Selasa, 30 September 2025

Profil dan Sosok

Sosok Muazin yang Meninggal Dunia saat Azan di Sukoharjo: Dikenal Rajin Ibadah, Dijuluki 'Daim'

Seorang muazin meninggal dunia saat mengumandangkan azan di Masjid Mujahidin Manang, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

dok. Kompas
ILUSTRASI JENAZAH - Seorang muazin meninggal dunia saat mengumandangkan azan di Masjid Mujahidin Manang, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Selasa (17/6/2025) sekitar pukul 02.56 WIB. Muazin itu bernama Setu Rusdyanto (69) yang dikenal sebagai sosok yang istikamah dalam beribadah dan merupakan spesialis azan malam. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang muazin meninggal dunia saat mengumandangkan azan di Masjid Mujahidin Manang, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Selasa (17/6/2025) sekitar pukul 02.56 WIB.

Muazin itu bernama Setu Rusdyanto (69) yang dikenal sebagai sosok yang istikamah dalam beribadah dan merupakan spesialis azan malam.

Ketua Takmir Masjid Mujahidin, Rusdi Sholeh (63) mengatakan, Setu adalah pribadi yang sangat peduli dengan kegiatan masjid. 

Selama bertahun-tahun, ia menjadi menjadi satu-satunya yang secara rutin datang ke masjid setiap dini hari untuk mengumandangkan azan malam.

"Pak Setu itu dikenal sangat rajin ibadah. Beliau selalu hadir salat lima waktu di masjid, dan khususnya azan malam, hampir tidak pernah absen. Istikamahnya luar biasa," kata Rusdi saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (18/6/2025).

Rusdi bahkan memberikan julukan "Daim" kepada Setu, yang dalam bahasa Arab berarti orang yang terus-menerus atau konsisten.

Julukan itu diberikan sebagai bentuk doa supaya Setu selalu istikamah dalam memakmurkan masjid.

Terutama dalam menjalankan tugas azan malam yang cukup berat karena harus bangun di tengah malam.

“Panggilan Daim itu saya yang kasih. Biar jadi motivasi buat beliau, karena bangun tengah malam untuk azan bukan perkara mudah. Tapi, beliau jalani dengan ikhlas setiap hari,” ucap Rusdi.

Sebelum peristiwa yang menggemparkan itu terjadi, Setu datang ke masjid seperti biasa sekitar pukul 02.30 WIB, untuk bersih-bersih sebelum mengumandangkan azan. 

"Pak Setu datang ke masjid sekitar pukul 02.30 WIB. Sebelum azan, beliau biasa bersih-bersih dulu. Untuk adzan malam biasanya dimulai pukul 02.50 WIB," ungkap Rusdi.

Baca juga: Tambang di Cirebon Kembali Longsor, 2 Warga Setempat Tewas Tertimbun Longsoran Tambang Pasir

Menurut Rusdi, Setu sering melepas bajunya saat membersihkan masjid dan juga saat azan malam karena sudah menjadi kebiasaan.

Namun, saat azan berlangsung dan tiba pada lafaz "ash-shalaatu khairun minan naum” kedua, suaranya tiba-tiba terhenti dan tubuhnya ambruk di dalam masjid.

"Azan berkumandang sampai lafaz ‘ash-shalaatu khairun minan naum’ yang kedua, lalu beliau terjatuh," jelasnya.

Rusdi menambahkan, selama ini Setu tidak memiliki riwayat penyakit serius. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan