Pabrik Baterai EV di Halmahera Timur, Gubernur Sherly Jamin Dukungan, Serapan Kerja 8 Ribu Orang
Proyek baterai EV di Halmahera Timur resmi dimulai. Gubernur Sherly dan warga adat dukung penuh hilirisasi nikel untuk ekonomi rakyat.
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, HALMAHERA TIMUR – Proyek besar pengembangan Industri Baterai Kendaraan Listrik (EV) Terintegrasi di Tanjung Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara resmi dimulai.
Dalam seremoni groundbreaking yang digelar Minggu (29/6/2025), Presiden RI Prabowo Subianto meletakkan batu pertama pembangunan kawasan industri strategis ini.
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, hadir dan menyatakan dukungan penuh terhadap agenda hilirisasi mineral yang diusung pemerintah pusat.
Ia menegaskan bahwa proyek ini bukan hanya soal teknologi dan industrialisasi, tetapi juga soal keadilan ekonomi dan masa depan masyarakat lokal.
“Kami sangat mengapresiasi niat besar pemerintah pusat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan timur Indonesia. Ini bukan hanya investasi industri, tapi juga investasi untuk kesejahteraan masyarakat Maluku Utara,” ujar Sherly.
Menurut Sherly, sedikitnya ada 11 suku adat di Maluku Utara yang siap mendukung penuh jalannya proyek tersebut.
“Masa depan bukan semata soal teknologi canggih, tapi juga tentang hati yang peduli, tangan yang bekerja, dan komitmen untuk kemajuan bersama,” tegasnya.
Baca juga: Indonesia Bangun Industri Baterai Terintegrasi di Karawang dan Halmahera
Nilai Tambah untuk Warga: Serapan Kerja hingga 8.000 Orang
Bupati Halmahera Timur, Ubaid Yakub, mengungkap bahwa proyek ini sangat dinanti masyarakat.
Ia menaruh harapan besar terhadap turunnya angka kemiskinan (saat ini masih 12,59 persen) dan pengangguran (sekitar 4%) di wilayahnya.
“Kehadiran konsorsium IBC–CBL ini menjawab penantian panjang warga. Ini bukan hanya soal nikel atau baterai, tapi juga masa depan konektivitas dan ekonomi Halmahera Timur,” ucap Ubaid.
Sementara itu, Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Achmad Ardianto, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari transformasi besar kawasan Indonesia timur.
“Hilirisasi ini meliputi pertambangan, pembangunan pabrik bahan baku baterai berkapasitas 30.000 ton katoda per tahun, fasilitas pirometalurgi dengan kapasitas 88.000 ton nikel alloy, dan pabrik daur ulang baterai 20.000 ton per tahun,” jelas Ardianto.
Ia menegaskan bahwa ANTAM, sebagai BUMN, akan hadir untuk memastikan pembangunan berjalan inklusif, memperkuat infrastruktur lokal, dan memberi dampak nyata pada peningkatan SDM dan tenaga kerja lokal.
Proyek ini diperkirakan menyerap 8.000 tenaga kerja langsung serta menciptakan berbagai pelatihan dan alih teknologi untuk masyarakat.
“Ini bukan sekadar proyek industri, tapi momentum penting untuk membangkitkan ekonomi kawasan timur Indonesia,” tutupnya.
(TribunTernate.com/Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.