Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman
Traumanya Warga setelah Kasus Mutilasi di Padang Pariaman Terbongkar, Tak Keluar Rumah 3 Hari
Warga sekitar rumah tersangka pembunuhan berantai di Padang Pariaman, Sumatera Barat mengaku trauma usai tersangka diamankan polisi
TRIBUNNEWS.COM - Penangkapan tersangka pembunuhan berantai, Satria Juanda (25) alias SJ alias Wanda, di rumahnya, Korong Lakuak, Nagari Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, ternyata menyisakan trauma bagi warga sekitar.
Seorang warga berinisial U mengaku sampai tak berani keluar rumah selama tiga hari setelah kasus pembunuhan ini dibongkar polisi.
"Saya sangat trauma, takut, dan tidak percaya dengan kejadian ini. Saking traumanya, saya tidak keluar rumah selama tiga hari."
"Ini pun keluar masih sering teringat kejadian ini," ujar U saat ditemui TribunPadang.com, Senin (23/6/2025).
Selama bertetangga, tersangka dikenal sebagai sosok yang tidak menunjukkan perilaku mencurigakan.
"Kelihatannya seperti orang normal. Tidak ada yang aneh."
"Selama ini dikenal baik, bahkan sebelum berangkat kerja, dia sering menyapa."
"Tapi memang dia tipikal orang yang pendiam," ungkapnya.
Bahkan, pada awalnya, U mengaku sempat tak percaya SJ melakukan pembunuhan.
"Awalnya tidak percaya. Saya baru tahu kasus ini setelah pagi-pagi warga ramai di sekitar rumahnya."
Baca juga: Kakak Korban Minta Kasus Pembunuhan di Padang Pariaman Diusut, Yakin Tersangka Tak Bertindak Sendiri
"Selama ini tidak pernah ada aktivitas mencurigakan dari rumah itu," tambahnya.
Warga lainnya, O, menceritakan sejak kasus ini terbongkar, rumah tersangka sepi tanpa aktivitas.
"Tidak ada satu pun keluarganya yang datang ke rumah sejak kejadian."
"Terakhir yang terlihat hanya polisi yang berjaga di sekitar rumah selama tiga hari setelah kasus terungkap. Sejak itu, rumahnya kosong," jelas O.
Cerita Warga saat Penangkapan
Warga sekitar berinisial GS menceritakan, awalnya warga mengira pihak kepolisian mengamankan kakak pelaku yang bernama Niko.
Warga mengira Niko lah yang diringkus karena sebelumnya kakak pelaku pernah terlibat kasus.
"Saya kira yang ditangkap Polisi ini abangnya, karena abangnya juga pernah terlibat kasus," ungkapnya kepada TribunPadang.com.
Ia menuturkan, kakak pelaku merupakan seorang mantan polisi yang dipecat karena terlibat kasus narkoba.
"Abangnya itu polisi, kalau tidak salah dinas di Padang Pariaman, dulu dipecat karena kasus narkoba, tapi itu sudah cukup lama," ujarnya.
GS mengungkapkan kakak pelaku ternyata masih tinggal di rumah yang sama dengan SJ.
Diketahui, SJ diringkus pada Kamis (19/6/2025).
Ia diringkus karena menjadi pelaku pembunuhan tiga orang wanita.
Kasus ini mencuat ke publik setelah polisi melakukan penyelidikan soal penemuan potongan tubuh manusia di aliran Sungai Batang Anai, Selasa (17/6/2025).
Ada Korban yang Dirudapaksa
Tiga orang yang jadi korban tersebut bernama Siska Oktavia, Adek Gustina, dan Septia Adinda.
Baca juga: Sosok 3 Perempuan Korban Pembunuhan di Padang Pariaman, 2 Korban Dibunuh SJ saat Kerjakan Skripsi
Siska Oktavia sendiri merupakan kekasih dari tersangka.
Alfi Syukri, kuara hukum keluarga korban, menuturkan Siska dirudapaksa oleh tersangka sebelum dibunuh dan jasadnya dibuang ke sumur tua.
Ia menuturkan, korban dimasukkan ke dalam sumur lalu ditutup kain dan dicor menggunakan tiga sak semen.
Alfi mengatakan, ia menduga jasad korban juga dimutilasi, seperti korban ketiga.
"Secara pasti kami belum bisa memastikan, namun dari yang kami lihat setelah sumur itu dibongkar, kerangka jasad kedua korban dalam kondisi terpisah-pisah. Kuat dugaan, korban juga dimutilasi," kata Alfi Syukri beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan, sebelum Siska Oktavia dibunuh, tersangka merudapaksa kekasihnya tersebut.
"Iya, kami mendapatkan informasi bahwa Siska sempat dirudapaksa pelaku. Informasi itu kami terima setelah pelaku ditangkap pada Kamis kemarin," ujarnya.
Alif menuturkan, informasi tersebut diterimanya saat polisi melakukan reka adegan.
"Pelaku sempat diminta melakukan reka adegan, dan di situ dia menyampaikan bahwa ia merudapaksa korban terlebih dahulu sebelum membunuhnya," jelas Alfi.
Setelah membunuh Siska, tersangka menjemput korban kedua, Adek Gustiana, dan membunuhnya.
"Usai melakukan itu kepada Siska, pelaku menjemput Adek dan menghabisi nyawanya juga," tambahnya.
Alfi menyebut, jasad Adek juga dibuang ke sumur, lalu ditutupi pakaian.
"Pelaku memasukkan kedua korban ke dalam sumur, lalu menimbunnya dengan pakaian," katanya.
Baca juga: Tak hanya Dihabisi, Korban Pembunuhan di Padang Pariaman Juga Dirudapaksa sebelum Dibuang ke Sumur
Tersangka juga melakukan pengecoran untuk menghilangkan jejak.
"Setelah korban dimasukkan dan ditimbun dengan pakaian, pelaku mencor sumur itu dengan tiga sak semen," ungkapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Pembunuhan Berantai Padang Pariaman: Warga Trauma, Rumah Pelaku Sepi Terpasang Garis Polisi
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunPadang.com, Muhammad Afdal Afrianto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.