WNA Brasil Jatuh di Gunung Rinjani, Jalur Menuju Puncak Ditutup Sementara Hingga Evakuasi Selesai
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani memutuskan untuk menutup sementara jalur menuju puncak Gunung Rinjani hingga proses evakuasi WNA Brazil selesai.
TRIBUNNEWS.COM - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani memutuskan untuk menutup sementara jalur menuju puncak Gunung Rinjani.
Diketahui penutupan jalur ini dilakukan usai terjadi kecelakaan menimpa warga negara asing (WNA) asal Brasil yang jatuh dari jalur puncak Gunung Rinjani.
Proses pencarian WNA Brasil bernama a Juliana Marins alias JDSP (27) ini pun telah dilakukan sejak Sabtu (21/6/2025) sore sekira pukul 15.00 Wita.
Setelah titik keberadaan Juliana ditemukan pada Senin (23/6/2025) pukul 07.05 Wita, Tim SAR gabungan pun terus melakukan proses evakuasi.
Untuk percepatan evakuasi serta menjaga keselamatan pengunjung dan tim evakuasi, jalur menuju puncak Rinjani pun ditutup sementara.
Penutupan dimulai hari ini, Selasa (24/6/2025) hingga waktu yang belum ditentukan.
Diperkirakan penutupan jalur ke puncak Rinjani ini akan dilakukan hingga proses evakuasi Juliana selesai dilakukan.
Hal ini diumumkan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dalam surat yang ditandatangi langsung oleh Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yaman.
"Aktivitas pendakian dari Pelawangan 4 Jalur Wisata Pendakian Sembalun menuju Puncak Gunung Rinjani DITUTUP SEMENTARA mulai 24 Juni 2025 sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan (sampai dengan proses evakuasi korban selesai dilakukan)," bunyi surat pengumuman yang dibuat oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, melalui laman resminya, Selasa (24/6/2025)
Meski jalur menuju puncak Rinjani ditutup, pengunjung masih bisa melakukan aktivitas pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani sampai dengan lokasi Pelawangan 4 Sembalun.
Baca juga: Netizen Brasil Minta Prabowo Evakuasi Warga Mereka yang Jatuh di Rinjani, Istana Siap Beri Bantuan
Proses Evakuasi Pendaki Asal Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani

Melansir laman resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi pada (JDSP 27 Thn) pendaki asal Brasil yang jatuh di tebing sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani.
Sebagai informasi pada Senin (23/6/2025), tepatnya pada pukul 06.30 WITA, korban berhasil terpantau menggunakan drone.
Juliana terlihat dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman ±500 meter dan secara visual dalam keadaan tidak bergerak
Tim SAR pun telah menerjunkan dua personelnya untuk menjangkau lokasi korban dan mengecek titik pembuatan anchor kedua di kedalaman ±350 meter.
Namun, setelah observasi, ditemukan dua overhang besar sebelum bisa menjangkau korban membuat pemasangan anchor tidak memungkinkan, Tim rescue harus melakukan climbing untuk bisa menjangkau korban.
Proses evakuasi berjalan cukup sulit karena medan yang ekstrem dan cuaca yang dinamis.
Ditambah lagi dengan kondisi kabut yang tebal membuat jarak pandangan menjadi semakin sempit dan berisiko.
Hal itu membuat tim rescue harus ditarik kembali ke posisi aman.
Baca juga: 3 WNA Terjatuh di Gunung Rinjani dalam Kurun Waktu 8 Bulan, Warga Malaysia Ditemukan Meninggal
Gubernur NTB Buka Opsi Evakuasi dengan Helikopter
Sementara itu pada Selasa siang, tepatnya pukul 14.30 WITA, digelar rapat evaluasi secara virtual dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal.
Dalam rapat evaluasi tersebut, Iqbal mendorong adanya percepatan evakuasi pada pendaki asal Brasil tersebut.
Tak hanya itu Iqbal juga mendorong opsi penggunaan helikopter dalam proses evakuasi.
Hal ini dinilai perlu dilakukan untuk mempertimbangkan waktu kritis 72 jam ("Golden Time") dalam penyelamatan di alam bebas.
Baca juga: Sosok Juliana Marins, Wanita Brasil Jatuh ke Jurang Gunung Rinjani, Namanya Bergema di Medsos
Selanjutnya, Kepala Kantor Basarnas Mataram menilai secara teknis menjelaskan proses evakuasi mempergunakan helikopter memang dimungkinkan.
Namun harus dipastikan spesifikasi helikopter paling tidak memiliki Hois untuk air lifting.
Selain itu masih ada faktor cuaca yang sangat cepat berubah yang ikut mempengaruhi bisa tidaknya proses evakuasi mempergunakan helikopter.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.