapat 12 siswa baru yang mendaftar.

Padahal, tahun ajaran baru akan dimulai tidak lama lagi, namun melihat minimnya jumlah siswa baru yang mendaftar di SMA PMB membuatnya cukup sedih.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan